Karena kehidupan yang sangat miskin,Amira terpaksa merantau ke kota Jakarta,meninggalkan suaminya di desa tinggal bersama mertuanya.Amira sangat berharap kepergiannya ke kota Jakarta bisa merubah kehidupannya kelak di desanya.
Ternyata kepergiannya merantau untuk mencari modal membuat suaminya berpaling ke lain hati dan itu semua di tutupi oleh mertuanya yang sangat munafik.
Amira menghabiskan banyak uang untuk mertua dan suami yang sudah mengkhianatinya.
Bagaimana kisah hidup Amira apakah dia bisa melanjutkan pernikahannya dengan suaminya yang sudah memiliki istri siri atau dia meminta cerai dan bagaimana mertuanya yang sangat munafik dan jahat? bagaimana keluarga mertuanya melanjutkan hidup sementara selama ini Amira menjadi tulang punggung mereka?
ikuti kisah sedih pernikahan wanita lugu dan polos ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 ~ Sangat marah ~
Maya menatap Safira yang sudah pergi meninggalkan mereka di ruangan itu,dia tidak menyangka kalau Safira akan berbicara ketus seperti itu kepada mereka bahkan seolah mengusir mereka secara halus dari butiknya.
"Tidak salah sikap Safira demikian kepada kita,dia belum resmi menjadi istri kak Dimas saja dia berani menolak kita bahkan seakan memandang rendah kita." Ucap Tuti.Safira pergi entah kemana tapi dia menyuruh kariwan nya untuk mengusir mereka keluar dari butiknya.
Maya dan Tuti keluar dari toko dengan tangan kosong,wajah Maya benar-benar marah dia merasa harga dirinya sangat terhina di mata calon menantunya.
Dia melangkah sangat cepat tidak sabar ingin bertemu anaknya,dia sangat sakit hati diperlakukan tidak sopan oleh calon menantunya,belum menjadi menantu saja wanita itu sudah berani melakukan hal seperti itu.
"Dimas ikut ibu." Maya menarik tangan dimas,masuk kedalam kamar orang-orang yang sudah mulai ramai menatap aneh kepada mereka .
"Ada apa sih bu membawaku masuk ke dalam kamar,aku lagi sibuk membantu mereka,tidak mungkin aku diam saja melihat mereka yang sedang bekerja membantuku." Ucap Dimas dengan wajah masam dia terlanjur malu di hadapan tetangga-tetangga yang masih mencibirnya karena pernikahannya yang kedua.
"Dimas....Kalau masih bisa batalkan perniakhanmu dengan Safira,ibu tidak setuju kamu menikah dengan wanita seperti itu." Ucap dengan wajah tegang dia memandang Dimas yang terlihat bingung.
"Memangnya ada apa bu,aku tidak mau membatalkan pernikahan ku dengan Safira aku mencintainya bu." Jawab Dimas dia menghempaskan tangan ibunya yang memegang tangannya.
"Kamu berani kasar sama ibu,kamu tau wanita itu sudah mengusir ibu dan adikmu dari tokonya dia sangat berani,aku sangat kecewa dengannya.," Ucap Maya.Dia terlihat sangat marah wajahnya memerah mengingat semua perbuatan Safira kepadanya.
"Wajar saja dia marah sama ibu,kalian juga tidak tau malu banget,bagaimana bisa kalian selalu minta baju untuknya memangnya ibu pikir dia tidak pakai modal untuk membeli semua itu." Jawab Dimas tidak mau kalah.
Maya menatap aneh kepada putranya,dia merasa Dimas terllau membela Safira,dulu saja saat menikah dengan Amira dimas jarang sekali membela Amira.
"Dimas..." Maya memekik dan tiba-tiba dia menutup mulutnya takut orang-orang curiga kepada mereka.
"sejak kapan kamu berani menomor duakan ibu,awas saja nanti kalau kamu berani lebih menyayangi dia dari pada ibu kamu akan menyesal."Ucap Maya dia langsung keluar dari kamar meninggalkan Dimas yang terdiam di kamarnya.
Belum menikah dengan Safira tapi dia sudah mulai pusing karena sikap ibunya yang memang sangat egois dan sombong.
Maya masih belum bisa terima sikap Safira kepadanya,dia masuk kedalam kamarnya fan mulai memikirkan sesuatu yang buruk terjadi kedepannya apalagi saat dia mendengar jawaban Dimas barusan.
"Kalau begini bisa-bisa Safira menguasai anakku,sepertinya aku salah menilai dia,inginnya mau untung jangan-jangan jadi buntung nantinya." Ucapnya dalam hati.
Keesokan harinya pernikahan sederhana pun terjadi Dimas dan Safira resmi menjadi suami istri yang sah dimata agama.
"Semoga kakak mejadi keluar yang sakinah,dan kami semua berharap semoga kalian bisa menikah secara sah dan resmi." Ucap penghulu setelah itu dia meninggalkan rumah Dimas.
Sepanjang acara wajah Maya terlihat masam,dia sama sekali tidak senang dengan pernikahan itu Melinda melihat Maya yang murung hannya bisa tersenyum puas, dia yakin kalau Maya sedang galau terlihat dari penampilannya hari ini sama sekali tidak menunjukkan dia sedang bahagia.
"Bu..Maya tumben hari ini gayanya sangat sederhana,mana ni menantu yang kaya itu,jangan-jangan hannya diluar saja kayanya di dalam miskin dan banyak utang." Sindir Melinda saat semua orang sudah mulai meninggalkan rumah Dimas.
"Tidak tau lah tanya sama orangnya saja aku capek." Ucap Maya dia meninggalkan tempat itu menuju kamarnya.Dia masih sangat marah dengan menantu barunya.
Safira dan Dimas saling menatap,tidak enak dengan suasana rumah temannya yang sepi Melinda akhirnya pamit dari sana.
"Mas kita langsung kembali ke butik,anakku tidak bisa tidur sebelum melihat bundanya." Ucap Safira dia mulai membuka aksesoris di kepalanya dia tidak merasakan apa pun dalam pernikahan ini,dia menikah dengan Dimas selain karena memang ada perasaan dia juga ingin ada orang yang bisa membayar tagihan bank setiap bulannya dan sebelumnya dia tidak pernah cerita kepada Dimas kalau dia punya utang bank sebanyak dua ratus juta.
Tuti sangat kesal melihat wajah Safira rasanya dia ingin menyiram wajah Kaka iparnya yang baru selain karena masih kesal karena masalah kemarin,dia juga kesal karena Safira seakan tidak merasa bersalah sudah melakukan hal yang kasar tadi malam kepada mereka.
"Tapi sayang,ini kan malam pertama kita,bagaimana kalau kita pulangnya besok saja,tidak enak juga sama ibu dan Tuti."
"Mas aku ini istrimu,kamu harus lebih mengutamakan istrimu,kalau kamu tidak mau pulang aku pulang sendirian_
"Safira...Jangan coba-coba menguasai kaka aku ya,baru nikah saja kamu sudah menunjukkan sikap buruk mu di hadapan kami semua." Ucap Tuti kali ini Tuti benar-benar ingin menjambak rambutnya yang panjang.
"Memang...kamu keberatan ya...Atau kamu tidak suka pulang sana sama suami kamu,jangan hannya menumpang di rumah ibu kamu sudah menikah pergilah ke rumah mertua mu." Jawab Safira dengan santai.
Tuti semakin emosi mendengar kata-kata Safira wajahnya memerah dan kakinya terlihat gemetaran,tidak ingin terjadi keributan di hari pernikahan pertamanya Dimas lansung menarik tangan Safira dan membawanya masuk kedalam mobil.
Dia juga sangat marah,mendengar kata-kata yang dilontarkan Safira terhadap adiknya,biar bagaimana pun Tuti itu adik kandungnya sudah pasti dia tidak terima saat Adiknya di hina.
"Aku sangat kecewa sama kamu Safira bagaimana bisa kamu menghina adikku,hari ini aku benar-benar kecewa sama kamu." Ucap Dimas.Perlahan dia menghidupkan mobilnya lalu meninggalkan rumahnya.
Sepanjang jalan dia hannya bisa diam,dia kecewa dengan mulut Safira yang begitu lancang menghina adiknya.
Sementara itu Tuti duduk di sopa,wajahnya masih terlihat sangat marah,beberapa kali dia mengoceh kepadanya ibunya yang sudah menjodohkan Safira dengan kakaknya.
Maya keluar dari kamar mandi,wajahnya sudah terlihat Lebih segar mungkin karena dia sudah mandi dan hatinya sudah mulai membaik.
"Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu,mandi sana biar lebih segar." Ucap Maya dia duduk di atas sopa dia belum tau kalau Safira dan Dimas sudah meninggalkan rumah mereka.
Maya mengira kalau Safira dan Dimas sudah masuk kamar itulah sebabnya dia terlihat santai dan tenang.
💗💗💗bersambung 💗💗💗
-
sengsara nanti kau dimas. banyak dzalim pada isteri yg tulus..
orang tua dimas dan adiknya minus adab.keluarga semerawuttt
.