Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Pengantin Pesanan
Zahira merasa puas melihat ibu tiri dan saudara tirinya pergi dengan wajah kesal. Akhirnya dia berhasil menggagalkan rencana perjodohan yang sedang disusun oleh ibu tirinya. Namun dia juga tidak ingin cepat puas atas apa yang dicapainya. Karena sewaktu-waktu mereka bisa saja membalasnya secara licik.
Sementara Megan dan Madam Yuri bersama timnya juga sudah pergi setelah mereka memberikan selamat kepada Zahira dan Louis atas pernikahannya. Mereka berhasil mempertemukan jodoh orang tidak saling mengenal itu hingga resmi menjadi pasangan suami istri.
Tidak hanya itu, mereka sengaja buru-buru pergi tanpa ingin menghadiri ajakan dari Zahira yang mengundangnya untuk makan siang bersama di restoran sebagai bentuk perayaan atas pernikahannya.
"Oh astaga, maaf. Aku tidak sengaja menyentuhmu. Tadi itu, hanya sandiwara" ucap Zahira tersenyum kecut dan baru sadar atas perbuatannya. Dia segera melepaskan rangkulannya di tangan Louis yang sedari tadi bersemayam di lengan kekar Louis. Sedangkan Louis hanya diam tanpa ekspresi.
"Nyonya, tuan Louis ingin pulang" ucap Sean setelah mendapatkan kode dari tuan mudanya dan dia sudah hapal betul kode seperti itu.
Sean berharap tuan muda nya jatuh cinta pada nona Zahira, mengingat nona Zahira kelihatan baik dan juga ramah serta satu lagi nilai plusnya cantik
"Aahh iya, baik. Sudah pasti aku akan pulang bersama kalian" ucap Zahira dengan senyum dipaksakan.
Zahira, sekarang waktunya kamu pulang bersama suami Tarzan mu. Batin Zahira yang menyebut suaminya Tarzan.
Zahira dan Louis berjalan bersama-sama keluar dari kantor pencatatan sipil. Pasangan suami istri itu merasa belum bisa mempercayai bahwa dirinya sudah resmi menikah.
Tampak Sean sudah menunggu tuan mudanya di parkiran. Saat melihat kedatangan mereka, dia bergerak cepat membukakan pintu mobil untuk tuan dan Nyonya muda nya.
Zahira bergegas masuk ke dalam mobil tanpa banyak bicara, karena saat ini perasaannya campur aduk, antara sedih, senang, kesal, marah semuanya menyatu. Lalu disusul Louis ikut masuk ke dalam mobil dan duduk tepat di sampingnya.
Zahira hanya mampu melamun menatap keluar jendela. Tak pernah terpikirkan olehnya untuk menikah dengan cara seperti ini. Apakah dia menyesal sekarang karena pasangannya tidak sesuai dengan ekspektasinya yang begitu tinggi dan malah dipertemukan dengan pria gondrong yang mirip Tarzan.
Huh.. inilah takdirku. Batin Zahira sambil menghembuskan nafas kasar.
Diam-diam Louis memperhatikan wanita disampingnya yang sudah sah menjadi istrinya. Sean yang fokus mengemudi tampak tersenyum tipis melihat tingkah tuan mudanya lewat kaca mobil.
"Tuan, apa anda ingin mampir ke restoran atau langsung pulang ke mansion?" Tanya Sean mencoba mencairkan suasana yang terasa sepi di dalam mobil.
Louis tampak berpikir, dia lalu melirik Zahira yang terus memandang keluar jendela, hingga dia buka suara.
"Langsung pulang ke mansion" ucap Louis dengan santainya.
"Baik tuan" ucap Sean dan kembali fokus mengemudi.
Hingga tak terasa mobil yang membawa mereka tiba di kediaman Louis yang berada di dalam hutan. Para penjaga segera menghampiri mobil tuannya. Sean lalu membukakan pintu mobil untuk pasangan suami istri itu.
Louis bergegas turun dari mobil. Sedangkan Zahira masih enggan untuk turun dari mobil, karena sibuk mengirimkan pesan pada sekretarisnya untuk menyelidiki Louis, pria yang sudah sah menjadi suaminya.
Karena sebelumnya Zahira tidak mengetahui nama ataupun identitas lengkap pria yang akan memesannya. Sekarang dia pun akan beraksi menyelidiki sosok pria bernama lengkap Louis Abraham Smith.
Sedangkan Louis sendiri sudah mengetahui identitas aslinya sebelum menikah. Namun Louis begitu ceroboh tanpa melihat terlebih dahulu foto-foto Zahira dalam dokumen yang disiapkan Sean untuknya. Makanya dia terkejut melihat wajah asli Zahira saat pertama kali bertemu.
"Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia memilih tinggal di dalam hutan?" gumam Zahira bertanya-tanya pada dirinya sendiri saat melihat disekelilingnya setelah turun dari mobil.
Zahira merasa heran melihat sebuah mansion mewah berdiri kokoh di dalam hutan. Bahkan terlihat banyak penjaga berwajah garang yang tampak berjaga-jaga. Siapakah sosok pria yang menikahinya? Pikirnya.
Ya ampun Zahira namanya juga tarzan, makanya dia tinggal di dalam hutan. Batin Zahira tersenyum dalam hati.
Para penjaga mendekat dan mereka semua menundukkan kepalanya melihat tuan mudanya kembali. Zahira yang berdiri di samping Louis mengerutkan keningnya melihat mereka semua memberi hormat pada Louis.
"Dengar, tuan Louis baru saja menikah. Wanita disampingnya adalah istrinya. Jadi kalian semua harus patuh kepada Nona Zahira. Apa kalian dengar!" ucap Sean memberitahu mereka.
"Ya, kami siap melayani dan melindungi tuan muda dan nona muda" ucap mereka dengan kompaknya.
"Bagus, kalian kembali bekerja" ucap Sean menyuruh mereka bubar.
"Apa mereka semua preman?" tanya Zahira.
"Bukan, mereka bekerja disini" jawab Louis cepat.
Kemudian Louis berjalan terlebih dahulu memasuki mansion.
"Lalu mengapa mereka semua berwajah garang?" ucap Zahira tidak setuju jawaban dari Louis.
"Nona Zahira, mereka semua pekerja pilihan yang dipilih langsung oleh tuan Louis" sahut Sean lalu bergerak menyusul tuan mudanya.
"Hei tunggu, kenapa kalian meninggalkan aku" omel Zahira dan berlari kecil mengikuti mereka.
Zahira menghembuskan nafas dengan kasar saat berada di ruang tamu. Dia duduk selonjoran sambil menyandarkan punggungnya di sandaran kursi tanpa memakai heels nya.
Sementara Louis terus memperhatikan tingkahnya sambil bertopang dagu.
"Apa kamu menyesal menikah denganku?" tanya Louis dengan suara penuh penekanan.
"Tidak, aku tak pernah menyesal dengan apa yang kulakukan" jawab Zahira dengan santainya, seolah dirinya nyonya di rumah itu.
Dengan hati-hati Sean meletakkan dua map hitam di atas meja yang berisi kontrak pernikahan mereka.
"Bagus, ini surat perjanjian kontrak pernikahan kita dan hanya berlaku selama dua tahun. Terdapat beberapa poin penting di dalamnya, namun poin ketiga mengharuskan mu untuk tinggal disini selama dua tahun tanpa keluar rumah. Kamu boleh keluar rumah atas izinkan atau keluar bersamaku" ucap Louis dingin dengan sorot mata tajam.
"Apa! Kamu gila ya! Aku ini seorang wanita karir. Tidak mungkin aku terus berada di rumahmu seperti orang yang terkurung, aku bukan burung dalam sangkar" protes Zahira sambil bangkit dari duduknya bahkan kontrak pernikahan mereka sudah digenggam nya tanpa membacanya terlebih dahulu.
"Aku sudah membeli mu nona Zahira, jadi turuti semua perintahku!" ucap Louis dengan tegasnya dan tak ingin dibantah.
"Ya, aku tahu bahwa kamu sudah membeli ku tuan muda Louis, tapi tidak seharusnya kamu berbuat semena-mena terhadapku." ucap Zahira sambil mengepalkan tangannya. "Oh, apa ini tujuanmu membeli ku untuk mengurungku disini hah?" tambahnya dengan wajah marah.
Louis tidak menggubris ucapannya, membuat Zahira begitu geram ingin menarik rambut gondrongnya.
"Sean, urus dia!" ucap Louis dengan tatapan dingin lalu bangkit dari duduknya.
"Hei jawab aku!" teriak Zahira dan Louis tampak cuek meladeninya.
"Tenang nona, ini bisa di bicarakan....."
Sean tidak melanjutkan ucapannya, matanya membola melihat sebuah heels sudah melayang di punggung tuan muda nya dan..
Bughh...
Sepatu Heels berukuran 15 centi mendarat sempurna tepat dipunggung tuan muda nya. Louis berbalik badan lalu berjongkok mengambil sepatu Heels Zahira.
"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, asalkan kamu tidak keluar dari rumah ini" ucap Louis lalu meletakkan sepatu Zahira di atas meja. Zahira mengepalkan tangannya dengan penuh amarah.
"Sean, bacakan surat perjanjiannya dengan baik, buat dia paham" ucap Louis sebelum menaiki anak tangga menuju lantai dua dimana kamarnya berada.
"Dasar Tarzan gila!" teriak Zahira dengan kesalnya dan Louis hanya menyeringai mendengar teriakannya.
Bersambung....