Disarankan untuk membaca novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2.
Dila yang di besarkan dari keluarga paling kaya no dua di dunia, selalu di jaga ketat oleh sang Daddy. Membuat Dila menjadi sosok gadis yang culun, dengan tampilan khas kacamata besar, rambut di kepang dua, dan selalu memakai pakaian yang longgar. Selain penampilannya yang culun, Dila juga seorang gadis yang sangat ceroboh.
Dibalik tampilannya yang culun, Dila adalah gadis yang sangat cantik dan pintar. Membuatnya di terima bekerja sebagai sekertaris di perusahaan terkenal di Inggris.
Di perusahaan itulah Dila bertemu dengan atasannya yang tampan dan gagah yang di juluki Mr Perfect yang ternyata sudah memiliki seorang putri yang sama angkuhnya! Bagaimana kehidupan gadis culun dan ceroboh ketika bertemu dengan seorang pria yang perfect? Yuk baca ceritanya😍
Cerita ini seri ke 3 dari Novel sebelumnya yang berjudul Menikahi jd yg ke 2 dan Mr Arrogant. selamat membaca🥰🥰🥰
Ig : mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8
Perusahaan Greenerg.
Dila yang berjalan hendak memasuki kantornya, melihat ada seorang anak perempuan kecil yang sangat cantik berdiri seorang diri.
"Hi, anak manis!" sapa Dila dengan berjongkok mensejajarkan dirinya dengan gadis kecil itu.
Gadis kecil itu menatap Dila dengan tatapan aneh, dan terdiam tidak menjawab sama sekali sapaan dari Dila.
"Sorot matanya penuh dengan kesombongan seperti.... " gumam Dila dalam hati. "Mommy mu dimana sayang?" tanya Dila hendak mengelus pipi gadis mungil itu yang diperkirakan berusia hampir lima tahun lebih.
"Don't touch me," bentak gadis kecil itu.
Dila merasa terkejut dengan ucapan gadis kecil yang berdiri didepannya. Gadis kecil itu tidak seperti anak kebanyakan, dia terlihat sangat arrogant.
"Ada apa Katie?" tanya Jack dari arah dalam gedung menghampiri Katie dan Dila.
Dila yang melihat Jack langsung berdiri dan tersenyum pada tangan kanan atasannya itu.
"Dia menggangguku?" jawab Katie dengan sorot mata tidak suka pada wanita aneh berkacamata tebal yang tadi menyapanya.
"Hai anak manis, kau itu sangat cantik. Tapi sayang kau itu sombong sekali," Dila mencubit pipi Katie dengan gemas. "Apa dia anakmu?" tanya Dila masih dengan tangan yang mencubit pipi Katie dengan gemas.
"Dia anak Tuan Aiden," jawab Jack.
"What?" pekik Dila dan langsung melepaskan cubitannya. Sementara Katie sudah menangis karena merasakan sakit pada pipinya. "Mampus aku," gumam Dila dalam hati.
"Kenapa kau menangis?" tanya sebuah suara yang sangat di hapal oleh Dila. Dan benar saja saat Dila membalikkan tubuhnya, Dila melihat Tuan Aiden yang sudah berdiri dibelakangnya dengan jarak lima langkah darinya.
"Daddy, tante ini menyakiti pipiku." Adu Katie pada Dad Aiden, dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.
"Aku tidak menyakitinya...! Aku hanya terlalu gemas padanya." Dila berusaha membela diri.
Aiden menatap pada Katie dan juga Dila secara bergantian, dan terbesit sebuah ide untuk mengerjai sekretarisnya yang jelek dan ceroboh itu.
"Karena kau sudah mengganggu putriku, maka sebagai hukumannya. Kau harus menjaga putriku seharian ini," perintah Aiden dengan tegas.
"What, menjaga anak kecil sombong ini?" ceplos Dila dan langsung mendapat tatapan tajam dari Aiden.
"Dad, aku tidak mau di jaga olehnya. Dia itu aneh," seru Katie masih dengan memeluk kaki Daddynya.
"Dia bilang aku aneh? wah benar-benar ngajak ribut." gumam Dila dalam hati menatap tajam pada Katie.
"Katie, kau sudah berjanji pada Dad untuk menuruti semua ucapan Daddy." Ucap Aiden dengan tegas, membuat Katie langsung menundukan kepalanya. Aiden pun langsung melangkahkan kakinya berjalan masuk kedalam Perusahaannya.
"Nona Dila, tugasmu hari ini hanyalah menjaga Nona Katie dengan baik." Ucap Jack dengan menatap Dila dan Katie secara bergantian, Jack yang tahu betul Katie anak yang seperti apa. Hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang, Katie adalah anak yang sangat sombong dan angkuh bahkan tidak bisa diatur oleh siapa pun kecuali Tuan Aiden dan Nyonya besar. Jack pun langsung berjalan menyusul Tuan Aiden, meninggalkan Dila bersama Katie.
"Ayo kita masuk anak manis," ucap Dila, dengan senyum terpaksa mengulurkan tangannya untuk menggandeng Katie.
Namun Katie langsung berjalan dengan cepat tidak memperdulikan uluran tangan Dila sama sekali.
"Oh god, anak ini sangat menyebalkan." Dila mencengkram lengannya sendiri.
Dila yang kini berada di dalam ruangannya menatap pada Katie yang sibuk dengan gadgetnya, Dila pun menatap kearah kaca kedalam ruangan Tuan Aiden yang terlihat sedang sangat sibuk.
"Ternyata Tuan Aiden sudah menikah dan memiliki seorang anak," gumam Dila dalam hati. "Siapa ya istri Tuan Aiden?" Dila terdiam sambil melamun.
"Nanny," panggil Katie pada Dila. Namun Dila tidak mendengarnya dan masih sibuk dalam lamunannya. Dengan kesal Katie berjalan kearah Dila.
"Nanny... !" teriak Katie dengan sangat keras hingga membuat Dila terkejut.
"Kenapa kau berteriak?" tanya Dila dengan gusar pada Katie, karena sudah membuat dirinya terkejut.
"Aku ingin makan, cepat ambilkan makananku!" perintah Katie dengan tidak sopan pada Dila.
Dila yang sudah terbiasa menghadapi seseorang yang sangat sombong, langsung menatap pada Katie dengan melepaskan kacamatanya.
"Anak manis, kalau kau mau meminta sesuatu pada orang yang lebih tua. Bicaralah dengan sopan!" ucap Dila dengan tatapan tajamnya.
"Aku sudah berbicara sopan, aku sudah memanggil mu tapi kau tidak mendengarnya." Katie merasa takut pada tatapan Dila. Ini pertama kalinya bagi Katie di perlakukan dengan keras dari seorang wanita yang berada di dekat Dad nya. Karena biasanya wanita yang mendekati Daddy Aiden akan memperlakukan dirinya seperti seorang putri raja.
"Memang tadi kau memanggilku apa?" tanya Dila semakin menatap tajam pada Katie.
"Nanny," ucap Katie yang berjalan mundur.
"What? kau panggil aku Nanny?" Dila langsung mengelus dadanya karena di sebut sebagai pengasuh anak.
"Anak manis, aku itu sekertaris Tuan Aiden bukan pengasuhmu." ucap Dila dengan menghela nafasnya. "Sudahlah kau mau makan apa?" tanya Dila mengenakan kembali kacamatanya. Dila merasa kasihan melihat Katie yang ketakutan padanya.
"Aku ingin makan chiken dari restaurant favoritku" jawab Katie, yang langsung duduk di kursinya.
"Oke kau tunggu disini," Dila hendak berjalan keluar ruangan. Namun langkahnya terhenti dan menatap tajam pada Katie. "Kalau kau sampai keluar dari ruangan ini," Dila menurunkan kacamatanya dan menatap tajam pada Katie.
"Aku tidak akan keluar dari ruangan," ucap Katie dengan cuek yang kembali sibuk dengan gadgetnya.
Tanpa Dila sadari sejak dari tadi Tuan Aiden menatap perlakuan Dila pada Katie dari ruangan yang hanya dibatasi oleh sebuah kaca. Rencana Aiden untuk membuat Dila susah gagal total, karena kini dirinya melihat Katie putrinya justru terlihat menurut pada Dila.
"Apa kau lihat Tuan? baru kali ini Katie patuh pada seseorang," ucap Jack membuyarkan tatapan Aiden.
"Cih, aku tidak perduli." Aiden kembali memeriksa berkasnya.
"Kalau anda tidak perduli, kenapa anda menatap Nona Dila dengan tatapan yang lama?"gumam Jack dalam hati. "Baru kali ini Jack melihat Tuan Aiden menatap pada wanita. Tentu saja selain istrinya yang sudah kabur itu," gumam Jack dalam hati dan menatap pada Katie. Gadis malang itu menjadi korban akibat perbuatan Nyonya Miranda."
"Tok... tok," pintu ruangan Aiden di ketuk.
Jack yang sudah tahu siapa yang mengetuk pintu ruangan tuannya langsung membukakan pintunya.
"Maaf menggangu Tuan, Nona Katie ingin makan chiken dari restaurant favoritnya. Dan aku tidak tahu dimana restaurant favoritnya?" tanya Dila dari jarak jauh menatap pada tuan Aiden yang masih sibuk dengan berkasnya.
"Belilah di restaurant The Golden Chippy, pesan menu Chicken Schnitzel." jawan Aiden tanpa menatap pada Dila.
"Baiklah," Dila berjalan keluar dari ruangan Tuan Aiden.
Setelah melihat Nona Dila keluar dari ruangan tuan Aiden, Jack langsung menatap pada tuannya dengan wajah bingung.
"Ada yang ingin kau tanyakan Jack?" seru Aiden.
"Tuan, bukankah makanan favorit Nona Katie adalah Chicken Steak With Potatos."
"Ya aku tahu, aku hanya ingin mengerjainya saja." ujar Aiden dengan tersenyum.
Jack yang melihat senyuman tuannya, merasa sangat bahagia. Karena sudah sangat lama tuannya itu tidak tersenyum, Jack merasa pilihannya untuk mempekerjakan Nona Dila adalah pilihan yang tepat. Karena terbukti baru dua hari kerja, Tuan Aiden sudah bisa tersenyum kembali. Walaupun senyumnya itu adalah senyuman licik.