NovelToon NovelToon
Dinikahi Karena Mandul

Dinikahi Karena Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: takiyaratayee

Clara terpaksa menerima perjanjian nikah kontrak dengan Gery Rochstein, bosnya sendiri, demi membantu menyelamatkan perusahaan sang CEOyang terancam bangkrut. Semua itu berada dalam ancaman Gery yang mengetahui rahasia Clara yang divonis sulit memiliki anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon takiyaratayee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13 - Merayu Bos

Clara merasa harus bertanggung jawab atas kekacauan ini. Namun, sang bos mengabaikannya. Gery justru pergi meninggalkan gedung Spark untuk melanjutkan urusannya.

Akan tetapi, Clara keras kepala. Ia mengejar Gery tanpa takut. Sebelum semuanya terlambat.

"Clara, sudahlah. Berhenti. Sepertinya Tuan Rochstein sedang buru-buru. Kamu bisa bertemu dan berbicara dengannya lain kali," kata Vey mencoba mencegah Clara yang kebingungan. Clara menunduk, malu karena perbuatannya yang membuat orang lain rugi.

"Aku harus bertemu dengan Tuan Rochstein. Aku harus meluruskan tentang hal ini supaya Pak Arnold tidak jadi korbannya," kata Clara.

"Tapi Tuan Rochstein udah nggak ada di tempatnya, Clara. Kamu berharap apa? Tuan Rochstein itu dari dulu seperti ini. Dia CEO, tapi dia tidak memperlihatkan kerja kerasnya untuk datang ke kantor ini. Dia punya kantor sendiri yang dirahasiakan," kata Vey menjelaskan.

"Aku nggak peduli. Aku harus bertemu Tuan Rochstein!" kata Clara tidak menyerah. Dengan sepatu flat shoes-nya, Clara berlari sampai keluar gedung untuk mencari bosnya. Dan... Ketemu!

Terlihat Gery hendak naik ke mobilnya diikuti para pengawalnya. Tampaknya, Gery memang berencana meninggalkan kantor itu. Dengan sekuat tenaga, Clara berlari mengejar Gery.

"Tuan Rochstein! Tunggu, jangan pergi dulu!" kata Clara berseru, membuat Gery berhenti.

"Ada perlu apa Anda mencegah saya pergi? Maaf, saya ada urusan," kata Gery acuh.

"Tuan, saya minta Anda cabut diskors Pak Arnold. Ini kesalahan saya, maka saya yang seharusnya dihukum," kata Clara penuh rasa takut. Gery tertawa getir mendengar omongan Clara yang dianggap tidak penting.

"Itu urusan saya terhadap karyawan saya. Anda jangan sok ngatur," kata Gery singkat.

"Saya akan kembalikan uang kompensasi Anda, dan saya siap mengikuti kemauan Anda asalkan Pak Arnold tidak diskors!" kata Clara menantang. Sikap berani Clara kini benar-benar menarik perhatian Gery sepenuhnya. Momen saat ini sangat tidak pas untuk merayu Gery yang sedang memendam rasa amarah terhadap kandasnya pertunangannya.

"Maaf, saya tidak punya waktu untuk Anda."

"Tuan, saya mohon? Saya ingin meminta maaf pada Anda. Saya tidak bisa membiarkan orang lain ikut menanggung kesalahan saya," kata Clara terus memohon-mohon, bahkan sampai berlutut di kaki Gery.

"Hei, berdiri! Jangan berlutut seperti ini. Saya tidak mau membuat asumsi aneh-aneh kalo kamu berlutut seperti ini," kata Gery menyuruh Clara bangkit.

"Tuan, mohon cabut hukuman Pak Arnold. Hanya itu permohonan saya. Saya janji akan memenuhi kemauan Anda," kata Clara masih menunduk. Clara terlalu takut memperlihatkan wajahnya kepada sang bos. Melihat kegigihan Clara, Gery pun mengangguk.

"Saya akan cabut hukuman Pak Arnold. Asalkan, kamu ikut saya sekarang."

Entah Clara harus merespon senang atau sedih. Clara berhasil merayu bosnya. Hukuman Pak Arnold dibatalkan, tetapi Clara harus ikut dengan bosnya tanpa ia tahu mau pergi ke mana.

"Tapi, Tuan? Saya mau dibawa ke mana..."

"Kamu bilang, kamu mau menuruti kemauan saya. Saya ingin kamu temani saya," kata Gery dengan lirikan genit. Clara ingin berteriak. Clara takut Gery melakukan hal macam-macam seperti malam ketika mereka bertemu di supermarket. Tapi, Clara tidak mungkin menolak. Dia sudah berkomitmen untuk memenuhi kemauan bosnya asalkan Pak Arnold tidak diskors.

"Baik, Tuan." kata Clara ikut masuk ke dalam mobil itu. Gadis itu pun duduk di samping Gery yang menjaga jarak cukup jauh dengannya. Clara agak lega karena Gery tidak duduk dekat dengannya. Sementara sopirnya mengendarai mobil tersebut, Gery lebih banyak diam dan memandangi jalan melalui jendela di sebelah kanannya.

Sementara Clara sibuk mencari cara untuk mengembalikan uang yang ditransfer Gery kepadanya. Clara hanya ingin menepati janjinya. Clara mencoba mencari tahu nomor rekening Gery, tetapi dia tidak menemukannya.

"Maaf, Tuan. Saya menganggu waktu Anda, apa boleh saya minta nomor rekening Anda? Saya mau mengembalikan uang--"

"Simpan saja," kata Gery dingin.

"Tapi, saya sudah janji kepada Anda untuk mengembalikannya."

"Anggap saja upah lemburmu karena sudah menemaniku sekarang," kata Gery datar. Clara tidak berani bicara lagi. Gery tampak lesu, tidak bersemangat dan lama-lama tertidur di perjalanan.

Saat Clara memperhatikan Gery, pria itu menyandarkan kepalanya di kaca. Jaraknya benar-benar jauh dari Clara.

Setelah menempuh jalan sekitar 30 menitan, mobil itu akhirnya masuk ke dalam parkiran restoran mewah. Clara tidak pernah mengunjungi restoran yang mewah dan pengunjungnya didominasi oleh mobil ini.

Gery masih tertidur, tetapi Clara tidak berani membangunkan pria di sampingnya itu. Takut kalau-kalau Gery tiba-tiba mencakarnya.

"Tuan, sudah sampai." kata sopir yang membangunkan bosnya, seolah tahu jika Clara takut melakukan pekerjaan itu.

"Oh, baik." Gery turun tanpa menyuruh Clara turun juga. Karena tidak ada perintah, Clara tidak ikut keluar mobil. Tak lama dari itu, Gery mengetuk kaca mobil, meminta Clara membukanya. Clara pun membukanya, lalu bosnya itu tampak mengerutkan dahi.

"Mau sampai kapan kamu di dalam? Kamu harus ingat, tugasmu hari ini adalah menemaniku. Ayo, turun," suruh Gery pada Clara.

"Baik, Tuan." Clara pun turun dari mobil, dan ikut berjalan di belakang Gery.

"Namamu siapa?" tanya Gery pura-pura lupa.

"Clara, Tuan."

"Oh, ya. Clara, aku minta selama kita makan siang, jangan bicara apapun selain kusuruh. Jangan sampai kamu panggil aku dengan sebutan Tuan. Panggil saja aku Gery, seperti seseorang yang sudah berteman lama."

"Baik, Tuan." Saat Clara menyebut 'Tuan', Gery melotot.

"Oh, maaf. Baik, Gery."

Gery bertemu dengan beberapa orang, satu wanita cantik berusia 20-an, dua di antaranya berusia 50-an. Gery menunduk saat bertemu orang-orang itu.

"Maaf aku sedikit terlambat, aku harus menjemput pacarku dulu," kata Gery sambil menggandeng tangan Clara tanpa meminta izin. Mendengar Clara diakui sebagai pacarnya Gery, wanita itu cukup terkejut. Clara tidak bisa berkata apa-apa, lidahnya kelu.

Namun, wanita berusia 50-an itu tiba-tiba menampar pipi Gery dengan cukup keras setelah melihat kehadiran Clara. Sontak Clara mundur karena takut kena tamparan keras itu.

"Tuan, ehm! Gery, pipimu merah..." kata Clara menutup mulutnya, takut refleks salah omong. Namun Gery mencoba menenangkan Clara yang tampak ketakutan.

"Aku nggak apa-apa. Tenang aja."

"Tidak tahu malu!" ujar wanita itu marah. Pandangan Gery kini tertuju pada wanita paruh baya di depannya itu.

"Nyonya Dexter, apa yang Anda lakukan?" tanya Gery, agak terkejut dengan reaksi mantan calon mertuanya.

"Berani-beraninya kamu menemui kami dengan membawa pacar baru? Gery, pertunanganmu baru saja batal seminggu lalu. Tapi kamu sudah memamerkan pacar baru? Apakah ini pantas?" kata Nyonya Dexter marah. Tatapan Nyonya Dexter dan Adel sangat sinis terhadap Clara. Sementara Clara masih terkejut dan tidak tahu apa-apa di antara mereka. Ia bingung harus bersikap bagaimana sehingga hanya ada rasa canggung di momen itu.

"Maafkan aku, Nyonya Dexter. Tapi aku memang sudah gak cinta sama Adel. Sekarang, aku mencintai dia," kata Gery sambil menggandeng tangan Clara. Mendengar sandiwara itu, Clara mencoba untuk memberontak.

"Tuan Rochstein, apa yang Anda katakan?" bisik Clara. Gery menyuruh Clara untuk diam dan menuruti perintahnya.

"Sayang, jangan langsung menunjukkan sikap tidak ramahmu itu di depan pacar baru Gery. Gery, silahkan duduk," Tuan Dexter menarik tangan istrinya yang tampak emosi melihat Gery menggandeng wanita lain yang bukan putrinya.

Sementara Adel terus menerus menatap wajah Gery yang sama sekaki tidak menyapanya. Ingin rasanya ia menangis memeluk Gery, ada rasa penyesalan di sana. Betapa bodohnya Adel menyia-nyiakan pria setampan Gery.

"Sudah sampai mana progres proyek Pure tanpa kami?" tanya Tuan Dexter mencoba memojokkan Gery di hadapannya.

Ketika Tuan Dexter menyebut nama Pure, Clara tiba-tiba terkoneksi dengan proyek yang sedang dia kerjakan bersama tim Merak. Clara jadi tahu kalau proyek Pure adalah proyek yang cukup besar bagi dua perusahaan yang sedang bersitegang ini.

Clara melirik ke arah Gery, yang menundukkan wajahnya dengan wajah penuh kegelisahan.

...----------------...

1
Asya Dia
critanya ga masuk akal
Jenny
kok BAB ini diulang lagi???
takiyaratayee: hallo kak salam kenal, terima kasih sudah mampir dan mohon maaf sekali, sepertinya ada kesalahan teknis dari author. terima kasih atas masukannya ^_^
total 1 replies
Cinta Rodriques
kok ceritax diulang LG thour?
takiyaratayee: hallo kak salam kenal, terima kasih sudah mampir. dan mohon maaf sekali, sepertinya ada kesalahan teknis dr author, terima kasih atas masukannya ^_^
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
takiyaratayee: terima kasih dukungannya author 'ajari aku hijrah'/Smile/
total 1 replies
Seven may
kksihan tokoh wanitanya /Frown/
takiyaratayee: hallo, terima kasih sudah mampir. jangan lupa klik subscribe dan likes di chapter-chapter selanjutnya yaa
total 1 replies
Devan Wijaya
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
takiyaratayee: terima kasih, jangan lupa di likes ya, dan ikuti terus ceritanya ^^
total 1 replies
Odette/Odile
Luar biasa! 👏
takiyaratayee: terima kasih, jangan lupa di likes ya, dan ikuti terus ceritanya ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!