Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung
Adelia, termenung di dapur. Mengingat kembali tentang bi Jum,dia merasakan kehangatan dari sosok seorang ibu. Sudah 4 hari kepergian bi Jum,masih sama seperti hari-hari yang lalu. Dia seringkali melamun dan mengingat kebersamaan beliau.
"Apa kamu yang bernama, Adelia?". Ucap seorang pria di belakangnya. Sudah beberapa kali mengucapkan salam, tetapi tak kunjung di jawab Adelia.
Adelia, langsung membalikkan badannya dan berhadapan dengan pria berbadan tubuh besar. Ketika ada seseorang, menyentuh lengannya dan membuyar lamunannya. Warna kulit sawo matang, hidung mancung, sorotan mata tajam. "Iy-iya". Jawabnya pelan, menunduk kepalanya.
"Pasti kamu sudah membaca surat wasiat terakhir bu Jum, kan?". Tanya pria itu, dengan tegas. Pria itu,mulai menjauhkan diri dari Adelia.
"Ii-iya, aku sudah tau". Jawab Adelia,meremas tangannya. Apakah dia, keponakan bi Jum? Astaga,aku baru melihatnya kemarin di pemakaman bi Jum.
"Panggil saja Bimo, selesai masa iddah mu. Secepatnya kita akan menikah,". Kata Bimo, dengan lantang.
"Menikah! Aku tidak bisa,". Adelia, langsung menolaknya. Bagaimana mungkin,dia menikah dengan pria yang tidak dikenal? Apa pagi dia pernah kegagalan, menjalin rumah tangga dan hancur berkeping-keping.
"Terserah apa katamu,kau pikirkan baik-baik lagi. Masih ada waktu 2 bulan, ingatlah bi Jum. Beliau sudah menganggap dirimu, sebagai anaknya. Aku menaruh amplop coklat berisi uang, untuk kebutuhan sehari-hari mu. Selesai masa iddah mu,aku akan datang lagi". Ucap Bimo, sebelum pergi meninggalkan Adelia.
Adelia, menatap kepergian Bimo dan menghilang di balik pintu. Sampai detik ini,dia tidak mengetahui jika bi Jum memiliki keponakan. Dia menduganya jika Keponakan bi Jum, tergolong orang berduit. Dia ke sini menggunakan mobil mewah, tidak ada seorang pun bersamanya.
Dia bersandar pada dinding, memeluk kedua lututnya. Derai air matanya mengalir deras,dia benar-benar kehilangan bi Jum.
Adelia, sudah lama menumpahkan air matanya. Dia tidak boleh seperti ini, berusaha bangkit dan menjalani amanah terakhir beliau.
Adelia,ke belakang rumah dan menatap pohon-pohon petai sebentar lagi akan berbuah.
"Terimakasih banyak,bi Jum. Aku janji akan mengelola kebun petai ini". Gumam Adelia, tersenyum sumringah dan kembali masuk kedalam rumah.
Berkat warisan bi Jum, sekarang Adelia memiliki harta benda. Dia sangat bersyukur atas nikmat yang di berikan oleh Tuhan,sebaik mungkin untuk di jaga dan di rawatnya.
"Assalamualaikum,". Ucap seseorang di ambang pintu rumah.
Adelia, bergegas keluar dari kamar bi Jum. Dia baru saja beberes di kamar, menyimpan milik almarhumah.
"Mas Alfan". Lirih Adelia, terkejut kedatangan mantan suaminya. Untuk apa lagi,mas Alfan ke sini? Pasti untuk ibunya,aku yakin sekali.
"Aku ke sini untuk ibu, beliau ingin menemui mu. Satu lagi Del,aku minta maaf sebesar-besarnya. Aku masih belum percaya, kehilangan dirimu". Alfan, menatap sendu ke wajah mantan istrinya. Sedekat inikah Adelia dan bi Jum? Beliau menyerahkan semua warisan kepasa Adelia, bahkan kebun petai di belakang. Beruntung sekali Adelia,dia tidak capek-capek kerja dan mulai dari nol. Duhh...Aku tiba-tiba nyesal sekali kehilangannya.
"Lupakanlah mas, sudah takdir kita seperti ini. Ayo,kita temui ibu". Adelia, langsung mengunci pintu rumah dan pergi bersama mantan suaminya.
"Mau kemana Del?". Tanya seorang ibu, tetangganya.
"Ibuku,mau bertemu dengan Adelia". Jawab Alfan, langsung. Huuff...Tetangga oh tetangga, selalu kepo dengan urusan orang.
"Oh,kira mau rujuk. Jangan mau Del,".
"Misi dulu bu,". Adelia,pamit pergi. Tak mau meladeni perkataan tetangganya,takutnya Alfan mengetahui surat wasiat terakhir bi Jum.
Alfan, sesekali melirik mantan istrinya. Dia beriringan berjalan berdua, tempat tinggal mereka lumayan dekat.
"Aku jadi kangen masa-masa indah bersama mu, seringkali kita jalan-jalan seperti ini". Alfan,membuka suaranya. Apa aku rujuk saja, lalu menceraikan Devi. Karena Adelia,jauh lebih baik darinya. Apa lagi sekarang Adelia, memiliki kebun petai. Sekali panennya lumayanlah banyak, keenakan sekali tidak berbagi dengan ku.
"Sebelum nikah yah,mas. Setelah menikah, jangankan jalan-jalan. Ajak aku ke kondangan saja,mana ada. Karena sibuk mengurus ibumu, alasannya tidak tega meninggalkan ibu". Adelia, menyunggingkan senyumnya. Kenapa kamu mengungkit masa lalu? Jangan bilang kamu, memiliki rencana licik sudah di atur oleh mu. Ingatlah mas,aku tidak sebodoh yang kamu kira. Tunggu dulu, apakah penagih utang tidak ada datang? Rumah tangga mereka, masih baik-baik saja. Apa jangan-jangan Devi, menutupi semuanya.
Alfan,merasa bersalah mendengar ucapan Adelia. "kata maafku, mungkin tak mampu menyembuhkan luka di hatimu".
Adelia, tidak meladeni perkataan mantan suaminya dan masuk kedalam. Dia melirik seorang wanita yaitu, Yuni. Jelaslah mas,aku tidak akan memaafkanmu dan kalian. Aku sudah kecewa dan sakit hati, pengorbanan ku sia-sia saja.Batin Adelia, tersenyum smrik.
"Kenalkan Del,dia Yuni. Mengurus ibu,". Alfan, memperkenalkannya.
Yuni, menatap intens ke arah Adelia. Memperlihatkan tatapan tak suka kepadanya,bisa jadi penghalang nantinya
Adelia, tersenyum dan mengangguk. Apa! Dia mengurus segalanya,lalu bagaimana dengan perasaan Devi? Masa mas Alfan, memperkerjakan wanita muda seperti ini. Baguslah kalau rumah tangga,mereka berantakan.Batin Adelia,masuk kedalam kamar, melihat bu Norma tengah bersandar di tempat tidur.
"Adelia,kamu datang!". Bu Norma, tersenyum sumringah melihat kedatangan Adelia. "Uhuk... Uhukk....Uhuk...".
"Astagfirullah,ibu!". Adelia, langsung mendatangi bu Norma. Loh,bu Norma sakit-sakitan lagi. Apa dia tertekan tinggal di sini,atau mengurus ibu tidak teratur seperti ku
"Akhir-akhir ini,ibu sakit-sakitan Del. Mana kangen katanya sama kamu,". Ucap Alfan, mendekati mereka berdua."Yuni, buatkan Adelia minum".
"Baiklah,mas". Jawab Yuni,dia nampak tak suka dengan mantan istrinya Alfan. Ck,satu lagi pengganggu untuk mendapatkan mas Alfan.
"Ibu, sudah minum obatnya?". Tanya Adelia, sambil memijit tangan bu Norma. Entahlah kenapa,aku merasa tidak tega? Seharusnya aku tega sekali, untuk tidak menemui bu Norma.
"Alhamdulillah, sudah nak". Bu Norma, masih terharu dengan adanya Adelia. Aku berharap sekali,jika Adelia yang mau mengurusku kembali.
"Baguslah bu, semoga cepat sembuh. Oh yah,mas. Mana istri mu, kenapa tidak ada?". Tanya Adelia, melirik sekilas ke arah Alfan.
"Oh,dia sibuk nyuci baju belakang. Heran saja,mas bisa menikahi wanita yang malas sekali. Masih untung dengan Yuni, cekatan mengurus segalanya". Jawab Alfan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mendengar ucapan Alfan , Adelia manggut-manggut saja."Tumben mau mas, biasanya dia ogah banget". Tanya lagi,masih keheranan. Tumben sekali mas Alfan, berubah dan tidak memperdulikan Devi? Apa asa sesuatu yang terjadi,tapi apa?.
"Mau tidak mau,harus mau. Kalau tidak mau jatah bulanan, tidak ada". Kekehnya Alfan, tersenyum.
Suara inilah yang di rindukannya, Adelia. Cukup lama tidak mendengar ucapan mantan suaminya, seperti ini. Namun Adelia, jangan sampai terpengaruh dengan perubahan mantan suaminya. Takut ini adalah jebakan untuknya lagi,dia tak mau kejadian yang kedua kalinya.
Sadar, eling lah bu dah tua, cacat pula eh masih doyan banget harta duniawi..
Alfan berbakti siy ke ibunya cuma ga bisa kontrol nafsu syah*at nya..
Semangaat thor, ditunggu karya2 lainnya..
Tengkyuuuu..