Ini hanya kisah fiktif belaka.
Nirmala merasa tidak suka ketika anak majikannya membawa kekasihnya pulang, dia nekat pergi ke dukun agar pria itu mau menjadi suaminya. Dia memuja setan agar anak majikannya, Leo mau memutuskan hubungannya dengan kekasihnya itu.
"Aku bisa membantu kamu demi mendapatkan anak majikan kamu itu, tapi kamu harus memuja setan."
"Aku bersedia," jawab Nirmala dengan yakin.
Akan seperti apa kehidupan Nirmala selanjutnya?
Apakah dia akan mendapatkan Leo?
Yuk kita baca kisahnya, buat yang suka jangan lupa kasih bintang 5 dan komen yang menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya sudah seperti orang ngidam saja!
Selama satu minggu di kampung tersebut membuat Nirmala begitu senang, karena dia mendapatkan pengalaman yang baru. Dia juga mendapatkan tantangan baru, sering mencoba makanan enak dan tentunya mentah.
Bahkan, binatang hidup selalu dia makan di kala lapar. Kalau hanya nasi tak mampu membuat perutnya kenyang, dia selalu memerlukan hewan hidup atau mentah untuk dia makan.
"Semua sudah siap?" tanya Leo kepada Nirmala.
"Sudah, Mas. Semua barang-barang kita sudah dirapikan, tinggal pulang saja."
"Hawanya males untuk pulang, tapi harus mulai kerja. Semoga sepulang dari sini sudah ada Leo Junior di sini," ujar Leo sambil mengusap perut Nirmala.
"Semoga saja, Yang. Aku sudah tak sabar ingin memiliki anak yang banyak bersama dengan kamu," ujar Nirmala.
"Aku juga, pasti rumah akan ramai kalau kita punya anak."
"Ya," jawab Nirmala.
"Oiya, semua oleh-oleh untuk ayah dan juga kedua mertua aku sudah disiapkan?"
"Sudah, Sayangku."
Kemarin siang mereka pergi ke tempat yang cukup ramai di kampung tersebut, mereka membeli banyak makanan dan juga kerajinan hasil dari kampung itu. Hal itu mereka lakukan untuk memberikan oleh-oleh kepada kedua orang tua mereka.
"Ya udah, ayo kita pulang. Terus istirahat sehari, biar kalau kerja sudah fresh."
"Hem!" jawab Nirmala.
Akhirnya keduanya pulang ke kampung halaman mereka, keduanya disambut gembira oleh juragan Bagus dan juga kedua orang tua dari Nirmala. Apalagi ketika mereka mendapatkan oleh-oleh dari Leo dan juga Nirmala, keduanya sangat senang.
"Bagaimana bulan madunya?"
"Sangat menyenangkan," jawab Leo.
Mereka mengobrol dengan hangat sampai sore hari tiba, setelah itu keduanya mandi dan melakukan makan malam bersama. Suasananya sungguh hangat sekali dengan obrolan mereka.
"Bobo dong, Yang. Kok melotot aja?"
Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi Nirmala belum bisa memejamkan matanya. Perutnya terasa keroncongan, dia tidak berani mengatakan hal itu kepada Leo.
"Mungkin kecapean habis di jalan seharian, makanya aku nggak bisa tidur."
Leo tersenyum menyeringai mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya, tak lama kemudian dia naik ke atas tubuh istrinya dan mere mas kedua dada besar istrinya itu.
"Sepertinya kamu ingin dikasih yang enak-enak dulu, makanya matanya nggak bisa merem."
"Eh? Aku---"
Belum juga Nirmala menyelesaikan ucapannya, Leo sudah terlebih dahulu membongkar bibir istrinya dengan menyatukan bibirnya. Diawali dengan pergulatan bibir, berakhir dengan pergulatan panas di atas ranjang.
"Kamu selalu hebat," ujar Leo.
Selalu saja Leo memuji istrinya, karena selain dirinya yang aktif, istrinya juga selalu aktif ketika mereka memadu kasih. Leo sangat suka dan tentunya sangat puas.
"Hem," jawab Nirmala sambil mengatur napasnya yang masih tersenggal-senggal.
Leo tersenyum, lalu dia menarik lembut istrinya ke dalam pelukannya. Walaupun keduanya masih berkeringat, tetapi mereka tidak merasa jijik sama sekali. Justru keduanya merasa kalau ini adalah momen yang begitu romantis.
"Tidurlah, Sayang."
Leo mengusap-usap punggung polos istrinya, hingga tidak lama kemudian dia terlelap dalam tidurnya. Pria itu dengan mudahnya masuk ke alam mimpinya, berbeda dengan Nirmala yang malah semakin gelisah.
Dia lemas dan juga sangat lapar, wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun dari tempat tidur. Dia memakai bajunya dan melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Apa ada makanan yang bisa dimakan?" tanya Nirmala sambil membuka lemari pendingin.
Matanya dengan jeli mencari makanan yang ada di sana, tetapi setelah diperhatikan hanya banyak sayuran saja. Akhirnya Nirmala membuka freezer, di sana ada ikan, udang dan juga daging.
"Sepertinya daging ini sangat enak," ujar Nirmala.
Nirmala tahu kalau di dapur tidak ada CCTV, makanya dengan cekatan dia mengambil daging itu. Lalu, dia mencari tempat yang aman untuk memakannya.
Padahal itu adalah daging mentah dan juga beku, tetapi wanita itu dengan mudahnya memakan daging mentah itu. Nirmala sudah bukan wanita yang cantik dan lugu lagi, tetapi dia sudah berubah seperti monster yang mengerikan.
"Enak dan kenyang," ujar Nirmala.
Wanita itu dengan cepat masuk ke dalam kamar, dia membersihkan dirinya dan segera merebahkan tubuhnya di samping Leo. Dia sudah kenyang, tentu saja bisa tidur dengan pulas.
*
"Bi, kan' sudah saya bilang kalau hari ini saya mau makan semur daging. Kenapa Bibi dari tadi saya lihat malah seperti orang cemas?"
Juragan Bagus menghampiri pelayan yang sedang kebingungan di dapur, bukannya memasak tetapi wanita paruh baya itu malah mondar-manir tidak jelas dengan wajahnya yang bingung disertai rasa takut.
"Anu, Juragan. Saya ingat banget kemarin sudah beli dagingnya, malahan sudah saya potong-potong dan disimpan di dalam freezer. Tapi, pas saya bangun dagingnya nggak ada."
Wanita itu menunduk takut, karena takutnya juragan Bagus akan marah dan tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
"Masa sih? Saya juga lihat kok tadi pagi kamu belanja banyak banget, saya coba lihat kamu lagi rapihin daging ke dalam freezer. Masa dagingnya bisa hilang?"
"Serius, Juragan. Ini benar-benar aneh, karena sebelumnya kita tidak pernah kehilangan daging. Lagi pula rasanya nggak akan mungkin ada maling yang masuk hanya mengambil daging saja," jawab pelayan itu.
Dia memerhatikan isi freezer di sana, memang benar tidak ada daging yang sudah dibeli oleh pelayan kemarin. Hanya ada tempatnya saja yang kosong.
"Ya udah masak yang lain aja, nanti saya mau beli daging yang udah matang aja. Kaya orang ngidam saya tuh, pengen banget makan daging semur."
Pelayanan sejak tadi menunduk tiba-tiba saja memberanikan diri untuk menatap juragan Bagus, dia tersenyum ke arah pria itu lalu berkata.
"Jangan-jangan neng Nirmala hamil lagi, Juragan?"
"Hah? Emangnya kalau Nirmala hamil, saya bisa ketularan ngidam gitu?"
"Bisa aja, Juragan. Neng Nirmala yang hamil, Juragan yang ngidam."
"Waah! Kalau begitu nanti saya akan meminta Nirmala untuk tes kehamilan, siapa tahu dia beneran hamil. Kalau Nirmala beneran hamil, sebentar lagi saya akan dapat cucu."
Juragan Bagus berbicara dengan riang, dia membayangkan akan punya cucu dan rumahnya akan ramai dengan suara anak kecil. Juragan Bagus yang begitu senang sampai lupa memeluk bibi.
"Hey! Ada apa ini? Ayah pacaran sama Bibi?" tanya Leo yang ternyata sudah berdiri di ambang pintu.
pasti ketahuan juga nirmala