NovelToon NovelToon
Detik Yang Membekas

Detik Yang Membekas

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:29.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Vicky Nihalani Bisri

Di dermaga Pantai Marina, cinta abadi Aira dan Raka menjadi warisan keluarga yang tak ternilai. Namun, ketika Ocean Lux Resorts mengancam mengubah dermaga itu menjadi resort mewah, Laut dan generasi baru, Ombak, Gelombang, Pasang, berjuang mati-matian. Kotak misterius Aira dan Raka mengungkap peta rahasia dan nama “Dian,” sosok dari masa lalu yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan. Di tengah badai, tembakan, dan pengkhianatan, mereka berlomba melawan waktu untuk menyelamatkan dermaga cinta leluhur mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Vicky Nihalani Bisri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH - 11 : Angin yang Membawa Perubahan

Pagi di Semarang terasa lebih hangat dari biasanya, meskipun angin sepoi-sepoi masih membawa kesejukan khas musim hujan.

Aira duduk di balkon kecil apartemennya, menikmati secangkir kopi sambil menatap kota yang mulai sibuk.

Setelah keberhasilan bab pertama Melodi Laut, dia merasa ada semangat baru yang mengalir dalam dirinya.

Komentar-komentar positif dari pembaca terus membanjiri platform, dan Nadia bahkan mengirim pesan bahwa jumlah pembaca aktifnya sudah melampaui angka sebelum krisis.

Aira tersenyum kecil, merasa bangga sekaligus lega, tapi dia tahu perjalanan ini masih panjang.

Ponselnya bergetar, menampilkan pesan dari Raka.

“Pagi, Aira! Aku dapet kabar bagus, aku diminta bikin desain cover buat penerbit besar di Jakarta. Mereka suka portofolioku! Aku mau rayain bareng kamu, boleh? Aku jemput jam 10, ya.” Diakhiri dengan emoticon bahagia.

Aira langsung tersenyum lebar, merasa ikut bangga dengan keberhasilan Raka.

“Pagi, Raka! Wah, selamat! Aku bangga banget sama kamu. Aku tunggu, ya,” balasnya cepat.

Dia bangkit dari kursi, bergegas ke kamar untuk bersiap. Dia memilih dress sederhana berwarna kuning pucat dengan cardigan tipis, lalu mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda yang rapi.

Sebelum keluar, dia memandang cermin, mencoba meyakinkan diri bahwa hari ini akan menjadi hari yang penuh kebahagiaan.

Raka tiba tepat waktu, mengendarai motor tua kesayangannya. Dia tersenyum lebar saat melihat Aira, langsung memeluknya begitu Aira naik ke belakang motor.

“Kamu cantik banget, Aira. Aku seneng banget bisa rayain ini sama kamu,” katanya, suaranya penuh antusias.

Aira tersenyum, memeluk pinggang Raka erat.

“Aku juga seneng, Raka. Kamu layak dapet proyek ini, desainmu emang luar biasa.” Mereka berangkat ke sebuah restoran kecil di daerah Candi, tempat yang terkenal dengan pemandangan perbukitan dan makanan tradisionalnya.

Restoran itu terletak di tepi bukit, dengan meja-meja kayu yang diletakkan di teras terbuka, memberikan pemandangan hijau yang menyejukkan mata.

Aira dan Raka memilih meja di sudut, memesan gudeg lengkap dengan ayam kampung dan teh manis hangat.

Saat menunggu pesanan, Raka menceritakan detail proyeknya dengan penuh semangat.

“Penerbitnya minta aku bikin cover buat novel fantasi remaja. Mereka suka gaya desainku yang minimalis tapi penuh emosi. Aku… aku enggak nyangka mereka bakal pilih aku, Aira. Ini proyek terbesar yang pernah aku dapet,” katanya, matanya berbinar.

Aira mendengarkan dengan penuh perhatian, tangannya memegang tangan Raka di atas meja.

“Aku enggak kaget, Raka. Aku selalu tahu kamu punya bakat besar. Aku yakin desainmu bakal bikin novel itu jadi lebih hidup.” Raka tersenyum, meremas tangan Aira dengan lembut.

“Makasih, Aira. Aku… aku juga dapet kabar lain. Mereka minta aku ke Jakarta buat ketemu langsung sama tim mereka. Aku harus di sana selama dua minggu, mungkin lebih, tergantung progres proyeknya.” Aira terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi itu.

Dia tersenyum, meskipun ada sedikit rasa berat di hatinya.

“Wah… itu kabar bagus, Raka. Aku seneng buat kamu. Tapi… aku bakal kangen kamu,” katanya, suaranya lembut tapi jujur.

Raka menatap Aira, matanya penuh kelembutan.

“Aku juga bakal kangen kamu, Aira. Tapi aku janji, aku bakal hubungi kamu tiap hari. Kita bisa video call, aku bakal ceritain semua yang aku lakuin di sana. Dan… aku bakal balik secepat mungkin.” Aira mengangguk, mencoba menutupi rasa sedihnya dengan senyuman.

“Aku tahu, Raka. Aku dukung kamu. Ini kesempatan besar, kamu harus ambil.” Makanan mereka tiba, dan mereka makan sambil berbicara tentang rencana Raka di Jakarta.

Aira berusaha menikmati momen ini, tapi di dalam hatinya, dia merasa ada kekosongan kecil yang mulai terbentuk.

Dia tahu ini tidak adil, Raka berhak mengejar mimpinya, sama seperti dia mengejar mimpinya sebagai penulis.

Tapi dia tidak bisa mengabaikan perasaan takut yang muncul, takut bahwa jarak akan mengubah sesuatu di antara mereka.

Setelah makan, mereka berjalan-jalan di sekitar bukit, menikmati pemandangan hijau dan udara segar.

Raka mengambil beberapa foto Aira dengan latar perbukitan, dan Aira tidak bisa menahan tawa saat Raka menggodanya dengan pose-pose lucu.

“Raka, jangan motret aku mulu, dong! Motret pemandangannya juga,” protes Aira sambil tertawa.Raka tersenyum nakal, menurunkan kameranya.

“Tapi kamu lebih cantik dari pemandangan, Aira. Aku enggak bisa tahan buat enggak motret kamu.” Aira memukul lengan Raka pelan, wajahnya memanas.

Mereka duduk di sebuah bangku kayu di tepi bukit, menatap matahari yang mulai naik lebih tinggi.

Aira bersandar di bahu Raka, mencoba menikmati momen ini sebaik mungkin.

“Raka… kamu janji, ya, kita bakal baik-baik aja meskipun kamu di Jakarta?” tanyanya, suaranya hampir seperti bisikan.

Raka memeluk pundak Aira, mencium puncak kepalanya.

“Aku janji, Aira. Kita bakal baik-baik aja. Aku sayang kamu, dan enggak ada apa pun yang bakal ubah itu.” Sore itu, setelah kembali ke Semarang, Aira memutuskan untuk fokus pada ceritanya.

Dia duduk di depan laptop, membaca ulang bab kedua Melodi Laut yang sudah dia tulis. Cerita itu mulai berkembang, Pak Darma kini mulai melihat sosok wanita misterius di tengah laut setiap kali dia menyanyi, sosok yang ternyata adalah ilusi dari istrinya yang telah meninggal bertahun-tahun lalu.

Aira menulis dengan penuh emosi, menuangkan rasa rindu dan kehilangan yang dia bayangkan dirasakan Pak Darma, dan tanpa sadar, juga rasa rindu yang mulai dia rasakan memikirkan kepergian Raka.

Malam itu, Raka datang ke apartemen Aira untuk pamitan. Dia akan berangkat ke Jakarta besok pagi, dan Aira berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan kesedihannya.

Raka membawa sebuah kotak kecil, menyerahkannya pada Aira dengan senyum malu-malu.

“Ini… buat kamu. Buka aja pas aku udah pergi, ya,” katanya.Aira mengangguk, memeluk Raka erat.

“Aku bakal kangen kamu, Raka. Hati-hati di sana, ya. Jangan lupa hubungi aku,” katanya, suaranya gemetar.

Raka membalas pelukan itu, mencium kening Aira dengan lembut.

“Aku juga bakal kangen kamu, Aira. Aku janji bakal hubungi kamu tiap hari. Kamu juga hati-hati, ya. Jangan lupa makan, jangan begadang terus buat nulis.” Mereka berpelukan untuk waktu yang lama, seolah tidak ingin melepaskan satu sama lain.

Tapi akhirnya, Raka harus pergi. Aira berdiri di pintu apartemen, melambaikan tangan dengan senyum yang dipaksakan saat Raka menghilang di ujung lorong.Setelah Raka pergi, Aira duduk di sofa, membuka kotak kecil yang Raka berikan.

Di dalamnya, ada sebuah gelang kayu sederhana dengan ukiran kecil berbentuk ombak, simbol dari Melodi Laut dan dermaga tempat mereka sering menghabiskan waktu.

Ada juga secuil kertas dengan tulisan tangan Raka: “Buat Aira, biar kamu selalu inget aku meskipun aku jauh. Aku sayang kamu. –Raka.” Aira tersenyum, air mata mengalir di pipinya. Dia memakai gelang itu di pergelangan tangannya, merasa ada kehangatan yang tersisa dari Raka.

“Aku juga sayang kamu, Raka,” bisiknya, lalu bangkit untuk kembali ke laptopnya.

Hari-hari berikutnya terasa berbeda tanpa Raka. Aira mencoba mengisi waktunya dengan menulis, tapi rasa rindu itu terus mengintai di setiap sudut hatinya.

Raka menepati janjinya, menghubungi Aira setiap hari melalui pesan atau video call, menceritakan pengalamannya di Jakarta, pertemuan dengan tim penerbit, suasana kota yang sibuk, dan makanan-makanan yang dia coba.

Tapi meskipun begitu, Aira merasa ada jarak yang tidak hanya fisik, tapi juga emosional, yang mulai terbentuk di antara mereka.Di sisi lain, cerita Aira terus berkembang.

Melodi Laut kini sudah sampai pada bab kelima, dan pembaca semakin terpikat dengan misteri di balik sosok wanita di laut dan perjuangan Pak Darma untuk menemukan kedamaian.

Komentar-komentar positif terus berdatangan, dan Nadia bahkan mengusulkan untuk menjadikan cerita ini sebagai novel fisik jika performanya terus bagus.

Aira merasa bangga, tapi dia juga merasa ada kekosongan kecil yang tidak bisa diisi oleh keberhasilan ini, kekosongan yang hanya bisa diisi oleh Raka.

Satu malam, saat Aira sedang menulis, Raka meneleponnya melalui video call. Wajah pria itu terlihat lelah, tapi senyumnya tetap hangat.

“Aira, aku… aku dapet kabar lagi. Penerbit minta aku perpanjang kontrak di Jakarta. Mereka mau aku bantu proyek lain setelah ini selesai. Aku… aku mungkin harus di sini lebih lama dari yang aku kira,” katanya, suaranya penuh keraguan.

Aira terdiam, merasa ada sesuatu yang bergetar di dadanya. Dia tersenyum, meskipun senyumnya terasa pahit.

“Itu… itu kabar bagus, Raka. Aku seneng buat kamu. Tapi… aku kangen kamu,” akunya, suaranya gemetar.

Raka menatap Aira melalui layar, matanya penuh rasa bersalah.

“Aku juga kangen kamu, Aira. Aku janji, aku bakal balik secepet mungkin. Aku… aku sayang kamu.” Aira mengangguk, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang.

“Aku juga sayang kamu, Raka. Aku tunggu kamu pulang.” Setelah telepon ditutup, Aira duduk dalam diam, menatap gelang di pergelangannya.

Angin yang membawa perubahan ini terasa dingin, tapi Aira tahu dia harus kuat, untuk dirinya sendiri, untuk ceritanya, dan untuk cinta yang dia miliki.

1
Miu Nih.
maasyaa Allaah, kisahnya indah ☺☺
tuan angkasa: terima kasih🙏
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
siapa itu Rinai? koq kayak merk kom...r yaa thor🙏🏻
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: melodi tuh bagus bt nama
tuan angkasa: wkwkw iya kah? tpi bagus ih
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
melodi cinta 🤩🤩🤩
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
selamat yaa Aira dn Raka.....samawa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: yu ikuti terus cerita mereka hehe
total 2 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
yesss i do......🥰🥰
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
aamiin
Delbar
aku mampir kak 💪💪💪💪
tuan angkasa: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Bee Sa Maa
novelnya bagus, menarik, ceritanya ringan, lucu dan menghibur, lanjutkan thor!
Dante
kok bisa sih, selucuuu ini 🐣
tuan angkasa: bisa dong, kek yang bacanya juga lucu
total 1 replies
Miu Nih.
arg! nusuk banget ini 🥲
tuan angkasa: bener kak😢 semangat yaa
total 1 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
LDRan ceritanya yaa
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ: siyaapp
tuan angkasa: hehe, pasti relate nih kakak nanti ngebaca nya dari hari ke hari, tenang aja, kita up setiap pukul 5 sore setiap harinya, stay tuned yaa:)
total 4 replies
🍁𝐀ⁿᶦ𝐍❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
saling melengkapi....
Miu Nih.
untuk bisa masuk ke dalam cerita gitu emang butuh detail yang 'sangat' ,,tapi beda di novel digital itu emang perlu jalan cerita yang cepat tak tak tak gitu biar langsung ngena pembaca...

padahal niatnya ya itu author bikin cerita yang bisa nyentuh, memaknai setiap paragraf, enggak sekedar cerita dan bikin plot... kamu tahu, aku bikin jalan cerita 3 hari itu menghabiskan 15 bab 🤣🤣
tuan angkasa: wah 3 hari 15 BAB termasuk cepet loh kak
total 1 replies
Miu Nih.
cocok nih raka sama Aira... raka bisa bantu bikin sketsa gitu, nanti bisa jadi komik atau lightnovel 🤗
Miu Nih.
betul, aku juga merasa begitu? menurutmu apa tantangan dalam menulis novel digital gitu?
Miu Nih.
Halo Aira, nama kita sama 🤗
mampir bentar dulu yaa... lanjut nanti sekalian nunggu up 👍

jgn lupa mampir juga di 'aku akan mencintaimu suamiku' 😉
tuan angkasa: hai kak aira, terima kasih sudah mampir, ditunggu kedatangannya kembali😊

baik
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!