Kisah seorang mahasiswi tingkat akhir yang cantik, pintar dan cuek dengan CEO tampan, dingin dan tegas namun prilakunya yang Absurd.
Alexandra Rose berusia 23 tahun merupakan anak yatim piatu yang berstatus sebagai mahasiswi tingkat akhir di Universitas ternama melalui jalur beasiswa dengan kepintarannya dan bekerja sebagai kasir di minimarket untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Dean Anderson berusia 30 tahun menjadi pria dingin setelah ditinggal menikah kekasih masa kecilnya Angela Cruz. Dean bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarga. Ayahnya memaksa Dean untuk segera menikah dan memberikan cucu sebagai generasi penerus keluarganya. Namun Dean tidak berkeinginan untuk menikah karena tidak mudah baginya dekat dengan wanita dan kebanyakan wanita yang mendekatinya hanya menginginkan kekayaannya.
Bagaimana serunya pertemuan antara Alex dan Dean, serta orang-orang baru yang membuat hidupnya berwarna. ikuti kisah selanjutnya. Happy reading... v(°∆°)v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Autumn Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Serumah
Mereka sampai di apartemen, Dean dan Alex langsung duduk di sofa.
"Aku buatkan kopi." Alex tau ini adalah hari yang melelahkan dan menguras energi, maka dari itu dia berinisiatif membuatkan kopi agar tubuh mereka relax kembali.
Mereka minum kopi dalam keadaan hening, sampai terdengar suara meringis dari Alex karena saat menyeruput kopi mengenai luka di sudut bibirnya akibat pukulan dari Diana.
Bukan karena Alex tidak bisa melawan Diana, melawan wanita sangat mudah baginya apalagi dia memiliki bela diri sabuk hitam. Hanya saja dia tidak mau akibat ulahnya seseorang masuk rumah sakit dan akan berbuntut panjang.
"Kamu terluka, aku ambilkan obat." ucap Dean
"Tidak usah, nanti aku obati sendiri." ucap Alex
"Kamu ini, bukannya bersyukur ada orang yang memperhatikan dan mengobati masih saja menolak." ucap Dean
"Bukan begitu, aku hanya tidak mau merepotkan orang lain." ucap Alex
"Tidak apa, hanya mengobati luka kecil, tidak merepotkan." ucap Dean
Dean mengobati luka di sudut bibir Alex dengan cotton bud, Alex meringis karena perih. Walau ditahan tetap jiwa kewanitaan nya muncul dan itu membuat Dean gemas.
"Lain kali jangan memendam masalah sendiri, saat kamu perlu bantuan cobalah minta tolong pada orang di sekitarmu. Selain Adele kamu punya aku juga. Apa salahnya jika orang peduli dan juga khawatir padamu." jelas Dean
"Semenjak orang tuaku meninggal, pamanku membuang ku ke panti asuhan karena dia merasa aku sebagai beban bagi keluarganya. Dia memutuskan kontak, karena berdasarkan informasi mereka menjadi imigran di Vietnam. Dari kecil aku terbiasa melakukan semua sendiri, di panti aku walau aku mendapatkan kasih sayang yang berlimpah dari ibu panti dan anak-anak di sana tapi karena aku yang paling besar, aku lah yang selalu ada dan membantu mereka." cerita Alex
"Terima kasih Dean,atas perhatian dan bantuan mu selama ini. Maaf aku merepotkanmu." ucap Alex lagi dengan wajah sendu karena terharu dengan pembelaan yang dilakukan Dean saat di mall tadi.
"Never mind Alex, jangan terlalu dipikirkan. Orang di sekeliling mu tidak semuanya jahat, pasti akan ada yang peduli dan sayang kepadamu. Jadi kau tidak perlu merasa sungkan jika ada yang menolongmu." ucap Dean
"Okey, thank you Dean." ucap Alex lagi.
"Berikan aku hadiah." ucap Dean mode absurdnya muncul.
"Hadiah apa yang kamu mau? Jangan yang mahal-mahal." ucap Alex
"Tidak perlu beli dan juga repot. Hadiahnya pun sekarang ada di depan mata." ucap Dean
"Apa?" tanya Alex
"Pejamkan matamu!" ucap Dean
Alex memejamkan matanya dan, Cup Cup Cup....
Dean mengecup bibir Alex, saat Alex membuka mata. Dean memegang tengkuknya dan ******* habis bibir Alex. Dahi mereka bertemu, saling menghirup nafas. Mereka pun tersenyum.
"Itu cukup menjadi hadiah buatku." ucap Dean sambil melanjutkan meminum kopi uang sekarang sudah cukup hangat untuk dinikmati.
Alex selalu tidak bisa berkata-kata jika hal seperti ini terjadi. Namun keberaniannya tiba-tiba mendorongnya untuk bertanya, "Apakah kamu menyukaiku Dean? Kenapa kamu selalu menciumku layaknya aku ini kekasihmu." tanya Alex
"Ya aku menyukaimu Alex, setiap melihat bibirmu aku selalu ingin mencicipinya. Aku menyukaimu, karena jika aku tidak menyukaimu tidak mungkin kita menjadi teman serumah seperti ini." jawab Dean.
"Teman serumah? Jadi aku bagimu hanya teman serumah?" tanya Alex lagi.
"Tentu saja tidak, kamu kan asisten pribadiku, bahkan mulai besok kamu aku jadikan sekretaris. Sekertaris ku yang lama sudah ku pecat." jawab Dean
"Apa? Sekretaris? Kenapa?" tanya Alex, dalam hatinya sudah bergemuruh kecewa dengan jawaban Dean, ternyata selama ini aku hanya dianggapnya seperti itu, tidak lebih.
"Sekretaris ku yang lama, selalu berusaha menggodaku, i hate her. Aku tidak suka wanita yang suka menggoda, aku lebih suka wanita yang sama sekali tidak tertarik padaku dan akulah yang menggodanya. Seperti mu, aku tahu kamu tidak menyukaiku, jadi aku suka menggoda mu." Dean menjelaskan dengan panjang lebar, namun ada sedikit rasa tidak nyaman dalam hatinya saat melihat Alex kecewa dengan jawabannya.
Entahlah, setelah ditinggal Angela menikah, Dean sudah tidak berkeinginan untuk menjalin hubungan dengan wanita manapun. Walau dia tertarik pada Alex secara naluriah kelelakiannya, namun dia masih memiliki perasaan trauma takut ditinggalkan kembali apalagi jika dia terlanjur jatuh cinta pada wanita di depannya ini.
Namun jujur, Dean sudah memiliki perasaan nyaman dengan Alex, dia hanya berharap Alex selalu ada di sisinya walau tidak dengan status yang pasti.
"Biar aku yang cuci gelasnya. Kau pergilah untuk mandi." ucap Alex mengalihkan pembicaraan agar keadaan canggung ini berakhir.
Dean pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri, tubuhnya terasa lengket karena setelah berolahraga langsung membereskan masalah yang terjadi antara Alex dan Diana.
Dean membasahi seluruh tubuhnya di bawah kucuran shower, pikirannya berkecamuk memikirkan perkataannya tadi pada Alex. Ada sedikit rasa takut, jika Alex akan membencinya setelah mendengar ucapannya tadi.
'Apakah dia jatuh cinta pada ku? Jika hal itu terjadi maka hubungan kami sekarang akan menjadi Boomerang karena aku tidak mungkin berada di dekat orang yang jatuh cinta padaku, pasti dia akan sakit hati. Aku harus melakukan sesuatu.' batin Dean
Selesai membersihkan diri, Dean menuju ruang kerjanya di apartemen itu dan mengetik sesuatu yang nanti akan diberikannya pada Alex.
Tok tok tok...
"Alexandra, can i talk to you?" tanya Dean di balik pintu.
Tidak lama terbukalah pintu kamar Alex, "Ada apa?" tanya Alex kembali karena dia baru saja akan memejamkan matanya karena lelah.
"Bisakah kamu ikut aku ke ruang kerjaku, ada sesuatu hal penting yang mau aku bicarakan denganmu." ucap Dean
Di ruang kerja, Dean menyerahkan selembar kertas yang sudah diketik olehnya untuk dibaca oleh Alex.
"Apa ini?" tanya Alex
"Bacalah baik-baik. Ini surat kontrak untukmu. Aku ingin memperjelas kontrak kita, agar kita berdua tida ada yang dirugikan bahkan kontrak ini menguntungkan bagi kita berdua." ucap Dean
...Surat Perjanjian Kontrak Kerja...
Pihak Pertama : Dean Anderson
Pihak Kedua : Alexandra Rose
Berdasarkan surat perjanjian ini Pihak Kedua akan mematuhi segala sesuatu yang diminta oleh Pihak Pertama tanpa terkecuali. Namun tidak ada phisycal touch, kecuali mendesak dan memang dibutuhkan.
Pihak kedua akan mendapatkan:
Penghasilan perbulan 3x lipat dari gaji
Apartemen yang ditinggali sekarang bebas digunakan dan sampai kontak berakhir apartemen ini akan menjadi milik Pihak Kedua
Jika ada lembur di luar jam kerja, maka Pihak Kedua akan mendapatkan bonus tambahan
Pihak kedua tidak boleh menggoda ataupun jatuh cinta kepada pihak pertama
Kontrak ini berlaku selama 1 tahun
Salah satu pihak berhak mengakhiri kontrak jika salah satu pihak memutuskan menikah dengan orang di luar kontrak. Namun hak Pihak Kedua tetap diberikan.
...****************...