NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Achassia sampai tidak sadar jika sudah sampai di depan sekolahnya. Gadis itu buru-buru masuk ke dalam karena ia melihat ada dua orang yang mengikutinya dan ia yakin dua orang itu adalah bagian dari orang-orang yang mengawasinya dan Isvara tadi, tapi kenapa mereka harus mengejarnya sampai ke sekolah.

Walaupun orang-orang itu berjarak cukup jauh, tetap saja ia merasa tidak tenang. Achassia masih terus berlari bahkan saat sudah berada di dalam sekolah, gadis itu sampai tidak menyadari jika tudung Hoodie-nya terlepas, membuatnya jadi pusat perhatian karena ini pertama kalinya murid misterius dan aneh itu membuka tudung Hoodie-nya. Susana kelasnya sudah ramai saat ia datang. Tatapan aneh yang biasa di berikan oleh teman-teman sekelasnya kini berubah menjadi tatapan terkejut karena penampilannya. Achassia belum menyadarinya dan langsung pergi ke bangkunya yang terletak di belakang bangku kedua sahabatnya.

Valea Kaluna. Gadis manis yang selalu ceria, sayangnya ia juga sangat polos, gampang di tindas dan mudah di bodohi. Awal mula ia bisa berteman dengan Achassia karena dulu ia pernah di bully habis-habisan di toilet. Kala itu keberuntungan masih berpihak pada Kaluna karena betulan Achassia datang ke toilet. Awalnya Kaluna kira, Achassia tidak akan membantunya karena gadis itu sama sekali tidak memperhatikannya. Tapi dugaannya salah, tanpa di duga Achassia melemparkan Dart Arrow atau bisa di sebut jarum anak panah lempar.

Suasana toilet yang tadinya berisik karena suara tangisan dan teriakan Kaluna tiba-tiba menjadi sunyi setelah Achassia melemparkan Dart Arrow yang selalu ia bawa di saku Hoodie-nya.

Bagaimana tidak? Jarum panah itu menancap di pintu toilet tepat di samping kepala salah satu murid yang membully Kaluna. Entah apa yang terjadi jika sampai jarum itu benar-benar mengenai kepalanya, murid itu berbicara dalam hatinya. Tanpa banyak bicara 5 orang murid yang membully Kaluna itu langsung melarikan diri dari toilet dan menyisakan Kaluna sendiri. Siapa yang tidak tau Achassia? Rumor tentang gadis misterius, aneh dan jarang berbicara yang selalu bersembunyi di balik tudung Hoodie-nya? Rumor itu sudah tersebar luas di seluruh sekolah, hanya saja tidak ada yang tertarik untuk mencari tau tentang Achassia.

Sejak saat itu Kaluna selalu mengikuti kemanapun Achassia pergi dan selalu menawarkan pertemanan pada gadis misterius yang sayangnya terlihat sangat keren di matanya. Bahkan sahabat Kaluna merasa lelah dengan tingkahnya karena selalu mengikuti Achassia dan mengatakan jika ingin berteman dengan gadis aneh itu.

Aranya Gistara. Gadis ini cukup populer di sekolah ini karena sering mewakili sekolah untuk mengikuti lomba taekwondo. Dia adalah sahabat Kaluna, awalnya ia tidak menyukai Achassia karena gadis itu sangat misterius dan mungkin saja bisa membahayakan, jadi ia melarang Kaluna untuk berteman dengan gadis aneh itu, tapi karena Kaluna bilang jika Achassia sudah menolongnya saat ia di bully membuat Anya mengurungkan niatnya.

Jadilah saat ini mereka bertiga menjadi sahabat. Hanya Kaluna, Aranya dan beberapa guru yang sudah melihat wajahnya, selain itu tidak ada lagi yang mengetahui bagaimana rupa wajahnya dengan jelas karena ia selalu menutupinya dengan tudung Hoodie.

Di balik tudung Hoodie itu tersembunyi wajah cantik dengan mata hazel serta bulu mata panjang dan lentik yang terlihat sangat indah. Rambut panjang dan bergelombang berwarna coklat terang asli turunan dari sang Nenek. Juga gigi kelinci yang tampak manis jika tersenyum, sayangnya hanya Mama-nya yang bisa melihat senyum manis itu. Bahkan kedua sahabatnya hanya bisa melihat senyum tipis atau senyum miring dari gadis itu

Sudah sejak satu tahun yang lalu Achassia mendapatkan tatapan aneh dari semua orang, tapi gadis itu sama sekali tidak pernah memperdulikannya. Yang terpenting baginya adalah guru-guru di sini sama sekali tidak mempermasalahkan penampilannya dan juga kedua sahabatnya yang masih mau berteman dengannya.

Achassia langsung pergi ke bangkunya begitu ia sampai tanpa mempedulikan tatapan aneh dari mereka. Gadis itu duduk di bangku paling belakang dan kedua sahabatnya ada duduk di depan bangkunya.

"Tumben banget pala Lo di buka?" Tanya Anya membuat Acha langsung memegang kepalanya dan benar saja tudung Hoodie-nya terlepas. Gadis itu langsung membenarkan lagi tudung Hoodie-nya.

"Acha telat ya?" Tanya Luna yang hanya di balas gelengan oleh gadis itu.

"Lo habis di kejar setan? Napas Lo sampe putus-putus gitu?" Anya merasa heran karena Acha terlihat sangat kacau. Sedangkan yang di tanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Acha, tumben pake masker?" Tanya Luna dan gadis itu kembali menggelengkan kepalanya.

"Terus kenapa Hoodie-nya di lepas?" tanya Luna lagi.

"Kena angin kali." Balas Acha sekenanya dengan nafas yang belum teratur.

"Tapi lebih bagus gitu loh. Acha kan cantik, jadi kenapa harus di tutupin?

Achassia hanya bisa menghela nafas karena Luna terus menanyakan hal itu berulang-ulang. Sedangkan Anya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kedua sahabatnya, yang satu sangat malas bicara dan satunya lagi banyak bicara dan tidak bisa diam.

"Nanti kalau Acha nggak nutupin mukanya lagi, terus banyak yang suka bisa-bisa Acha di rebut sama orang Lun. Emang Lo mau?" Seperti biasa Anya akan membodohi Luna lagi dengan omong kosongnya.

"Nanti Luna nggak bisa temenan sama Acha lagi dong?" Tanya Luna polos.

Anya menganggukkan kepalanya. "Iya, mangkanya jangan nanya itu mulu." Ucapnya.

"Oke, Luna nggak akan nanyain itu lagi. Tapi janji ya Acha harus tetep jadi temen Luna sama Anya." Dengan polosnya Luna percaya saja dengan apa yang di katakan oleh Anya.

"Stupid." Ucap Acha tersenyum tipis di balik tudung Hoodie-nya.

Sedangkan Anya sudah tertawa karena ucapan Acha yang mengatai Luna bodoh dan juga karena ia berhasil membodohi Luna. Sampai teman sekelasnya menatap aneh pada Anya yang masih tertawa dengan keras.

"Anya gila ya? Atau kerasukan Mbak Kunti? Kok ketawa mulu dari tadi." Tanya Luna menatap ngeri kearah Anya.

"Gue, gila?" Tanya Anya menunjuk dirinya sendiri. Luna mengangguk menjawab pertanyaannya.

"Gue waras. Lo aja yang pea." Lanjut Anya semakin tertawa keras.

"Lo berdua gila." Maki Acha. Bisa-bisanya ia memiliki sahabat seperti ini.

Untung saja guru sudah datang, membuatnya merasa lega karena tidak harus mendengarkan obrolan tidak jelas dari kedua sahabat gilanya itu.

2 jam berlalu, saat ini sudah waktunya pergantian jam untuk pelajaran selanjutnya. Gurunya juga sudah datang, semua murid di kelas ini fokus mendengarkan guru kecuali Acha yang sudah tertidur pulas sejak beberapa menit yang lalu.

Itu sudah menjadi hal biasa untuknya, guru-guru yang mengajar, juga sama sekali tidak keberatan dan membiarkannya, karena meskipun gadis itu tertidur ia selalu mendapatkan peringkat satu. Bahkan semua nilainya selalu sempurna. Penampilannya juga sama sekali tidak pernah di permasalahkan. Mungkin karena ia pintar, membuatnya tampak di bebaskan oleh guru.

Bel istirahat berbunyi, guru yang mengajar di kelas bergegas membereskan barang-barangnya dan segera keluar dari kelas agar para murid bisa istirahat.

"Ke kantin yuk." Ajak Luna dengan semangat. Anya hanya mengangguk saja.

"Lah ni bocah malah tidur." Ucap Anya saat berbalik dan melihat Acha yang tertidur entah sejak kapan.

"Acha, ayo ke kantin." Luna mencolek bahu Acha berulang kali untuk membangunkan gadis itu.

"Ohh iya lupa, kan Acha nggak pernah ke kantin." Tiba-tiba Luna menjadi sedih saat teringat jika Achassia tidak pernah ke kantin selama sekolah di sini.

"Yaudah sama gue aja kaya biasa." Anya berusaha menghibur Luna.

Tanpa mengatakan apapun, Acha berjalan lebih dulu, tapi ia merasa tidak ada pergerakan dari kedua sahabatnya. Ia membalikkan badannya untuk melihat mereka yang ternyata masih duduk diam.

"Ayo." Ajak Acha membuat Luna dan Anya menatapnya tidak mengerti.

"Kemana?" Tanya Luna polos.

"Kantin." Balas Acha malas.

"Beneran? Yeay, akhirnya Acha mau ke kantin bareng-bareng." Heboh Luna yang sudah nemplok memeluk Acha.

"Beneran gapapa, Ca?" Anya khawatir jika Acha akan merasa keberatan.

"Hmm." Gumam Acha, setelah itu kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi ke kantin.

Kedua sahabatnya segera menyusul dan berjalan beriringan. Sepanjang jalan banyak yang menatap heran karena sebelumnya murid aneh ini tidak pernah berkeliaran saat jam istirahat, tapi kali ini gadis aneh itu membuat heboh karena untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di kantin.

Selain tatapan aneh, ada beberapa murid yang membicarakannya tentang dia yang hampir melukai kepala salah satu murid dengan dart arrow yang selalu ia bawa di saku Hoodie-nya saat masih kelas satu. Saat mereka bertiga lewat, semua orang menggeser posisi seolah memberikan jalan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!