Istri Buangan Tuan Arkana

Sore itu, langit berwarna jingga keemasan memberikan suasana hangat dan tenang. Flora dan Jonathan memutuskan untuk pergi ke butik bersama mami Erika untuk mencari gaun pengantin dan tuxedo untuk pernikahan mereka yang semakin dekat. Tak hanya itu, mereka juga membawa kedua anak mereka, Keyra dan Jerico, yang sangat antusias dengan rencana tersebut.

Mobil keluarga mereka melaju pelan menuju pusat kota, di mana butik Erika yang terkenal berada. Flora, yang duduk di depan bersama Jonathan, terlihat anggun dengan dress putih sederhana, sementara Jonathan mengenakan kemeja biru tua yang rapi. Di kursi belakang, Keyra dan Jerico berceloteh riang, tak sabar untuk melihat pakaian pernikahan orang tua mereka.

"Sudah sampai!" seru Erika saat mobil berhenti di depan butik yang megah. Papan nama "Butik Erika" yang berkilau menyambut mereka, bersama dengan jendela-jendela besar yang menampilkan gaun-gaun indah dan pakaian elegan.

Jonathan turun terlebih dahulu, membuka pintu untuk Flora, dan membantu anak-anak keluar. Erika mengawasi dengan senyum hangat, merasa bangga melihat keluarga mereka begitu bahagia dan harmonis. Mereka masuk ke dalam butik yang nyaman, disambut oleh aroma bunga segar dan musik lembut yang mengalun.

"Selamat datang kembali!" sapa seorang pegawai butik dengan ramah. "Ada yang bisa saya bantu hari ini?"

"Kami sedang mencari gaun pengantin untuk Flora dan tuxedo untuk Jonathan," kata Erika sambil tersenyum.

Pegawai butik itu mengangguk dengan semangat. "Silakan ikut saya, kami memiliki koleksi khusus di bagian belakang butik."

Mereka berjalan melalui deretan rak pakaian yang tertata rapi, menuju area eksklusif di belakang butik yang dikhususkan untuk pakaian pengantin. Ruangan itu terasa lebih mewah dengan lampu kristal dan cermin besar yang memantulkan cahaya ke segala arah.

"Flora, lihat gaun-gaun ini," kata Erika sambil menunjuk deretan gaun pengantin yang berkilauan. "Mana yang kamu suka?"

Flora mengamati gaun-gaun yang tergantung rapi. Matanya tertuju pada sebuah gaun putih dengan renda halus dan ekor panjang yang elegan. "Yang ini indah sekali, Mam," kata Flora dengan mata berbinar.

Sementara Flora dibantu pegawai butik untuk mencoba gaun tersebut, Jonathan melihat-lihat koleksi tuxedo. Ia memilih beberapa yang menurutnya cocok dan mulai mencobanya satu per satu. Keyra dan Jerico berlarian dengan riang di sekitar butik, sesekali berhenti untuk melihat ibu dan ayah mereka mencoba pakaian.

Ketika Flora keluar dari ruang ganti dengan gaun pengantin itu, semua mata tertuju padanya. Gaun itu menempel sempurna di tubuhnya, membuatnya terlihat seperti seorang putri. Jonathan terpana melihat kecantikan Flora, dan matanya berkaca-kaca.

"Kamu terlihat luar biasa, Flora," kata Jonathan dengan suara bergetar.

Flora tersenyum, merasa sangat bahagia. "Terima kasih, sayang."

Sementara itu, Erika membantu Jonathan memilih tuxedo yang sempurna. Setelah mencoba beberapa setelan, akhirnya mereka menemukan satu yang cocok. Jonathan mengenakan tuxedo hitam dengan dasi kupu-kupu, tampak sangat tampan dan gagah.

"Papa terlihat seperti pangeran!" seru Keyra dengan mata berbinar. Jerico mengangguk setuju, tersenyum bangga melihat ayahnya.

Setelah mencoba beberapa pakaian dan memastikan semuanya pas, mereka menuju kasir untuk menyelesaikan pembelian. Erika memberi mereka diskon khusus sebagai hadiah pernikahan, membuat Flora dan Jonathan semakin terharu.

"Terima kasih banyak, Mam. Ini berarti banyak bagi kami," kata Flora sambil memeluk Erika.

"Kalian adalah keluarga, dan aku sangat bahagia melihat kalian bahagia," jawab Erika dengan penuh kasih.

Setelah semua urusan selesai, mereka berjalan keluar dari butik dengan hati yang penuh kegembiraan. Matahari sudah mulai terbenam, memberikan cahaya keemasan yang indah di langit. Flora dan Jonathan menggandeng tangan Keyra dan Jerico, sementara Erika berjalan di samping mereka.

"Sore ini sangat istimewa," kata Jonathan sambil melihat ke arah Flora.

"Aku tidak sabar menunggu hari pernikahan kita."

"Begitu juga aku," jawab Flora, tersenyum manis.

Mereka melangkah menuju mobil, membawa serta gaun pengantin dan tuxedo yang akan menjadi bagian dari hari bersejarah mereka. Dengan hati yang penuh kebahagiaan, mereka pulang ke rumah, bersiap menyambut babak baru dalam kehidupan mereka sebagai keluarga yang semakin erat dan penuh cinta.

Langit di Alaska malam itu dipenuhi dengan gemerlap bintang dan cahaya lembut Aurora Borealis yang menari-nari di ufuk utara. Di kediaman mereka yang hangat dan nyaman, Flora sibuk membantu mami Erika, calon mertuanya, menyiapkan makan malam yang istimewa. Dibantu oleh beberapa pelayan setia, mereka berdua bekerja dengan cermat di dapur yang besar dan dilengkapi dengan peralatan modern.

Flora mengenakan apron merah yang diberikan oleh Erika, sementara Erika sendiri memakai apron putih dengan motif bunga-bunga kecil. Mereka saling tersenyum, menunjukkan kedekatan mereka yang semakin erat seiring waktu. Flora dengan cekatan membantu Erika memotong sayuran dan mengatur hidangan, sementara Erika memberikan petunjuk dan tips memasak dari pengalamannya yang luas.

"Aku sangat senang bisa belajar memasak dari kamu, Mam," kata Flora dengan suara lembut. "Ini semua sangat berarti bagi aku."

Erika tersenyum, merasa bangga dengan kemajuan Flora. "Kamu sudah pandai, sayang. Kamu akan menjadi istri yang hebat untuk Jonathan."

Flora merasa hangat mendengar pujian itu. Mereka melanjutkan mempersiapkan hidangan, berbagi cerita dan tawa di sepanjang prosesnya. Beberapa pelayan sibuk membantu mereka, menyajikan minuman dan mengatur meja makan dengan rapi di ruang makan yang elegan.

Sementara itu, di ruang tamu yang luas, Jonathan duduk di sofa besar di antara Keyra dan Jerico. Mereka sedang asyik bermain permainan papan sambil menunggu makan malam disiapkan. Lampu kecil yang lembut menyinari ruangan, menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan.

"Kalian berdua bermain dengan apa,Princess?" tanya Jonathan sambil tersenyum melihat kegembiraan anak-anaknya.

Keyra mengangkat kotak permainan papan yang mereka mainkan. "Kami sedang bermain Monopoli, Daddy! Aku hampir menang!"

Jerico tertawa, "Tidak, aku yang akan menang!"

Jonathan tertawa melihat semangat anak-anaknya. Dia merasa begitu beruntung memiliki mereka sebagai anak-anak. Mereka adalah cahaya mata dan sumber kebahagiaannya.

Sementara itu, Flora dan Erika selesai menyiapkan hidangan. Mereka berdua keluar dari dapur dengan senyum puas, membawa hidangan lezat yang siap disajikan. Flora memerintahkan pelayan untuk membawa hidangan ke ruang makan, sementara Erika mengajak Flora untuk duduk di kursi di sebelah Jonathan di ruang tamu.

Malam itu, keluarga itu menikmati makan malam yang lezat dan penuh cinta. Mereka berbagi cerita, tawa, dan kenangan yang akan mereka ingat selamanya. Setiap suap makanan membawa kebahagiaan yang dalam, memperkuat ikatan keluarga mereka yang semakin kuat.

Setelah makan malam selesai, mereka bertukar candaan dan tawa di ruang tamu sambil menikmati secangkir teh hangat. Keyra dan Jerico berbagi cerita tentang hari-hari mereka di sekolah, sementara Flora dan Erika berbicara tentang rencana pernikahan dan masa depan mereka bersama.

Malam itu berakhir dengan hangat dan penuh kebahagiaan di kediaman mereka di Alaska. Mereka berpelukan dalam kebahagiaan, menikmati momen-momen bersama yang berharga. Dan di bawah langit yang dipenuhi bintang, keluarga itu merasa bersyukur akan kehadiran satu sama lain, membentuk ikatan yang tidak tergantikan dalam cinta dan kebersamaan.