NovelToon NovelToon
Bawalah Aku Pergi

Bawalah Aku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Slice of Life
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: lusi permata Sari

Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.4

Akhirnya kami pun bergegas menuju rumah Amar,aku pun akhirnya duduk di tengah bersama mamanya, sementara Amar dan Riza duduk berdua di depan, mungkin semua ini adalah rencana Riza yang seakan akan tidak mau melihat adiknya terus terusan bermesraan.

"Kamu kuliah di mana Lilia? ",tanya mamanya membuka pembicaraan.

"oh aku kuliah di universitas Bina Nusantara tante ", jawab ku yang berusaha untuk santai agar bisa lebih dekat dengan keluarga Amar.

"kalo keluarga kamu sekarang dimana?" ,tanya mamanya semakin dalam.

"uhuk uhuk uhuk ", tiba-tiba Amar seperti orang yang tersedak.

"kamu gak apa-apa Mar ?",tanya ku sedikit khawatir.

"gak apa-apa kok sayang", jawab Amar .

"Mah ,gak perlu lah nanya nanya keluarga Lilia", sambung Amar protes kepada mamanya.

"loh emang nya kenapa,mama kan cuma mau tau tentang calon menantunya " , sahut Riza tiba-tiba menyambung percakapan .

"ohhh maaf ya Lilia,kalo pertanyaan tante salah ", sambung mamanya merasa tidak enak.

" gak apa-apa kok tante, kebetulan ibu dan ayah ku sudah gak ada ,aku tinggal bersama kakek dan nenek kalo aku pulang ke rumah" , jawab ku berusaha jujur.

"ya tuhan maafkan tante ya sayang,tante gak bermaksud " ,ucap mamanya sedikit menyesali pertanyaan nya barusan.

"gak apa-apa tante,aku santai kok orang nya ",ucap ku agar Tante Hanum biasa saja.

" sebentar lagi kamu akan menikah dengan Amar,itu artinya tante akan jadi mama kamu ya Lilia", sahut mamanya mencoba menghibur ku .

"iya tante terimakasih banyak ya ", jawab ku .

"iya sama-sama sayang " , jawab mamanya.

Akhirnya sampai juga di rumah Amar,aku melihat satpam segera membukakan gerbang .

"selamat malam mas Amar,mas Riza" ,sapa satpam tersebut.

"malem mang " ,sahut Amar.

kami pun segera keluar dari mobil dan segera bergegas masuk kedalam rumah yang cukup megah,pintu rumah pun segera terbuka, ternyata ART nya sudah standby untuk membukakan pintu.

"bi Sani tolong antarkan Lilia ke kamar tamu ya ",ucap mamanya.

"baik nyonya" , jawab bi Sani.

Aku segera aku di antar ke kamar tamu, "silahkan non ,ini kamarnya", ucap bi Sani sangat ramah.

"baik bi, terimakasih banyak ya bi ",kataku . "yaudah istirahat ya non , sudah jam 12 lewat" ,seru bi Sani.

tiba-tiba Amar datang dan bi Sani pun segera pergi.

"sayang kamu pakai baju dan celana ini ya, kebetulan baju dan celana ini belum pernah aku pakai ",kata Rasya yang begitu perhatian.

"ihh gak apa-apa beb ", jawab ku

kamu pasti gak akan nyaman kan kalo tidur masih memakai gaun itu",kata Amar yang begitu perhatian,tiba-tiba mamanya datang membawakan baju tidur untuk ku.

"Lilia pakai ini saja, kebetulan ini belum pernah mama pakai sejak beli, soalnya ga cukup ternyata di mama",ucap mamanya sambil tertawa, karena merasa badannya yang sudah melebar.

"Yaudah kamu pakai baju mama ya sayang ", sahut Amar meminta ku menerima baju mamanya.

"enggak apa-apa nih tante,aku jadi gak enak, takut nya ngerepotin ", jawabku sedikit tidak enak.

"gak apa-apa kok Lilia",kata mamanya meyakinkan.

"yaudah kamu istirahat ya sayang, sudah mau jam 1",ucap Amar.

"iyaaa Amar ku",sahut ku .

"yaudah tante juga mau ke kamar ya Lilia,kamu istirahat,gak usah canggung ya,klo perlu apapun minta saja sama bi Sani ",kata mamanya.

"baik tante, terimakasih banyak ya ", jawab ku dengan senyuman

"yaudah Amar kamu juga balik ke kamar kamu, gimana Lilia mau istirahat,klo kamu di sini terus", ucap mamanya memerintah Amar.

"yaudah ya sayang, goodnight",kata Amar sedikit manja.

"iyaaa Amar,goodnight juga ", jawab ku sedikit malu karena masih ada mamanya.

Akhirnya kami semua pergi ke kamar masing masing.

Aku segera membersihkan diri dan segera menggunakan baju Tante Hanum,ternyata baju Tante Hanum sangat pas di tubuh ku, tapi menurutku baju ini cukup sexy, karena modelnya seperti dress atau seperti daster yang cukup longgar tapi panjang nya tidak menutupi lutut dengan tali kecil sehingga membuat ketiak ku terlihat,

setelah selesai aku langsung menuju Tempat tidur.

"waaahh,kamar nya luas sekali ", ucap ku berbicara sendiri, tiba-tiba ada suara yang mengetuk pintu.

"Pasti Amar nih, ngapain di dy balik lagi,kan sudah mau pagi",kataku menggerutu,aku langsung turun dari tempat tidur dan segera membuka pintu.

"Haii Lilia",kata Riza yang membuat ku sangat terkejut.

"emm ,ada apa ya ka", jawab ku berusaha santai.

"waaaw kamu memang cantik sekali ya, pantas Amar sangat tergila-gila padamu", katanya sambil terus memandangi ku dari ujung kaki sampai ujung kepala,

"eemm terimakasih ka",aku yang merasa risih berusaha untuk tidak terlalu lama berbicara dengan nya.

"tapi kamu benar-benar serius kan dengan adik ku?",tanya nya seolah olah peduli.

"yaaaa aku serius", jawab ku singkat.

"bukan karena harta kan ?",tanya nya lagi seolah olah mengintimidasi.

"kebetulan aku mengenal Amar sebagai anak yang sederhana, bahkan aku baru tahu kalo kehidupan Amar itu aslinya seperti ini" ,jawab ku yang memang benar-benar tidak tau.

"ohhh oke aku percaya kok kamu wanita baik", sambung nya.

Tiba-tiba Amar menghampiri.

"ngapain Lo di depan kamar Lilia? ", tanya Amar kepada Riza.

"gak ngapa-ngapain kok,cuma mau mastiin aja cewek lu nyaman enggak di rumah kita ", jawab Riza berusaha mengelak.

"Apa urusan lu ",kata Amar seperti orang yang cemburu.

"udah beb, udah malem,gak enak nanti kalo mama kalian denger ", kataku berusaha agar tidak ada keributan.

Amar yang menarik kakaknya berusaha menjauhkan dari diriku dan langsung memegang tangan ku.

"kamu cantik banget pakai baju ini sayang, bahkan lebih cantik dari yang tadi, rasanya aku gak sabar pengen cepet-cepet jadi suami kamu",kata Amar merayu ku.

"sok sok an pengen buru buru nikah, kerja aja belom lo,mau di kasih makan apa nanti anak orang", sahut Riza sambil tertawa sinis.

"apa urusan Lo", jawab Amar merasa kesal .

"yaudah aku mau tidur ya beb",kataku berusaha menyudahi perdebatan.

Tiba-tiba Amar langsung mencium bibirku di depan kakaknya membuat aku sangat kaget.

"goodnight sayang", katanya setelah mencium ku.

Aku yang kaget langsung berusaha menghindar karena malu.

"apa lo liat liat, pengen ya lo",kata Amar kepada Riza.

"diiihhh najis ", sahut Riza berlagak tidak peduli.

Aku langsung menutup pintu dan segera membuang napas.

"huhhh,bisa stres aku kalo tiap hari melihat pemandangan ky gitu ",kata ku sambil menggerutu.

Tiba-tiba aku melihat foto yang terpajang di atas laci, lagi lagi aku terus mengingat siapa sebenarnya papanya Amar, rasanya seperti tidak asing,aku memberanikan diri membuka laci, mungkin aku bisa tau siapa sebenarnya lelaki ini, setelah ku buka laci nya,ku temukan album foto yang mungkin sudah sangat lama, dari depan terlihat sudah sedikit pudar warna sampul album nya, ketika ku buka album tersebut,tertulis di awal lembaran album pertama "the wedding 22 Desember 2002".

Terlihat foto papa dan mamanya Amar seperti sedang melakukan resepsi pernikahan.

aku membuka album nya lembar demi lembar,dan aku merasa ada yang sedikit aneh.

" kok mamanya menggendong anak laki-laki,apa mungkin ini Riza" ,kataku dalam hati.

Memang kalo di hitung² mereka menikah hanya selang 1 tahun dengan kelahiran Amar, berarti bisa jadi Riza itu anak bawaan dari mamanya atau bisa juga papanya,ahh aku kok malah jadi ngurusin urusan orang.

Setelah ku lihat² semua album nya,ada foto Riza yang memangku anak kecil, mungkin itu Amar, ternyata foto Amar waktu kecil memang mirip dengan foto aku waktu kecil, Pantes aja banyak yang bilang aku ini sangat mirip sama Amar ,malah sama Riza yang kakanya sendiri tidak ada kemiripan walaupun sama sama lelaki.

Ya memang kedua nya sama sama tampan.

Di akhir album terukir nama "Hanum dan Reno", jantung ku rasanya mau copot setelah membaca nama Reno,aku bergegas mengambil hp dan segera ku foto ulang foto papanya Amar tersebut.Hati ku menjadi tidak tenang mengingat nama Reno, karena waktu Mama ku masih ada,Mama sering sekali bertengkar dengan kakek dan menyebut nyebut nama Reno, pernah sekali aku menguping perdebatan Mama dan kakek,waktu itu kakek selalu menyalahkan Mama karena memiliki hubungan dengan lelaki yang bernama Reno dan kalo tidak salah Mama juga menyimpan foto lelaki itu di laci lemari nya,pantes aja aku seperti pernah melihat papanya Amar.

"apa mereka orang yang sama ?.

Hati ku menjadi tidak karuan, pikiran ku menjadi bercabang, rasanya aku ingin segera pulang ke rumah kakek untuk memastikan foto ini.

Aahhh kenapa jadi begini rasanya,aku bergegas merapihkan lagi album itu ke tempat semula,aku langsung naik ke atas tempat tidur, tapi pikiranku semakin menjadi kacau.

Aku berusaha memejamkan mata agar segera tertidur, tapi rasanya sangat sulit sekali,aku tengok dinding ternyata sudah jam 4,apa aku harus pulang sekarang, tapi bagaimana dengan keluarga Amar,masa aku tidak berpamitan, tapi di sini pun aku sangat gelisah,tidak enak rasanya terus menerus penasaran dengan semua yang telah aku temukan.

Akhirnya aku mengambil keputusan untuk pulang dini hari juga.

Aku segera mengganti pakaian dengan pakaian ku sendiri yang aku gunakan sebelum ke salon,kebetulan tadi aku menyimpannya di tas ku.

Setelah selesai aku memberanikan diri untuk keluar dari kamar.

"kenapa jadi seperti ini",gerutu ku dalam hati, ketika aku membuka pintu kamar,aku dengar bi Sani sudah siap siap di dapur,aku memberanikan diri untuk menemui bi Sani. sekalian meminta tolong agar di bukaan pintu, karena beliau yang memegang kunci nya.

"Astaga,ada apa non,kok sudah rapih saja jam segini?" , tanya bi Sani yang terkejut karena kehadiran ku.

"maaf bi,aku boleh minta tolong enggak tolong bukakan pintu ya untuk ku", kataku memelas kepada bi Sani.

"loh non mau kemana,masih gelap banget di luar non, nanti bibi bisa kena marah sama mas Amae dan mamanya", jawab bi Sani mencoba menolak permintaan ku.

"gak apa-apa bi,biar nanti aku yang jelasin ke mereka",pinta ku tak putus asa.

"memangnya non mau kemana masih gelap begini ?", tanya bi Sani penasaran.

"ini bi aku dapat telepon dari rumah, katanya kakek ku tiba-tiba sakit dan aku harus segera pulang", jawab ku sedikit berbohong sambil terus berdoa semoga kakek tidak kenapa²,

"oh baik non ,tapi apa tidak sebaiknya non beri tau dulu mas Amar,bibi takut di marahin",kata bi Sani yang kebingungan.

"Jangan bi,aku tidak mau mengganggu istirahat mereka ", jawab ku berusaha beralasan.

"yasudah kalo gitu,tapi nanti non janji ya akan memberi kabar pada mas Amar",pinta bi Sani karena merasa takut kesalahan.

Aku pun hanya mengangguk dan tersenyum tanda mengiyakan.

Setelah di bukakan pintu rumah,bi Sani berusaha bicara kepada satpam yang menjaga rumah malam ini dan tidak lama taxi pesanan ku sudah sampai, kebetulan sejak di kamar aku sudah memesan taxi online sehingga aku jadi tidak perlu menunggu lama.

Segera aku bergegas sambil mengucapkan terimakasih kepada bi Sani dan satpam yang telah membantu ku.

"terimakasih banyak ya bi,pak ",ucap ku seraya membuka pintu taxi yang ku pesan.

"hati-hati ya non", sahut bi Sani .

1
wong jowo
semangat author
lusi🌼: terimakasih kakak sudah mampir ☺️🙏
total 1 replies
Araceli Rodriguez
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
lusi🌼: terimakasih kak sudah membaca novel ku .
tunggu yaa kelanjutannya ☺️
total 1 replies
Guillotine
Bikin deg-degan nih!
lusi🌼: terimakasih kakak sudah mampir, tungguin yaa cerita selanjutnya ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!