NovelToon NovelToon
Hanya Bayanganmu

Hanya Bayanganmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Teen School/College
Popularitas:61.9k
Nilai: 5
Nama Author: SnowBall

Persahabatan Embun dan Raka sudah terjalin sejak mereka masih kecil. Walau sering bertengkar tetapi mereka saling menjaga satu sama lain.
Tapi memang jarang ada persahabatan yang murni antara laki - laki dan perempuan. Dan itu yang dirasakan Embun saat ini.

Dia yang selama ini memendam perasaan pada Raka, harus menerima kenyataan pahit. Ternyata Raka sudah dijodohkan dengan gadis cantik bernama Vania. Apakah Embun memang harus mengubur dalam perasaannya pada Raka? Dan apakah kedatangan Brian bisa menghapus nama Raka dihati Embun?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SnowBall, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan Embun

Pagi hari di sekolah, Embun sedang membaca novel di kelas. Embun melihat Dewi masuk kelas dan tersenyum padanya. Embun yang memang sedang kesal pada Dewi langsung membuang muka. Dewi sendiri langsung duduk dan memeluk Embun.

"Lepasin." Embun melepaskan pelukan Dewi.

"Kamu masih marah?" Tanya Dewi.

"Kamu lihatnya gimana?" Embun berkata dengan nada yang tajam.

"Masih marah." Embun menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Udah sana, gak usah dekat - dekat." Embun mengusir Dewi, dan dia kembali melanjutkan membaca novel.

Dewi yang tidak tahan akhirnya mengambil novel yang Embun baca.

"Apa?" Tanya Embun jutek.

Maafin aku. Please." Dewi menyatukan kedua tangannya.

Embun melipat kedua tangannya ke dada. Dia menatap Dewi tajam, dan memasang wajah serius. Dewi tentu saja harap - harap cemas menunggu keputusan Embun.

"Oke aku maafin." Kata Embun.

Betapa senangnya Dewi mendengar kata - kata Embun. Saking senangnya dia langsung ingin memeluk Embun. Tapi Embun menghentikan aksi temannya itu.

"Eits,, jangan senang dulu. Aku mau maafin kamu, tapi kamu harus beliin barang yang sama seperti yang kamu beli kemarin. Gimana?" Embun memberikan penawaran.

"Apa? Tapikan..?"

"Kalau gak mau ya udah." Embun mengambil novel dari tangan Dewi dan membacanya lagi.

"Ya udah. Aku usahain." Jawab Dewi lesu.

Dewi berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas. Embun tersenyum melihat Dewi yang berjalan lemas. Sebenarnya dia tidak tega, tapi dia ingin memberi sedikit pelajaran pada sahabatnya itu.

Dewi sedang duduk di kantin, dia sedang memikirkan bagaimana cara mendapatkan barang yang sama dengan yang dia beli kemarin. Sedangkan uang sakunya untuk bulan ini sudah hampir habis.

"Apa minta uang sama papa aja ya? Tapi mesti papa cerita sama mama, ntar aku diomelin lagi." Dewi berkata sendiri.

"Aakkkhhh.." Dewi mengacak - acak rambutnya sendiri.

Saat hampir putus asa, dari kejauhan dia melihat Dion. Timbul ide Dewi untuk meminta bantuannya. Tanpa buang waktu Dewi langsung berlari mendekati Dion. Dion yang melihat Dewi berlari ke arahnya sampai keheranan.

"Ngapain kamu lari - lari?" Tanya Dion.

Dewi tidak langsung menjawab pertanyaan Dion. Dia masih mengatur nafasnya yang tersengal - sengal karena berlari.

"Atm milik Brian masih di tempat kamu?" Tanya Dewi.

"Sudah aku kembaliin kemarin, kenapa?" Tanya Dion balik.

"yaahh, padahal aku lagi butuh banget." Kata Dewi kecewa.

Dion yang penasaran mengajak Dewi untuk bicara di taman. Dewi duduk di kursi taman, dia tidak bisa menyembunyikan kegalauan di wajahnya. Dion mendekati Dewi dan memberi sebotol air mineral padanya. Dewi menerimanya dan langsung menenggak habis minuman itu.

"Kamu kenapa butuh atm Brian?" Dion mulai bertanya.

"Aku lagi butuh uang buat beli barang - barang yang sama kaya yang aku beli kemarin di mall." Jelas Dewi.

"Buat apa kamu beli lagi?"

"Buat Embun. Dia marah ma aku gara - gara aku ninggalin dia. Dia mau maafin aku, kalau kau beliin dia barang yang sama kaya punya aku." Dewi menghela nafas dalam.

Dion yang mendengar cerita Dewi tertawa. Dia tentu tidak menyangka kalau Embun akan membalas perbuatan Dewi seperti itu. Dewi menatap kesal pada Dion karena menertawakannya. Dion berhenti tertawa dan menepuk pundak Dewi.

"Aku turut prihatin." Dion berkata dengan menahan tawa.

"Gak usah tertawa!! Bantuin kek malah ngetawain." Dewi kesal

"Salah kamu sendiri. Sudah tahu ninggalin Embun, eh kamu malah pamer lagi belanja. Ya jelas aja kalau dia marah." Dion malah menyalahkan Dewi.

Dewi yang memang salah hanya menundukkan kepalanya. Dia merutuki kebodohannya itu. Dia berpikir sudah untung dapat belanja gratis, sekarang malah jadi buntung. Dion jadi kasihan melihat Dewi, tapi dia juga tidak punya cukup uang untuk membantu Dewi. Sedangkan dia tahu, total belanjaan Dewi cukup menguras kantong.

"Memangnya kamu gak punya uang untuk beli barang - barang itu?" Tanya Dion.

"Uang saku aku udah mau habis, sedangkan kartu kredit aku disita mama." Terang Dewi.

"Kamu sih belanja kaya orang kesurupan." Dion menjitak kepala Dewi.

"Aoww,, Kan mumpung gratis." Kata Dewi tanpa rasa malu.

"Gratis sih gratis, tapi ya gak kaya gitu juga. Untung Brian gak marah, kalau aku udah aku jadiin perkedel kamu."

"Ya maaf, aku suka khilaf kalau belanja." Dewi memberi alasan.

"Terus gimana sekarang?" Tanya Dion.

Dewi menggeleng sebagai jawaban. Karena dia juga tidak tahu mesti gimana.

Dion menghela nafas dan berkata,

"Jalan satu - satunya kamu minta tolong sama Brian." Saran Dion.

"Tapi apa Brian mau?" Tanya Dewi, dia sudah benar - benar putus asa.

"Mungkin kalau kamu cerita buat beliin Embun dia mau." Terang Dion.

"Tapi itu jumlahnya gak sedikit lho." Dewi masih sangsi.

"Kamu gak tahu sekaya apa keluarga Brian?" Tanya Dion.

"Emang sekaya apa?" Dewi bertanya balik.

Dion berbisik ke telinga Dewi. Entah apa yang dikatakan Dion sampai membuat Dewi kaget.

"Beneran?" Tanya Dewi memastikan dan hanya dijawab anggukan oleh Dion.

"Kalau begitu ayo cari Brian, punya teman kaya gak boleh disia - siain." Kata Dewi bersemangat, dia sudah lupa dengan kegalauannya.

Dewi mengajak Dion untuk mencari Brian. Mereka berjalan ke kelas, karena mungkin saja Brian sudah ada di kelas mengingat bel masuk sudah berbunyi.

...****************...

Tampaknya Dewi harus menelan kekecewaan. Sampai jam pulang sekolah, Brian tidak telihat sama sekali. Handphonenya juga tidak bisa dihubungi. Dion juga sama bingungnya dengan Dewi, karena tidak biasanya Brian seperti itu. Embun yang melihat kegelisahan kedua temannya jadi penasaran, tapi dia malas untuk bertanya karena masih dalam mode marah. Embun beranjak dari duduknya dan akan melangkah keluar, tapi ditahan oleh Dewi.

"Kamu tahu kenapa Brian gak masuk?" Tanya Dewi.

"Gak. Aku duluan." Jawan Embun pendek. Dia berjalan keluar kelas meninggalkan Dewi dan Dion.

"Dion, kamu tahu dimana rumah Brian?" Dewi bertanya.

"Aku belum pernah ke rumah Brian." Jawab Dion

"Yang bener? Kamu belum pernah sama sekali ke rumahnya?" Tanya Dewi tidak percaya.

"Brian gak pernah ngijinin aku ke rumahnya. Kita kalau janjian ketemunya di cafe." Terang Dion.

"Kita pulang saja, mungkin besok dia masuk." Dion melangkah ke luar kelas yang diikuti Dewi.

Dewi dan Dion berjalan ke parkiran. Saat sudah sampai di parkiran, mereka melihat Brian sedang duduk di atas motornya. Dewi yang kegirangan langsung berlari dan memeluk Brian.

"Apa - apan kamu, lepasin!!" Brian yang risih berusaha melepaskan pelukan Dewi.

"Dewa penyelamatku." Kata Dewi tanpa melepaskan pelukannya.

Brian menatap Dion meminta penjelasan, tapi Dion hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban. Melihat Brian yang kewalahan, akhirnya Dion menarik Dewi. Brian akhirnya bisa bernafas lega, dia langsung meminta penjelasan.

"Dewi mau minta bantuan kamu?" Jelas Dion

"Bantuan apa?" Tanya Balik Brian

Dewi menjelaskan semua pada Brian. Setelah selesai bercerita, Dewi menunggu reaksi Brian. Tapi sayang Brian hanya diam saja, wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Kamu mau bantu akukan?" Tanya Dewi karena Brian diam saja.

"Itu salah kamu sendiri, aku gak mau ikut campur." Jawab Brian.

"Tapi inikan karena aku bantuin kamu. Gak tanggungjawab banget." Sungut Dewi yang kesal mendengar jawaban Brian.

"Tapi kamu juga udah kuras atm aku." Jawaban Brian ini tentu saja membuat Dewi mati kutu.

"Iii... Itu." Dewi tergagap

"Pokoknya kamu harus bantuin aku, kamu mau kan? Please." Dewi memohon dengan muka memelas.

"Baik. Tapi ada syaratnya." Brian menyunggingkan senyumnya.

"Oke, apa aja akan aku lakuin." Jawab Dewi mantap.

Brian menatap Dion dan tersenyum. Dion tentu penasaran apa syarat yang diajukan Brian. Dia berharap semoga itu bukan hal yang aneh, karena dia paham betul tabiat Brian.

1
Izza Arrozi
jgn gantung thor...😭
Izza Arrozi
tulisannya bagus. sayang,,,, upnya lama..😔
Yenny Heumasse
gws ya thoorrr,
jga lupa minom obat ya dan istirahat yg cukup.
SnowBall
makasih do'anya ya,,sekarang sedang rawat jalan.moga hasilnya bagus dan tidak perlu tindakan serius🤲🤲
Andriany Na70
author belum sehat ya, makanya blm UP ceritanya? cepat sembuh dan pulih ya thor ,🙏
ditunggu lanjutan nya ya
Ghietha
tim Embun Raka.... 🤗🤭😍

tetap semangat thor 💪💪💪
DesiYunica
penasaran kemana hati embun berlabuh dan dengan siapa dia menikah
wiwik wahyuni
Raka nggk ada kbr y ....
🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀
Penasaran apa yang akan terjadi pada Embun.
🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀
aku mampir,semangat thor
🦋⃟ℛ🍾⃝ᴅͩʀᷞɪͧᴇᷠᴀͣʀ♕ᴬ∙ᴴ࿐
semangat terus untuk berkarya thor
🦋𝖀𝖓𝖓𝖎𝖊 𝕰𝖛𝖎🍀
Lanjut thor
A
mampir Thor...
Wandha Pattiroi
lanjut
Lo ayank gue titik!
nextttt
SnowBall
siap kak
Lo ayank gue titik!
like juga semua karya ku yah kak sama punya dia @Makka-Chan tenang aku bakal ttp stay kok disini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!