Aku Bukan Pelakor

Hari ini adalah hari yang di tunggu tunggu oleh Alex, dimana di adakan pesta pernikahannya dengan sangat mewah di hotel bintang lima, dan pesta tersebut sengaja di siarkan lansung lewat media oleh Alex dan keluarganya, di gadang gadangkan pernikahan Alex dan Arimbi adalah pesta pernikahan paling waw... Di tahun ini.

Dan Alex sendiri sudah tidak sabar bertemu dengan sang istri, semenjak istri cantiknya di bawa kabur oleh tante Yuna, baru hari ini Alex akan bertemu dengan sang istri, membuat Alex uring uringan selama dua hari.

"Sudah, nanti juga bakal datang istri loe, ngak usah melihat ke tangga mulu, nanti patah leher loe," kekeh Ikhsan melihat tingkah Alex yang tidak sabaran itu.

"Ck... Kau ngak tau gimana rasanya di paksa berpisah saat sayang sayangnya." kesal Alex.

Semua temannya terkekeh mendengar kekesalan Alex tersebut, tidak menyangka laki laki dingin, yang tidak pernah mengenal cinta dan tidak suka dekat dengan wanita selain keluarganya itu, sekali jatuh cinta, lansung bucin parah.

Sementara di tempat berbeda beda, banyak muka muka syok dan tidak percaya dengan pernikahan Alex dan Arimbi, bagaimana tidak, semua televisi menyiarkan lansung pesta pernikahan itu.

[ Pemirsa. kami menyiarkan lansung pesta pernikahan, anak pemilik perusahaan AHM grup yaitu, Alexio Prananta dengan seorang Dokter bedah umum berbakat dari rumah sakit Wijaya kusuma dan juga adik angkat, sekaligus kepercayaan Tuan Alvaro Pemilik Restoran pelangi, pemilik supermarket ternama di negara ini, yang menyamar sebagai pelayan restoran, dia adalah Arimbi Saquela, yang di gadang gadangkan adalah pesta pernikahan termewah di abad ini ].

Brak....

"Aagggkkk..... Tidak mungkin! ini tidak mungkin, bagaimana anak pungut itu seorang dokter, dia hanya seorang pelayan restoran, dia hanya babu, bagaimana bisa dia seorang dokter, ini tidak mungkin!" teriak Bella, saat tangannya mengutak atik hpnya dan melihat peberitaan itu, dan bukan dia saja, di ruang tamu, tidak kalah syoknya sang suami, mama dana adik adik ipar Bella tidak kalah syok melihat siaran lansung di televisi tersebut, bagaimana tidak, Arimbi hanya mengaku dirinya hanya seorang pelayan, namun nyatanya dia adalah seorang dokter ternama.

"A-arimbi..." syok Bian melihat wajah sang matan yang cantik bak barbie hidup, yang bersanding mesra dengan Ceo muda di atas pelaminan, dan senyum tidak luntur dari sepasang pengantin itu.

"Kak Arimbi cantik banget, pantas lah bersanding sama Ceo, apa lagi dia bukan orang kaleng kaleng ternyata, walau begitu dia ramah dan tidak pernah memandang rendah kita, sayang sakali tidak jadi kakak ipar kita." sindir Dion.

"Serasi ya ma, kak Arimbi sama suaminya." ujar Dandi tak kalah berbinar melihat orang yang pernah dekat dan pernah bercanda ria dengan dirinya itu.

"Huum, cantik banget, semoga dia bahagia bersama suaminya." ujar sang mama tak kalah bahagia menatap mantan menantunya itu, bukan kenapa sang mama tidak kaget, karena sebelumnya Arimbi sudah mengabarkan kepadanya, klau hari ini dia akan melangsungkan pesta pernikahannya, dan dia juga bilang klau pesta pernikahannya akan di siarkan lansung melalui media masa, tentu saja sang mantan mertua bahagia, walau ada sedikit sakit, mendengar mantan calon menantu idaman nya itu sudah menikah dengan orang lain, namun apa daya, semua karena kesalahan sang anak, dia hanya bisa memberi do'a kepada Arimbi agar rumah tangganya selalu bahagia.

"Kok, kalian malah mendo'akan mereka sih, bukannya marah." kesal Bian tidak terima.

"Loh, salahnya apa, kami mendo'akan kak Arimbi, wajar dong kami ingin dia bahagia, dengan pernikahannya, kan itu keinginan abang, untuk menjebaknya menikah dengan laki laki lain, agar abang bisa menikah dengan istri orang." cibir Dion, dia tau apa yang terjadi sebenarnya, karena sudah melihat vidio yang beredar waktu itu.

"I-itu salah dia sendiri, kenapa ngak jujur sama karirnya, sehingga abang mencari pengganti dia, itu wajar kali, klau abang seorang manager ingin mendapat istri yang sepadan sama abang." gagap Bian berkilah.

"Nah, kan. Abang sudah jawab pertanyaan abang sendiri, bearti kak Arimbi tidak sepadan dengan abang, karena dia seorang dokter bedah umum ternama, paling muda pula, di rumah sakit terkenal pula, kepercayaan Tuan Alvaro yang kaya raya, jadi. Dia tidak pantas dengan abang yang hanya seorang manager, dia pantasnya, hanya bersanding dengan Ceo." cibir Dandi.

"Loe....!" kesal Bian yang tidak bisa berkata kata lagi dengan ucapan sang adik.

Prang...

Prang...

Mereka yang di luar kaget, mendengar bunyi barang jatuh dan pecah dari arah kamar Bian.

"Bella..." pekik Bian lari terburu buru ke kamarnya.

"Alah, paling lagi syok, melihat pernikahan kak Arimbi dan syok mendengar siapa kak Arimbi sebenarnya, di tambah makin syok, ternya mantan suami yang dia buang, orang kaya raya, ." cibir Dion terkekeh.

"Begitulah, klau di hati hanya ada sifat iri dengki, jadinya bukan untung malah buntung." tambah Dandi.

"Sudah sudah, ayo kita lihat ke sana!" ujar sang mama.

"Malas deh ma, mending lihat kak Arimbi deh." keluh Dion.

"Ngak boleh gitu, dia kakak ipar kalian loh, klau terluka gimana?" ujar sang mama.

"Biarin aja sih, luka tinggal di obatin, mati tingal di kubur, gitu aja kok repot." ujar Dandi santui.

Puk...

"Awwsss.... Sakit mama." keluh Dandi, karena di pukul sang mama.

"Lagian kamu ini, klau ngomong suka bener." kekeh Dion.

"Dion..." pekik Sang mama mendelik tidak suka sama anaknya itu.

"Hehhe... Maaf ma" kekeh Dion, mengikuti sang mama berjalan ke arah kamar Bian.

"Kamu kenapa sih Bell?" tanya Bian melihat kamarnya yang sudah tidak layak di katakan kamar lagi, karena sudah di obrak abrik oleh Bella.

"Aku ngak terima! anak pungut itu menikah sama Alex, dan aku ngak suka mendengar beritanya, kenapa dia bisa jadi dokter, kenapa di jadi kepercayaan Alvaro, dan kenapa dia bisa pesta semewah itu! aku ngak terima!" pekik Bella.

Dion dan Dandi hanya memutar mata malas mendengar kekesalan Bella itu, Bu Nurin hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan Bella itu, istri macam apa yang di pilih sama anaknya, kenapa bisa melepas gadis baik demi wanita macam ini, anaknya benar benar di buat buta sama Bella, walau tanpa Arimbi jadi dokter pun, Bu Nurin lebih suka menantunya itu adalah Arimbi.

Bersambung....