Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Pagi hari yang indah, suara burung berkicau bersahutan. Di depan istana nampak 3 kereta kekaisaran, 2 kereta pelayan dan juga 5 kereta barang telah berjajar rapi, 30 pelayan wanita beserta 80 orang prajurit berdiri di belakang kereta, sementara 20 orang prajurit berkuda telah bersiap di depan kereta, setelah selesai berpamitan pada kaisar, Ai Li dan rombongan segera masuk ke dalam kereta masing-masing, begitu pun para pelayan nya. Mereka mulai berjalan meninggalkan istana, menikmati perjalanan piknik mereka. Sampai di desa hujan, mereka pun berhenti untuk beristirahat
"Keluarkan semua barang bawaan kita dan bagikan pada seluruh rakyat desa hujan, desa terik, desa petir dan juga desa badai" ucap Ai Li
"Baik putri" para prajurit pun segera mengeluarkan semua barang-barang itu dan membagikannya di 4 desa tersebut
"Dimana 70 pelayan wanita ku yang lain? Bukankah aku sudah menyuruh mereka menunggu disini?" tanya Ai Li sambil celingak celinguk
"Kami disini putri" sahut para pelayan yang mulai berdatangan
"Baguslah, aku dan keluargaku akan menggunakan kereta pertama, para pelayan pribadi akan menggunakan kereta kedua, dan kalian semua bisa menggunakan kereta ke tiga sampai ke sepuluh" ujar Ai Li membagi tempat duduk. Para pelayan pun mulai masuk dan mendudukan dirinya di kereta. Ada 2 kereta tersisa, Ai Li pun menyuruh prajuritnya untuk masuk ke dalam kereta, dan sisanya akan naik kuda.
"Beli beberapa ekor kuda untuk para prajurit yang tidak kebagian tempat duduk di kereta, kita akan segera melanjutkan perjalanan menuju danau air mata" ucap Ai Li
Prajuritnya pun segera bergerak untuk membeli 30 ekor kuda untuk teman-teman nya yang tidak kebagian tempat duduk.
"Apakah semua persiapan nya sudah selesai?" tanya selir agung pada Ai Li
"Ya ibunda, kita akan segera melanjutkan perjalanan sebentar lagi" jawab Ai Li
Setelah semua prajurit kebagian tunggangannya, Ai Li pun segera memerintahkan mereka untuk segera melanjutkan perjalanan. Tempat yang ingin mereka kunjungi kali ini adalah Danau Air Mata, Kuil Suci, Istana Bunga, Air Terjun Kenangan, Taman Sakura, Pantai Biru dan Gunung Batu.
Mereka berencana untuk bersenang-senang di tempat itu untuk mengistirahatkan pikiran mereka.
Sementara di istana kekaisaran yuan, kehebohan tak henti-hentinya terjadi, ketiga selir kaisar yang terkena serbuk gatal itu badannya semakin hancur karena terus-menerus di garuk, banyak luka lecet di seluruh tubuh mereka, sementara wajah mereka pun semakin membengkak, tabib yang di panggil pihak istana pun mengatakan jika ketiga selir kaisar tersebut terkena penyakit menular, jadi untuk sementara paviliun mereka di tutup. Dan hanya para pelayan pribadi mereka saja yang di izinkan untuk keluar masuk kediaman itu beserta tabib dan 2 orang prajurit yang berjaga.
5 selir putra mahkota berkumpul di taman, sambil saling menyombongkan satu persatu
"Kenapa banyak sekali masalah akhir-akhir ini di istana? Membuat selera makan ku hilang saja, apalagi kalau mendengar suara teriakan ketiga selir kaisar itu. Benar-benar memuakan" desah Xiao Na
"Jangan terlalu banyak berpikir selir Xiao, lebih baik kita nikmati saja hidup ini, lihatlah kalung baruku, aku baru saja membelinya dari kekaisaran Ming, sangat cantik" ujar Zhao Yun
"Akh, aku mendengar jika di kekaisaran Zhang telah dibuka toko baju yang bagus untuk kaum bangsawan, kapan-kapan kita harus pergi kesana" timpal Meng Xia
"Apakah kita tidak pergi berkunjung untuk melihat keadaan putra mahkota dan juga permaisuri?" tanya Sun Liya
"Untuk apa? Bukankah putra mahkota juga tidak menginginkan kita? Kita hanyalah pajangan di harem nya" ucap Jun Jiya
"Itu benar, lagi pula permaisuri juga tak pernah membela kita" timpal Xiao Na
"Yang terpenting kita harus selalu tampil cantik, berbelanja dengan senang hati, memiliki banyak perhiasan dan koin emas, persetan dengan putra mahkota itu" ucap Zhao Yun
"Apa katamu? Justru kita harus memikirkan cara untuk menyembuhkan putra mahkota, kalau sampai putra mahkota mati, maka kita juga tak akan bisa menikmati semua kemewahan ini lagi. Pangeran kedua pasti di tunjuk sebagai calon kaisar selanjutnya, dan putri Han itu akan jadi permaisurinya" ujar Meng Xia menggebu-gebu
"Selir Meng benar, kita pasti akan di kembalikan pada keluarga kita jika sampai putra mahkota mati" ucap Xiao Na
"Tidak jadi masalah, mulai sekarang kita harus menggoda pangeran kedua dan juga pangeran ketiga, aku yakin tak akan ada yang berani menolak pesona kita semua" ujar Jun Jiya
"Ya, dengan begitu status kita aman, biarpun putra mahkota mati, kita masih bisa menjadi selir pangeran kedua dan juga pangeran ke tiga, dan kalau ada kesempatan, bunuh saja istri sah mereka dan gantikan posisi nya" jelas Zhao Yun
"Apa kalian pikir itu mudah? Putri An dan juga putri Han pasti tak akan tinggal diam!" cerocos Sun Liya
"Kita hanya harus memanjat ranjang mereka untuk mempertahankan status kita jika putra mahkota mati, tapi jika dia hidup, kita juga harus bersiap-siap jika dia mengambil seseorang untuk menjadi permaisuri nya" penjelasan Zhao Yun panjang lebar.
"Ya, kita semua harus mengukuhkan posisi kita semua di istana ini" ujar Meng Xia, dan yang lain pun hanya mengangguk membenarkan.
"Baiklah, mari kita berpura-pura menjadi istri yang baik dengan mengunjungi pangeran mahkota dan juga permaisuri" ajak Jun Jiya
"Tentu" ucap mereka serempak dan bangkit dari duduk nya langsung berjalan mengiringi Jun Jiya yang sudah berjalan di depan mereka.
"Sungguh pemandangan yang indah, selir putra mahkota benar-benar akur satu sama lain, mereka bahkan bisa duduk bersama dan mengobrol dengan senang hati" ucap pelayan A yang melihat para selir itu berjalan beriringan
"Benar, mereka bahkan terlihat seperti saudara" ucap pelayan B
Sedangkan para selir yang mendengar pujian dari para pelayan itu semakin melebarkan senyumnya, memperlihatkan keramahan dan kelembutan mereka yang palsu
"Heh, lihatlah bahkan para pelayan pun memuji kami, apa susah nya mendapatkan pangeran kedua?" cibir Zhao Yun dalam hati
"Sebentar lagi akulah yang akan menjadi permaisuri dan menyingkirkan ke 4 selir tak berguna itu dari istana" gumam Jun Jiya dalam hati sambil terus menyunggingkan senyum Kepalsuan nya.