Alensky seorang pria dingin tidak sengaja di selamatkan oleh Anastasia seorang wanita malam. Diam-diam Alensky menyukai Anastasia meskipun ia sudah memiliki kekasih, Alula. Selain itu, keluarga Alensky tidak mungkin akan menerima Anastasia karena status wanita malamnya.
Kedua orang tua Alensky juga telah menjodohkan Alensky dengan Cindy yang merupakan putri sahabatnya.
Siapakah yang akan di pilih oleh Alensky dari ketiga wanita itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 25
Sky kembali ke kamar, mengusap wajahnya kasar. Ia sendiri tidak mengerti mengapa tiba-tiba saja ia mencium Ana. Sky merasa ia sudah terbiasa melakukannya dengan wanita itu, tentu saja hanya dalam mimpinya dan malah lebih dari sekedar ciuman. Ini merupakan pengalaman pertama bagi Sky mencium seorang wanita.
"Sial." Sky mengumpat dirinya yang tidak bisa mengendalikan diri.
Mengetahui dan melihat Ana pergi bersama Melvin membuat Sky merasa kesal. Padahal Ana bukanlah siapa-siapanya dan terlebih lagi Ana adalah seorang wanita malam. Sudah pasti hal yang biasa ia lakukan pergi dengan berganti-ganti pria.
"Cih. Menjijikkan."
*
Pagi harinya Ana berusaha untuk menghindari bertemu dengan Sky. Ana buru-buru menyiapkan sarapan di atas meja kemudian dia ingin segera pergi mencari kesibukan lain.
"Kau mau ke mana, sayang ?" tanya Helena saat melihat Ana akan pergi dari ruang makan.
"Ah, mama." Ana menghentikan langkahnya dan tersenyum kepada Helena.
"Aku mau ke taman belakang ma, menyiram bunga." jawab Ana memberikan alasan untuk menghindar seperti hari-hari sebelumnya.
"Tidak usah, biar pelayan saja melakukannya. Ayo, duduk sini kita sarapan bersama." Helena membawa Ana kembali ke meja makan dan bersamaan dengan itu Marcelino dan Sky juga tiba di sana.
Mau tidak mau Ana terpaksa ikut sarapan bersama. Ana berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja dengan mengabaikan keberadaan Sky padahal dalam hatinya saat ini sedang bergemuruh dan takut. Terlebih mengingat kejadian tadi malam. Sementara Sky terlihat biasa saja. Wajah tampan yang selalu terlihat dingin.
"Al, ini Ana anaknya almarhum Om Hendro. Ana ini Alensky. Tadi malam kalian tidak sempat kenalan." kata Helena memperkenalkan keduanya sebelum memulai sarapan.
Selama satu tahun Ana tinggal bersama mereka di luar negeri, Sky sama sekali tidak pernah mengunjungi mereka di sana. Jadi, sudah pasti Sky belum pernah bertemu dengan Ana. Sky melihat sebentar kearah Ana kemudian melihat mamanya.
"Kau pasti bingung, mengapa jadi Ana, bukan Cindy. Maaf ya kami lupa menceritakan kejadian yang sebenarnya." terlalu bahagia dengan kehadiran Ana yang sudah seperti anak perempuan bagi mereka sampai lupa bercerita kepada Sky.
"Papa berterima kasih kepada mu. Jika bukan saran dari mu tentu papa tidak akan mengetahui kebohongan Anita." tambah Marcelino.
Sky menghentikan sejenak makannya mendengar apa yang di katakan oleh papanya. Memang ia tidak tahu apa yang terjadi.
"Selamat pagi om, Tante." sapa Melvin tiba-tiba datang pagi itu. Dengan tidak tahu malu pria itu duduk di sebelah Ana ikut sarapan bersama.
"Pagi Ana. Kau terlihat cantik pagi ini." puji Melvin dengan sengaja ingin melihat bagaimana reaksi Sky.
"Hai, Al." kemudian Melvin beralih menyapa Sky yang sedang terlihat kesal. Sky tidak suka mendengar Melvin memuji Ana.
Hari ini hari Minggu, jadi baik Sky maupun Melvin tidak punya kesibukkan. Hanya sore hari Sky baru akan pergi ke rumah sakit karena ada jadwal operasi.
Usai sarapan Sky duduk bersama, melihat Marcelino dan Melvin yang sedang bermain catur.
"Om, mengapa om tidak mau menjodohkan Al dengan Ana ?" tanya Melvin tiba-tiba menggoda Sky.
Marcelino melihat ke arah Sky sekilas yang tengah menikmati sarapannya tanpa merasa terganggu dengan pertanyaan Melvin. Tapi percayalah dia tetap memasang telinga mendengar dalam diam. Sementara Ana menundukkan wajahnya mendengar pembicaraan antara dua orang pria yang berbeda generasi itu.
"Kau seperti tidak tau saja, adik mu itu tidak suka di jodoh-jodohkan." jawab Marcelino apa adanya.
"Jika Al tidak mau, Ana untuk ku saja om." kata Melvin yang membuat Sky menatap tajam kepada kakak sepupunya itu.
"Kau kenapa menatap ku seperti itu ?" tanya Melvin pura-pura tidak tahu jika dia baru saja membuat Sky merasa kepanasan.
"Sudah-sudah. Ana bukan barang yang bisa kalian ambil dan buang." kata Helena sebagai penengah ketika ia tidak sengaja mendengar pembicaraan para pria tersebut. Sebagai sesama wanita ia tidak terima Ana di perlakukan seperti barang.
"Mama sudah punya jodoh yang tepat buat Ana. Yang pasti dia sangat menyayangi dan menginginkan Ana. Sebaiknya kalian berdua segera cari pasangan masing-masing. Umur kalian sudah cukup matang untuk menikah." lanjut Helena lagi.