"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 - TGSP
Setelah sampai di kampus, Juan hanya melamun di dalam mobil nya, sambil menunggu Syera menyelesaikan kelas nya. Tapi, mata nya tiba-tiba saja melihat seseorang berjalan dengan langkah santai. Tapi, dia tak sendirian.
Karena, hari ini Juan memakai mobil yang lain bukan yang biasa nya dia kenakan. Jadi, seperti nya orang itu tidak menyadari kalau mobil merah yang terparkir di parkiran adalah milik Syera.
"Bukankah itu Martin? Tapi, gadis itu siapa nya?" Gumam Juan sambil menatap interaksi pria yang di kenali itu dengan seorang gadis.
Mereka semakin mendekat, Juan menundukan tubuh nya agar Martin tidak mengetahui keberadaan nya.
"Ya terus gimana dong? Aku cuma mau kamu bertanggung jawab, Martin." Desak sang gadis nampak menuntut.
"Iya, sabar dulu. Sekarang aku harus bisa mendapatkan Syera terlebih dulu, agar aku bisa punya banyak uang." Jawab Martin sambil menggenggam tangan gadis itu.
"Syera aja terus, kamu tuh ya terus aja ngurusin tuh cewek. Yang pacar beneran kamu itu siapa sih, aku atau Syera hah? Ingat Martin, aku sedang hamil anak kamu!" Ucap gadis itu dengan nada kesal. Juan menutup mulut nya dengan tangan, dia tak menyangka akan mendengarkan perdebatan sepasang anak manusia.
"Sayang, kamu sabar dulu ya. Nanti, setelah aku berhasil merebut semua harta yang di miliki Syera, aku janji bakalan nikahin kamu."
"Beneran ya? Tapi cepetan, keburu aku hamil semakin gede dan orang-orang pada nyadar." Nada suara gadis itu melunak. Martin pun tersenyum lalu memeluk gadis itu dengan erat.
Juan mengambil kesempatan, lalu mengambil foto saat keduanya berpelukan erat, tak lupa dia juga sempat merekam semua pembicaraan Martin dengan gadis yang entah siapa nama nya itu. Barang kali, suatu saat nanti rekaman itu akan berguna untuk menjadi barang bukti.
Setelah berpelukan, kedua nya pun berpisah. Martin berjalan ke arah lain, begitu juga dengan gadis itu yang mengambil jalan lain.
Akhirnya, Juan mengerti kenapa pria itu tak mau putus dengan Syera. Ternyata ada niat buruk yang terselubung. Keputusan Syera untuk menyelesaikan hubungan mereka memang sudah sangat tepat.
"Pantesan aja Martin gak mau putus sama Non Syera, punya niat buruk toh. Harus nya, kalo kere mah udah gak usah pake segala buntingin anak orang. Mana mau manfaatin orang lain lagi, gak habis pikir." Gumam Juan sambil menggelengkan kepala nya.
Sedangkan di kelas, Syera tengah mengobrol bersama Anita, teman nya. Beberapa kali Syera melirik sekilas ke arah jam tangan nya, dia merasa kelas nya sangat lama, dia tak tahan ingin pulang dan menghabiskan waktunya bersama Juan.
"Eehh, Syer. Lu datang ke acara prom night kan?" Tanya Anita.
"Emang kapan? Gue gak tau kalo kampus kita ngadain prom night." Jawab Syera acuh, dia sama sekali tak tertarik untuk datang. Tak ada yang membuat nya bersemangat untuk datang ke acara seperti itu, dia lebih tertarik untuk berjalan-jalan bersama Juan.
"Nanti malem, datang kan?"
"Gak deh, males." Jawab Syera.
"Yahh, gak seru dong. Gue gak ada temen nya."
"Lu datang ama laki Lo kan?"
"Ya iya, tapi kalo udah disana kan pasti dia gabung sama temen laki nya." Jawab Anita.
"Datang ya? Sama si Martin."
"Gak, dihh males banget sama dia. Paling gue kesana sama Juan aja sih, sekarang gue gak bakalan bisa keluar rumah apalagi malem tanpa pengawal gue." Jawab Syera sambil mengerucutkan bibir nya.
"Yaudah, sama Juan aja."
"Itu pun kalo dia mau, soalnya dia gak bakal suka pergi ke tempat kayak gitu, Nit. Juan kayak polos deh."
"Polos biadap kali?" Goda Anita membuat Syera memutar mata nya jengah.
"Seriusan gue."
"Hmmm, yaudah sih. Gak ada salahnya kalo Lu coba ajak dia dulu."
"Oke, nanti gue kabarin lagi kalo Juan setuju." Anita pun menganggukan kepala nya, tak lama kemudian seorang dosen pun masuk dan kelas kedua nya pun di mulai.
Beberapa jam kemudian, Syera akhirnya bisa tersenyum lega saat kelas nya selesai. Dia berjalan dengan cepat menuju mobil nya, disana Juan terlihat menyambut nya dengan wajah kuyu nya.
"Lama ya, Ju? Maaf ya."
"Gapapa, Nona." Jawab Juan, tanpa senyuman, beban yang dia pikul terlalu berat hingga membuat senyuman nya hilang.
"Yang, kamu kenapa sih?"
"Enggak kok, aku gak kenapa-napa." Jawab Juan sambil menggelengkan kepala nya.
"Kamu gak pinter bohong, yang. Kelihatan dari wajah kamu, cerita sama aku dong. Kamu kenapa?"
"Di mobil aja, sambil jalan. Kita langsung pulang, atau kemana dulu?" Tanya Juan mengalihkan pembicaraan, membuat Syera mendengus.
"Hmmm, kemana deh asal sama kamu aku pasti mau." Jawab Syera, membuat Juan tersenyum kecil. Pemuda itu membukakan mobil untuk Syera, setelah gadis itu duduk dengan tenang, barulah Juan ikut masuk ke dalam mobil dan mengemudikan nya dengan kecepatan sedang.
"Sayang.." panggil Syera.
"Iya, sayang. Kenapa?"
"Kamu kenapa? Ceritain dong, aku kan pacar kamu sekarang."
"Hmm, kebutuhan rumah semua habis. Beras habis, belum bayar air sama listrik, sekarang Rinda lagi demam. Tadinya, aku mau minta kasbon dulu sama Tuan Roberts, buat bayar hutang-hutang ibu juga ke warung."
"Jadi, gimana?" Tanya Syera, membuat Juan menghela nafas nya.
"Gak tau, yang."
"Butuh berapa gitu, yang?" Tanya Syera lagi sambil menatap wajah kusut Juan.
"Paling sejutaan."
"Hmmm, berhenti di ATM yang ada di depan ya?" Ucap Syera. Juan hanya menganggukan kepala nya, menurut permintaan sang Nona.
Saat melewati ATM, Juan pun menghentikan laju kendaraan nya dan membiarkan Syera turun.
"Hati-hati nyebrang nya, sayang." Peringat Juan.
"Iya, aku udah gede kali. Masa gak bisa nyebrang sendiri."
Syera pun masuk ke bilik ATM, tak lama berselang dia sudah keluar lagi. Dia kembali menyeberang dan masuk ke dalam mobil.
"Sudah?"
"Udah, yang." Jawab Syera.
"Jadi nya, kita kemana dulu?"
"Hmm, terserah kamu aja deh. Kalo bisa ke tempat yang sepi, biar bisa mojok." Jawab Syera sambil tertawa. Juan juga menyunggingkan senyum kecil nya, gadis di samping nya selalu saja mengajak nya ke tempat sepi.
"Baiklah, sayang."
"Ohh iya, ini buat kamu sayang." Syera memasukan sejumlah uang ke dalam saku seragam yang di kenakan Juan.
"Apa ini, yang?" Juan menghentikan kembali laju mobil nya, lalu menepikan nya di sisi jalanan.
"Uang, kata nya kamu lagi butuh."
"Tapi, sayang. Aku gak ada niatan buat minta sama kamu, gini nih yang bikin aku gak mau cerita sama kamu, yang."
"Gapapa, sayang. Uang segitu, biasa nya buat aku jajan sehari-hari. Kalo aku kasih ke kamu, uang nya bisa lebih bermanfaat." Jawab Syera.
"T-api, ini terlalu banyak sayang."
"Ambilah, anggap saja itu rezeki buat ibu sama adik kamu, sayang. Jangan lupa, bawa adik kamu berobat ya? Dia harus sembuh."
"Iya, sayang. Terimakasih, aku pinjam dulu ya. Nanti kalau aku sudah gajian, aku bayar." Ucap Juan tulus, dia tidak berniat untuk meminta dari Nona nya, tadi dia juga berniat untuk meminjam pada Roberts dengan gaji sebagai jaminan nya.
"Gak usah, sayang." Jawab Syera.
"Tapi aku gak enak, yang."
"Iyalah, gak enak. Yang enak itu, kamu nindih aku." Jawab Syera sambil tertawa.
"Kamu sudah pernah di tindih laki-laki, sayang?"
"Belum sih."
"Terus, dari mana kamu tahu kalo di tindih itu enak?" Tanya Juan.
"Kata temen-temen aku yang udah pernah dong, sayang." Jawab Syera lagi, masih dengan sisa tawa nya.
"Ohh iya, malam ini ikut aku ke prom night yuk?"
"Hah, acara apa itu, yang? Aku baru mendengar nya."
"Hmm, kayak pesta gitu sih." Jawab Syera.
"Kenapa harus sama aku, yang?"
"Ya, karena aku gak bakalan bisa keluar rumah apalagi malem-malem, tanpa pengawal aku. Lagipun, aku gak punya pasangan." Jelas Syera, matanya menatap Juan dengan tatapan memohon.
"Hmmm, baiklah. Jam berapa?"
"Jam delapan, sayang."
"Baiklah, aku akan pulang lebih dulu. Lalu kembali ke rumah mu jika sudah waktunya."
"Oke, sayang." Jawab Syera. Hingga mobil itu berhenti di sebuah tempat yang memang terlihat sepi, tapi cukup menyeramkan.
"Sayang, sudah sampai."
"H-ahh, tapi ini kan.."
"Ayo turun." Ajak Juan, tapi Syera malah merinding melihat tempat nya.
"Kenapa kesini sih, yang?"
"Tadi, katanya pengen ke tempat yang sepi biar bisa mojok. Ini sepi banget, gimana?" Tanya Juan sambil tersenyum, membuat Syera mencebikan bibir nya.
"Iya sih sepi, tapi gak di kuburan juga Juan!" Kesal Syera, sambil memukuli lengan pemuda itu. Juan tergelak, lalu kembali melajukan kendaraan itu menjauhi kawasan pemakaman umum itu.
"Ya habisnya kamu gak jelas ngajakin nya, sayang."
"Sebel.."
"Maaf dong, yang."
"Gak tau, hari ini gak ada jatah ciuman!"
"Serius nih, beneran? Yakin, bibir aku manis lho. Apalagi, aku baru aja makan permen." Goda Juan, membuat Syera mendelik sebal.
"Jadi, beneran nih gak mau ciuman?"
"Ihhh Juan!" Rengek Syera yang membuat Juan lagi-lagi tergelak.
"Yaudah, disini aja ya?" Juan menghentikan mobil nya di sisi jalan raya yang cukup sepi. Juan membuka seat belt nya, Syera juga merentangkan tangan nya, langsung memeluk pemuda itu begitu dia mendekat. Kedua nya langsung berciuman mesra, bahkan tangan Juan langsung tau tempat, meraup bulatan kenyal di dada Syera, meremaas dengan perlahan, membuat tubuh gadis itu bergerak-gerak tak karuan.
"Hmmmphhh, sa-yang.."
"Kenapa, sayang?" Tanya Juan sambil terus meremaas bulatan kenyal sang gadis.
"Enak yang, hehe."
"Benerkan, bibir aku manis?" Tanya Juan sambil tersenyum nakal, menggoda gadis itu.
"Hmm, lebih manis dari biasa nya. Aku menyukai nya, sayang."
"Sudah ya? Kita pulang." Ajak Juan, Syera pun menganggukan kepala nya. Gadis itu membiarkan Juan mengemudi, sedangkan Syera membenarkan pakaian nya yang berantakan akibat ulah tangan nakal Juan.
.......
🌻🌻🌻🌻🌻