Hei teman-teman ini karya terbaru Author, jangan lupa mampir ya..🙏
"Jangan pernah berharap dengan pernikahan ini. Kamu tahu kalau saya terpaksa menikah denganmu. Andai saja Tasya tidak kabur di hari pernikahan kami, saya tidak akan pernah mau menikah dengan kamu!"
Alfan Ezra Kavindra
"Kamu pikir saya juga mau menikah dengan kamu?! Maaf, tidak. Kalau saja Gea adik kamu tidak memohon kepada saya, saya tidak akan mau menikah dengan pria sombong seperti kamu. Saya melakukannya juga terpaksa!"
Aleandra Shazfa Atmaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25
"Kamu pulang jam berapa, Alea?" tanya Alvan saat mobilnya sudah berhenti tepat di toko adiknya, Ghea.
"Gak tentu sih mas.. kadang jam 4. Kalau banyak pesanan aku pulang sampai jam 6 sore." jawab Alea. "Emangnya kenapa, mas?" tanya Alea.
"Gak ada. Aku mau jemput kamu pulang kerja."Sahut Alvan.
"Ya udah, aku masuk ya mas.." ucap Alea sembari mencium tangan Alvan. Saat Alea ingin keluar dari mobil, Alvan menarik pelan tangan Alea.
"Ada apa mas..?" tanya Alea.
Kemudian Alvan mendekat kan wajahnya ke wajah istrinya itu. Spontan Alea menutup matanya, Alea merasakan keningnya basah setelah bibir Alvan mendarat tepat di keningnya. Lalu Alvan mencium bibir Alea singkat.
"Sore mas jemput kamu lagi, tunggu mas dan jangan pulang dulu kalau mas belum datang jemput kamu. Oke." Alvan mengekus kepala Alea yang ditutupi oleh hijabnya.
"I-iya mas."Jawab Alea gugup. "Assalamu'alaikum, mas.." Alea langsung buru-buru keluar dari mobil Alvan, karena ia tidak mau Alvan melihat pipinya yang merona merah, jangan di tanya jantung Alea yang berdetak sangat kencang, seakan jantungnya akan melompat dari tempatnya.
Sementara Alvan tersenyum melihat Alea malu padanya. Alvan pun melajukan mobilnya menuju kantornya.
*
*
Waktu terus berjalan, tak terasa sudah 6 bulan usia pernikahan Alvan dan Alea. Setiap harinya hubungan mereka semakin dekat. Akhirnya Alvan menyadari kalau ia benar-benar sudah jatuh cinta pada Alea. Tetapi meskipun begitu, Alvan sampai sekarang belum ada mengutarakan perasaannya kepada Alea. Dan Alvan berniat akan mengajak Alea berbulan madu. Di sana ia akan mengutarakan perasaannya kepada Alea. Seharusnya dari kemarin-kemarin Alvan sudah mengutarakannya, tapi Alvan harus benar-benar meyakinkan dirinya dan hatinya terlebih dahulu tentang perasaan nya pada Alea.
"Sabar Alea, tidak lama lagi kita akan menjadi suami istri yang sesungguhnya. Kamu akan menjadi milik seorang Alvan seutuhnya." Monolog Alvan sembari memandangi foto Alea di ponselnya. Setelah itu ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang masih menumpuk.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar.
"Iya, masuk!" sahut Alvan dari dalam.
Pintu pun di buka dan masuklah seorang wanita cantik, bertubuh tinggi, seksi dan berambut panjang. Wanita itu tersenyum saat baru saja masuk kedalam ruangan Alvan. Ia sangat merindukan lelaki yang tengah sibuk dengan tumpukan berkas yang ada di mejanya.
"Ada apa Yuni?" tanya Alvan pada sekretaris nya yang baru, tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang ada di hadapannya. Alvan kira yang masuk keruangan nya adalah sekretaris barunya.
Wanita itu tidak menjawab ia malah mendekat dan berdiri di samping Alvan.
"Sayang.." sapanya.
Deg
Alvan seperti mengenal suara yang baru saja memanggil sayang. Alvan yang awal sibuk dengan berkasnya langsung mendongakkan kepala. Seketika Alvan langsung berdiri dari duduknya, karena terkejut.
"Tasya!" ucap Alvan lirih.
"Iya sayang, ini aku. Aku sudah kembali.." Tasya terus tersenyum seolah-olah tidak pernah terjadi apapun.
Tak berapa lama Tasya mencoba untuk memeluk tubuh Alvan. Namun, Alvan langsung mundur dari posisinya berdiri. Bermaksud menolak pelukan yang akan Tasya berikan.
"Untuk apa kamu kesini, hah?!" tanya Alvan datar sembari menatap tajam Tasya.
"Sayang, aku sangat merindukan mu. Apa kamu tidak merindukan aku?!" tanya Tasya dengan penuh percaya diri.
Alvan menggelengkan kepalanya. Melihat reaksi Alvan padanya, Tasya kembali tersenyum dan memilih duduk di kursi tepat berada di meja kerja Alvan.
"Oke, aku paham. Kamu pasti marah padaku, karena aku udah pergi di hari pernikahan kita. Untuk itu aku minta maaf sayang.." Alvan mengerutkan keningnya sembari terus menatap Tasya.
"Wah! gampang banget kamu minta maaf setelah kabur di hari pernikahan kita. Karena ulah mu itu mama sampai pingsan!" ucap Alvan emosi.
"Sayang, aku tahu aku salah. Aku benar-benar minta maaf. Pleas maafkan aku, dan sekarang aku mau menikah denganmu. Aku tidak akan kabur lagi." Alvan tersenyum masam.
"Apa, menikah?! heh! Setelah bersenang-senang liburan di Singapura dan tiba-tiba kamu datang dengan seenak jidatmu bilang mau menikah dengan ku!" ucap Alvan sembari tersenyum tipis. "Tapi maaf Tasya, aku tidak mau menikah denganmu." tambah Alvan yang membuat Tasya terkejut karena Alvan menolaknya.
"Tapi kenapa, Al?! Aku tahu, kamu masih sangat mencintaiku. Oke pasti kamu masih marah padaku, kan Al?"
"Ck! Marah, jelas aku marah dan kecewa padamu. Tapi menikah denganmu? sayang kali sudah terlambat." Alvan kembali duduk di kursi kerjanya.
"Terlambat? apa maksud kamu Al..?!" tanya Tasya bingung.
"Aku sudah menikah, Sya."
"A-apa?!"
tetap ada. keluarga dr pihak . atau. saudara. laki2 dr mempelai wanita