Berniat menghilangkan rasa sedih dan kecewa lantaran melihat kekasihnya selingkuh dengan musuh bebuyutannya. Devina Alvares memutuskan pergi minum ke sebuah club malam.
Dibawah pengaruh alkohol, Devina justru melakukan hal gila dengan memaksa seorang pria menghabiskan satu malam panas bersamanya.
Namun sial baginya. Pria itu ternyata seorang dosen killier dan introvet. Hal yang lebih gila lagi, dia adalah paman dari mantan kekasihnya.
Bagaimana nasib Devina setelah sadar dan mengetahui jika pria yang diajaknya tidur adalah Alexander?
Lantas, bagaimana dengan respon Alexander yang sudah mengambil keperawanan dari mantan kekasih keponakannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah?
Happy Reading.
Devina hanya bisa mengurut keningnya yang sejak tadi malam sudah terasa pusing, melihat sikap Alexander yang menggunakan kekuasaannya untuk benar-benar membuktikan ucapannya.
Ya, Alexander langsung mengatakan kepada keluarga Devina dan juga keluarganya bahwa mereka akan segera menikah seminggu lagi. Hal itu tentu saja membuat semua orang terkejut.
Alexander langsung mengutus beberapa orang suruhan nya hanya untuk menyiapkan acara pernikahan mereka.
Mendesain cincin pernikahan dan juga baju pengantin serta undangan elektronik dan undangan cetak sudah harus siap dalam waktu dekat
Bahkan kedua kubu keluarga besar mendukung keinginan Alexander.
"Dad, please, aku masih sembilan belas tahun, aku belum ingin menikah!" seru Devina duduk di sofa dengan bersedekap dada.
Karena menurutnya dia masih terlalu muda jika harus terikat pernikahan.
Devina masih ingin bebas seperti teman-teman yang lainnya, seperti Daffa sang kakak yang masih bisa sesuka hatinya pergi kemanapun, membeli apapun yang dia suka, bahkan memiliki koleksi mobil mewah yang harganya begitu fantastis.
Devina belum ingin memiliki status sebagai seorang istri, dia ingin seperti sahabat-sahabatnya dan masih bisa saling bercanda tawa.
Dalam benak Devina jika menjadi seorang istri itu dia hanya bisa duduk di rumah, melakukan pekerjaan rumah tangga meskipun ada pembantu tapi dia tetap harus melayani suaminya dengan baik.
Apakah Devina bisa? wanita itu tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat dia sudah menjadi istri seorang Alexander.
Padahal apa yang ditakutkan Devina itu hanyalah khayalannya belaka, karena tidak mungkin Alexander akan menyuruh Devina mengurus rumah seperti kebanyakan istri di luar sana.
Alexander hanya ingin kepastian dari Devina, dia ingin segera menjadikan wanita itu istrinya, Alexander tidak akan pernah meminta Davina untuk mengurusinya bahkan misalkan mereka menikah nanti, Alexander akan memenuhi semua kebutuhan bahkan bersedia melayani wanita itu.
"Apa kamu masih meragukan ku, Devina?" kini semua mata beralih menatap Alexander yang sudah menampilkan raut wajah masam.
Tentu saja dia merasa sakit hati karena Devina menolak untuk menikah secepatnya, padahal Alexander sendiri benar-benar jatuh hati kepada wanita itu dan ingin memilikinya segera.
Devina memicingkan matanya, menatap Alexander dengan curiga dan juga rasa was-was, dia takut bahwa pria itu hanya mempermainkannya.
Wanita itu takut kalau Alexander terpaksa menggunakan kekuasaannya agar kedua keluarga segera langsungkan pernikahan mereka dengan cepat karena Devina tidak mau lagi disentuh oleh Alexander sebelumnya mereka resmi menikah.
Bukankah itu sama saja seakan-akan pria itu hanya menginginkan tubuh Devina saja, bukan karena mencintainya dengan tulus.
"Ck, jangan menatapku seperti itu Devina, aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan!" ujar Alexander.
Devina terkejut mendengar ucapan Alexander, kenapa pria itu tidak bisa ditebak, tapi jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam, pesona Alexander memang bisa membuat Devina luluh seketika.
"Memangnya apa yang sedang kupikirkan?" wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Alexander berdiri dan berjalan menuju kursi Devina yang berada di seberangnya.
Pria itu duduk sangat dekat dengan Devina tanpa peduli bahwa setiap orang yang ada ditempat itu memandang mereka.
Tentu saja di sana ada Daddy David, Mommy Stella dan Mama Fraya. Daffa entah sudah pergi ke mana dan Milea kembali ke rumahnya karena Kevin sudah pulang dari luar negeri.
"Kamu pasti berpikir jika aku mau menikahimu hanya karena ingin menidurimu saja, emmmh!! Devina langsung membungkam mulut Alexander.
Devina langsung memberi kode kepada Alexander agar tidak meluruskan ucapannya.
Apa pria itu tidak tahu jika di depan mereka kini sudah ada para orang tua yang sedang menatap mereka dengan tatapan yang curiga.
Alexander yang mengerti ketakutan Devina mulai tersenyum jahil, pria itu tahu jika Devina pasti takut ketahuan kalau mereka memang pernah menghabiskan malam panas bersama.
"Kenapa sayang?" tanya Mama Fraya, menyingkirkan rasa canggung yang berada di antara mereka.
"Ini lo Ma, kami tuh ... !"
"Aaaa .. iya-iya, aku mau nikah cepet, kalau bisa nggak perlu nunggu seminggu lagi, kita bisa menikah kapanpun!"
"Akhirnya...!" seru semua orang yang berada di tempat itu, bahkan para pelayan yang berdiri setia di belakang mereka juga mengucapkan hal yang sama.
Sepertinya jurus Alexander tempat sasaran lagi, dek itu langsung memeluk Devina dan tersenyum bahagia, terlihat kelegan di wajahnya dan juga wajah para orang tua.
"Kalau begitu kita menikah 3 hari ke depan, bisa dipastikan semua orang akan bersiap-siap dari sekarang untuk mempersiapkan pernikahan besar kita!"
Devina melongo, tapi dia bisa apa, tentu saja dia juga bahagia, tapi mungkin rasa trauma akan pengkhianatan masih ada didalam dirinya.
"Sayang, percayalah padaku, umurku sudah hampir tiga puluh tahun, kalau aku memutuskan menikah itu artinya aku akan serius untuk menjalankan rumah tangga."
Bersambung.
makanya jangan nafsu aja yg diutamakan.
nasiiib
kalian cocok...
selingkuh sama musuh bebuyutan...