NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:843
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Verlie benar-benar menyibukkan dirinya agar ia bisa melupakan Naja. Meski terasa sulit tapi sejauh ini memang membuatnya bisa melupakan Naja. Ia bisa di kampus seharian. Setelah jam kuliah selesai, ia akan duduk lama di perpustakaan. Malamnya ia pergi sekedar berjalan-jalan mencari udara segar atau sekedar membeli cemilan.

Shendy memberikan banyak waktu untuknya. Mendengar keluh kesahnya. Menemaninya kemanapun yang dia inginkan. Sesekali Shendy juga mengajaknya kumpul bersama teman-teman barunya. Seperti malam ini.

"Verlie! Hai!" beberapa teman laki-laki Shendy menyapanya. Mereka sudah bertemu beberapa kali. Verlie balas menyapa dan melambaikan tangannya.

Dulu ia merasa pergaulan Shendy bersama anak gank motor membuatnya berpikiran negatif. Tapi setelah dilihat, tidak terlalu buruk. Verlie sering mengingatkan Shendy untuk tidak kelewat batas.

"Aku mau kenalin kamu ke salah satu temen, tuh dia datang!" Shendy menunjuk ke parkiran. Seseorang datang dengan helm full face, jaket kulit dominan berwarna hitam dihiasi warna merah.

"Belum pernah lihat," komentar Verlie.

"Dia jarang kumpul, tapi dia ketuanya di sini," bisik Shendy. Verlie mengangguk paham.

Yang disebut oleh Shendy turun dari motornya setelah membuka helmnya. Beberapa teman-temannya datang dan mereka saling menyapa. Verlie menyipitkan matanya seperti pernah melihatnya tapi dimana ia tak yakin.

Pria itu menatap ke arah mereka berdua lalu berjalan mendekat.

"Hai! Kita ketemu lagi," sapanya sambil tersenyum.

"Kamu..."

"Iya, aku yang ketemu di pesta. Ingat?" tanyanya masih dengan senyuman manisnya.

"Pestaaa yang..."

"Pesta pernikahan. Namaku Joe," ia kembali mengingatkan.

"Aah aku ingat. Kamu yang..."

"Sudahlah! Akhirnya aku senang kita bisa bertemu lagi. Dan aku tidak menyangka ternyata teman Shendy itu kamu rupanya," ucapnya. Verlie segera melirik Shendy. Yang dilirik hanya tersenyum malu.

Joe duduk di samping Verlie dan menyodorkan ponselnya.

"Kenapa?" tanya Verlie.

"Boleh minta nomor ponselmu?" tanyanya dengan senyuman khasnya. Seperti terhipnotis Verlie mengetikkan nomornya di ponsel Joe. Lalu pria itu menyimpan ponselnya.

"Guys... Mungkin bulan depan ada tanggal merah. Kita bisa touring bagi yang mau ikut," ucap Joe.

"Iya, udah lama kita nggak ada kegiatan. Kamu sibuk terus," ucap temannya.

"Maaf, kerjaan nomor satu. Makanya aku mau ngajak kalian bulan depan, sekalian kita atur waktu dan lain-lainnya,"

"Kemping sekalian?" tanya yang lain.

"Boleh, karna bertepatan hari jumat. Kayaknya kalau cuaca bagus kita bisa sekalian kemping. Pulangnya minggu pagi," ucap Joe. Teman-temannya menyetujuinya.

"Kamu mau ikut?" tanya Joe pada Verlie.

"Eeh... Eh tidak. Aku agak sibuk," ucap Verlie.

"Ayolah sekali-sekali. Shendy juga ikut. Iya kan Shen?" tanyanya pada Shendy.

"Hu'um.. Ayo ikut aja, bareng aku," kata Shendy sambil mengangguk.

"Aku sama siapa? Malu ah," bisik Verlie yang terdengar oleh Joe.

"Kamu denganku," ucap Joe, yang disambut teriakan teman-temannya.

"Tapi..."

"Aku nggak maksa kamu, kalau mau ikut biar ku bonceng. Aku kosong," ucap Joe serius. Verlie terdiam sesaat.

"Nanti ku pikirkan lagi. Terimakasih tawarannya," ucap Verlie sambil tersenyum. Joe mengangguk lalu mengajak teman-temannya bermain basket. Mereka duduk di salah satu lapangan basket. Sementara beberapa cewek-cewek hanya menonton sambil menunjuk ke jagoan masing-masing. Tapi tetap idola mereka adalah Joe. Pria bertubuh kurus dan tinggi itu terlihat lincah memainkan bola di tangannya dan bergerak gesit mencetak angka. Rambutnya yang kecoklatan dengan headband semakin membuat penonton berseru meneriakkan namanya.

"Jangan diperhatikan terus, nanti kamu jatuh hati," goda Shendy.

"Apa sih!" Verlie menepis udara di depannya.

"Dia memang idola di sini. Orangnya baik, setia kawan, peduli sama sekitarnya," ucap Shendy.

"Kamu lagi promoin orang?" tanya Verlie.

"Ih nggak gitu! Oh ya, kenapa aku ajak kamu malam ini. Dia pernah melihat kita di kampus. Dan katanya dia kenal kamu. Benarkah?" tanya Shendy.

"Tidak kenal akrab. Cuma aku ketemu dia waktu aku jadi pacar pura-pura Naja. Pesta pernikahan temannya sekaligus acara reuni itu. Aku baru ingat, dia mengajakku kenalan. Tapi entah kenapa Naja tak menyukainya," ucap Verlie.

"Wah mereka kenal?" tanya Shendy.

"Iya tapi sepertinya mereka tidak akur," ucap Verlie.

"Sudahlah! Jangan dipikirkan! Jadi kamu ikut touring? Seru loh!" ajak Shendy.

"Hmmm... Nanti ku pikirkan," jawab Verlie. Sebenarnya ia tertarik tapi malu jika harus berboncengan dengan Joe. Mereka baru kenal ditambah lagi Joe ternyata ketua geng motor.

"Jangan lama-lama. Banyak yang antri demi bisa di bonceng Joe," ucap Shendy.

"Aaah masaaa?" tanya Verlie.

"Iya dong, kamu nggak percayaan!" kata Shendy.

"Hai ladies... Lagi ngomongin siapa?" tanya Aldo, salah satu sahabat Joe yang ternyata sedang dekat dengan shendy.

"Sahabat kamu!" ucap Shendy.

"Joe? Kenapa dia?" tanya Aldo.

"Hanya cerita kalau Verlie pernah bertemu dengan Joe sebelumnya," ucap Shendy.

"Ooh... Pantas saja dia mau datang hari ini,"

"Memangnya kenapa?" tanya Verlie.

"Dia bilang dia penasaran denganmu," ucapnya.

"Penasaran kenapa?" tanya Verlie.

Duaaak!

Belum sempat Aldo menjawab, sebuah bola menghantam kepalanya.

"Shit!" Aldo mengumpat dan melihat ke lapangan. Di sana Joe berdiri sambil tertawa puas.

"Sini! Ngapain duduk di sana! Kayak cheerleader!" ejeknya.

"Hmmm... Aku tinggal dulu ya, sepertinya Joe harus menguras tenaganya malam ini," ucapnya sambil berlari ke lapangan menghampiri Joe. Mereka bertanding setelah Aldo masuk.

"Keren yah!" kata Shendy.

"Iya deh, yang sedang jatuh cinta!" goda Verlie. Shendy hanya tersenyum malu. Entah apalagi yang ditunggu Aldo, sampai saat ini dia belum juga menyatakan cinta pada Shendy. Padahal mereka kemana-mana selalu bersama. Bahkan perhatian-perhatian kecil yang diberikan Aldo tak diragukan lagi bahwa ia menyukai Shendy. Mengingatkan Verlie pada sosok Naja. Cuma bedanya, Naja tidak menyukainya dalam artian sebenarnya.

"Kamu nggak coba untuk nyatakan duluan?" tanya Verlie.

"Nooo... Pertama aku malu, gengsi dong. Yang kedua aku takut perasaan ini cuma aku sendiri yang rasain. Dan aku takut kalau aku nyatakan malah membuat kami merenggang," ucap Shendy.

"Aneh! Padahal kalian sudah saling suka! Malah saling gengsi. Gimana mau tau perasaan masing-masing," ucap Verlie gemas.

"Biar sajalah! jalani dulu. Aku sedang nyaman seperti sekarang," ucap Shendy.

Nyaman. Itulah yang dirasakan Verlie saat bersama Naja. Nyaman dan merasa diperhatikan. Perempuan mana yang tidak menyukainya. Sayangnya, Naja sudah memiliki seseorang. Verlie harus mengubur rasa sukanya pada Naja dan menyibukkan diri agar melupakan pria itu.

Tiba-tiba Verlie teringat Naja. Bagaimana kabarnya? Saat Naja datang ke kos dan pulang terburu-buru karena dapat telepon dari Lea. Itu adalah pertemuan terakhirnya. Sudah dua minggu berlalu. Sepertinya Naja disibukkan dengan Lea. Sesaat rasa sakit menyelinap ke dalam hatinya. Berdenyut. Sakit.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!