NovelToon NovelToon
MINE

MINE

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Ainsley adalah anak kuliahan yang punya kerja sampingan di cafe. Hidupnya standar. Tidak miskin juga tidak kaya, namun ia punya saudara tiri yang suka membuatnya kesal.

Suatu hari ia hampir di tabrak oleh Austin Hugo, pria beringas yang tampan juga pemilik suatu perusahaan besar yang sering di juluki iblis di dunia bisnis.

Pertemuan mereka tidak menyenangkan bagi Ainsley. Tapi siapa sangka bahwa dia adalah gadis yang dijodohkan dengan Austin dua puluh tahun silam. Lebih parahnya lagi Austin tiba-tiba datang dan menagih janji itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Ainsley memutuskan langsung pulang ke rumah Austin selesai pelajaran terakhirnya di kampus. Sebenarnya para sahabatnya mengajaknya ke tempat karaoke tapi dia terlalu capek hari ini. Ia ingin tidur cepat supaya bangun pagi besok tubuhnya bisa lebih fresh.

Masih ada beberapa pembantu yang tengah membersihkan halaman rumah ketika Ainsley sampai. Mereka menunduk hormat ke Ainsley. Gadis itu sendiri merasa agak kaku karena selama ini tidak pernah ada yang hormat padanya seperti itu. Ia belum terbiasa namun berusaha menyambut mereka dengan hangat.

Ketika masuk ke dalam rumah, dua pembantu wanita yang biasanya menyiapkan sarapan dan makan malam mereka sedang sibuk di dapur.

Ainsley memang belum melihat mereka karena ia belum mencapai dapur, namun bunyi-bunyi yang di dengarnya yang berasal dari dapur itu cukup untuk membuktikan keberadaan mereka.

"Nyonya muda sudah pulang?" 

Langkah Ainsley terhenti. Ia menoleh saat mendengar seorang pelayan yang lebih tua menyebutnya dengan panggilan lain. Nyonya? Ia tidak terbiasa di panggil begitu.

Ainsley menatap pelayan tua itu. Ia ingat Austin menyebut pelayan itu bi Ranti.

"Panggil aku Ainsley saja bi. Aku tidak terbiasa di panggil nyonya." kata Ainsley dengan sopan.

Bi Ranti cepat-cepat mengibaskan tangannya ke udara.

"Jangan nyonya, saya takut di marahi sama tuan." ucap bi Ranti. Wanita tua itu tahu bagaimana karakter majikannya. Kalau Austin mendengar ia memanggil Ainsley hanya dengan sebutan nama, takutnya majikannya itu akan berpikir mereka tidak sopan pada istrinya.

"Tapi aku tidak suka dengan panggilan itu bi," Ainsley merasa ia seperti wanita tua kalau di panggil nyonya. Padahal kan sekarang dirinya masih anak kuliahan. Salahkan Austin yang menikahinya terlalu cepat. Gadis itu menggeram dalam hati.

"Kalau di panggil non mau nggak?" tawar bi Ranti terpikirkan ide. Ia melirik Ainsley yang tampak berpikir.

"Ya sudah, terserah bi Ranti aja." kata Ainsley akhirnya. Daripada para pembantu itu dibuat ketakutan oleh sih Austin yang menyebalkan itu.

"Kalo gitu aku ke kamar dulu yah bi." pamitnya. Bi Ranti mengangguk.

"Kalau lapar makanannya sudah siap di meja makan non." seru bi Ranti lagi. Ainsley mengiyakan dari atas tangga.

Dibanding makan, sekarang gadis itu lebih memilih membersihkan diri dan langsung tidur. Ia sudah terlalu lelah dan mengantuk. Semoga saja Austin pulangnya kemalaman. Biar dirinya bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan.

                                   ***

Ainsley membuka matanya perlahan dan menyadari sesuatu yang tidak biasa.

Tempat tidurnya memang senyaman yang biasa, namun ia memandang sekeliling. Ini bukan kamar tempat dia tidur semalam.

Kamar ini lebih sempit dengan tambahan meja dan kursi di sudut ruangan. Selain itu terdengar dengung samar dari kejauhan.

Di mana ini? batin Ainsley. Ia menoleh ke sebelah kiri. Kasurnya menempel langsung ke dinding, berjendela kecil seperti jendela pesawat. Ainsley tersentak. Ia mencondongkan tubuhnya dan mengintip keluar jendela.

Betapa kagetnya dia ketika melihat hamparan awan putih lembut tergelar di bawahnya. Langit biru cerah menyilaukan matanya. Ia berada di pesawat terbang?

Tidak, tidak mungkin. Ini pasti mimpi. Ainsley ingat sekali semalam ia tidur di rumah Austin, dalam kamar pria itu. Dalam kondisi yang masih setengah sadar itu, Ainsley memutuskan bahwa ia hanya bermimpi dan berbaring lagi untuk kembali tidur.

"Kau sudah bangun?"

Ainsley membuka matanya lagi.

"Apa aku masih di dunia mimpi?" tanya Ainsley sesekali menguap.

"Dunia mimpi? Kau sedang mengigau sayang." ucap Austin geli.

"Kau diam saja. Aku bosan melihatmu di mimpiku. Pergi sana!" gumam Ainsley masih setengah sadar.

Austin tertawa.

"Aku ingin selalu ada di mimpimu tiap hari. Bagaimana kalau kita berciuman dalam mimpimu?" goda Austin.

Ainsley melotot menatap pria itu. Tunggu, dia kan sedang bermimpi, tapi kenapa rasanya seperti sangat nyata? Ia menatap Austin lagi.

"Aku sedang bermimpi kan sekarang?" tanyanya memastikan.

"Kau sedang tidak bermimpi, nyonya Hugo." jawab Austin membuat Ainsley bingung.

Ia duduk dan mencubit pipinya sendiri. Sakit, Austin tidak sedang bercanda? Jadi ini bukan mimpi?

"Lalu kita di mana?" tanya Ainsley.

"Di pesawat." jawab Austin sambil tersenyum miring.

"APA?!"

                                  ***

"Jangan bercanda, Austin. " tukas Ainsley

"Aku serius, sayang."

Ainsley menutup matanya dalam-dalam dan membukanya lagi. Austin memang sudah gila. Dia sendiri, bisa-bisanya ia tidak sadar ketika di bawah oleh pria itu.

"Kau bawa aku ke mana?"

"Hawaii," jawab Austin santai.

Ainsley terbelalak.

"Hawaii? Mau apa kita ke Hawaii?" tanyanya bingung.

"Bukankah kau ingin liburan?" balas Austin enteng.

Ainsley menggeram kesal. Dia memang ingin liburan, tapi tidak berencana liburan sampai ke luar negeri. Lagi pula libur kampusnya cuma dua hari. Sekarang pun belum waktunya libur. Satu hal lagi. Ia tidak berencana liburan dengan suami gilanya ini.

"Kau harus membawaku kembali. Aku masih ada tugas kampus hari ini." kata Ainsley.

"Kau tenang saja. Aku sudah mewakilimu minta ijin langsung ke pemilik kampus. Jangan pikirkan tugas dulu. Pikirkan apa yang akan kita lakukan nanti." gumam Austin dengan nada menggoda.

Ainsley makin geram dibuatnya. Sialan. Austin membuatnya kesal sampai di ubun-ubun. Ia sungguh ingin mencakar-cakar pria itu tapi di tahannya karena seorang pramugari berambut cokelat keluar dari kabin kru dan menghampiri mereka. Ia membawa nampan yang di atasnya terdapat makanan. Ainsley bisa melihat ada sandwich dan dua gelas jus di atas nampan itu.

Ainsley menelan ludahnya. Tiba-tiba saja ia merasa lapar ketika melihat makanan yang kini di sajikan pramugari cantik itu didepan mereka.

"Kau belum makan dari semalam. Sekarang makan sandwich dulu. Setelah sampai aku akan membawamu ke sebuah restoran enak." gumam Austin. Tangannya tak tinggal diam merapikan anak rambut Ainsley. Ainsley sendiri terus menahan diri sejak tadi. Meski sedang kesal pada sang suami, ia tidak suka saja bertengkar di depan orang asing. Apalagi pramugari itu sesekali menatapnya dengan gaya angkuhnya. Ainsley mendengus kesal.

"Masih ada yang mau di pesan lagi tuan?" tanya pramugari itu menatap Austin. Suaranya sengaja di buat-buat sehalus mungkin.

"Tidak ada." jawab Austin datar.

Pramugari itu tersenyum manis. Ketika di lihatnya Ainsley kini menatap ke arah lain, ia sengaja menunduk dan berbisik di telinga Austin.

"Kalau tuan kesepian, saya bisa datang kapan saja. Siapa tahu anda bosan dengannya," ucap pramugari itu sambil menatap Austin dengan tatapan menggoda.

Ainsley yang mendengarnya tertawa remeh. Perempuan yang berdiri di depan mereka ini ternyata tak lebih dari seorang wanita murahan. Entah sudah berapa banyak pria yang ia goda. Huh! Wajahnya saja cantik, kelakuannya nol. Apa kebanyakan pramugari seperti wanita didepannya ini?

1
Muliana
Luar biasa
ALNAZTRA ILMU
tiada Tantangan..mulus ja jalan ceritanya..awal2 la..sikap Ains yg sok Sok an...itu saja Tantangan ya.
ALNAZTRA ILMU
memangnya sifat asli itu harus sepertinya .menyebalkan??bukankah ada sifat asli yg memang baik luar dan dalam...
ALNAZTRA ILMU
mentang2 dapat suami bucin...mulutnya si Ain ni tidak ada tapis2 nya.
ALNAZTRA ILMU
hmm .buatlah wanita lain cinta ikhlas dengan Austin..biar Ain menyesal
ALNAZTRA ILMU
Hanya dalam dunia novel..kalau ada diluar ..watak Ainsley ni bukanlah watak yang baik
ALNAZTRA ILMU
sok Sok an si Ains
Radytia Maulana
Luar biasa
Radytia Maulana
Lumayan
Mahanie Mutalib
Luar biasa
Helen Nirawan
bener2 bini gk tau diri , 😈😈
Helen Nirawan
klo gw jg laki ny , bodo amat , gw tgglin aj , kan py byk rmh , pindah aj k rmh yg laen , trus cuek aj ma bini gk tau diri , kesel gw , EGP
ALNAZTRA ILMU: ya benar.semoga ada parti seperti itu..ganti Austin cuek
total 1 replies
Helen Nirawan
itu lu sadar klo.dah merid , jd istri inget , jgn mikirin cowo laen , ngerti ? lu di sekolahin ampe kuliah blajar sopan santun gk ? yg sopan ma suami , lu cinta ato engga , gk ada urusan , yg lu hrs tau , sopan ma suami , and jgn lembek ma cowo2 ( alfa) ,yg tegas jd org , inget lu bini org
Shifa Burhan
contoh novel munafik dan murahan adalah
melaknat pelakor tapi malah begitu membela pebinor bahkan pebinor melecehkan istri orang dan membuat rumah tangga orang salah paham dan nyaris hancur tetap saja pebinor dibela dan diperlakukan sangat2 lembut (ini contoh pemikiran wanita murahan

dan novel mu adalah cerminan pola pikirmu dan karakter mu
Melizz
tanda-tanda Ain mulai terpesona sama suami sendiri/Curse//Smirk/
Serenarara
Kamu belum benar2 mengenal istrimu anak mudaa... /Proud/
trianti
Luar biasa
Dyah Oktina
ngak sopan ya panggil yg lebih tua ..apa lagi p suami.. dgn nama doang
Dyah Oktina
ih ngak sopan banget deh ainsley sama p su
Dyah Oktina
kamu kok jahat banget sama suami sendiri..walau ngak cinta...apa lagi dah kasih uang biaya berobat papamu yg sangat banyak.. emang ngak ada niat berterima kasih gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!