Mafia Psikopat Jatuh Cinta

" Dad, aku tidak dipeluk, kan aku anaknya daddy," protes David dengan wajah cemberut ketika melihat ayahnya yang tidak perduli padanya

"Daddy sudah bosan memelukmu, kamu kan bukan anak kecil lagi," ucap daddy nya David sambil melepaskan pelukannya begitu pula dengan Karen.

" Aish, daddy nyebelin," ucap David dengan wajah masih cemberut.

" Pfftttt.... Hahaha.... " tawa lepas daddy nya David ketika melihat wajah cemberut putra semata wayangnya.

David yang melihat daddy nya tertawa lepas ikut tertawa lepas begitu pula dengan Karen, mansion yang awalnya sepi kini menjadi ramai sejak kedatangan Karen.

Mereka pun kembali mengobrol hingga tidak terasa hari sudah siang, mereka pun berjalan ke arah ruang makan. Awalnya Karen ingin memasak tapi David melarangnya hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.

Mereka pun melanjutkan kembali mengobrol di ruang keluarga hingga satu jam kemudian mereka pun istirahat ke kamar masing - masing. David menarik tangan Karen dengan lembut untuk masuk ke kamar David dan menguncinya.

" Honey, apa yang honey lakukan?" tanya Karen

" Hanya menciummu yang tadi sempat tertunda, hanya itu saja setelah itu kita tidur bersama," ucap David sambil berjalan ke arah Karen membuat Karen berjalan mundur.

Melihat Karen mundur membuat David tersenyum hingga Karen tidak berjalan mundur lagi karena Karena terhalang oleh ranjang.

David mendorong perlahan tubuh Karen  kemudian menaiki tubuh Karen dan men ci um bibir Karen yang sudah menjadi candunya sambil salah satu tangannya memainkan salah satu gunung kembar milik Karen membuat Karen mengalungkan ke dua tangannya ke leher David.

Awalnya David men ci um bibir Karen dengan singkat namun berubah menjadi lu ma tan hingga tidak berapa lama Karen kehabisan nafas membuat Karen menepuk bahu David.

Ciuman David langsung berpindah ke leher Karen dan memberikan tanda kepemilikan yang berwarna merah membuat Karen mengeluarkan suara merdu.

David tersenyum kemudian David membuka kancing Karen satu demi satu kemudian menyelipkan tangannya ke punggung Karen dan melepaskan pengait kain yang menutupi dua gunung kembar milik Karen kemudian menariknya dan membuangnya secara asal.

David memasukkan mulutnya ke salah satu pucuk gunung kembar milik Karen dan tanpa sadar Karen mengeluarkan suara merdu sambil membelai rambut David.

David membuka dasinya dan membuang secara asal dengan tangan kanan karena tangan kirinya digunakan untuk memainkan salah satu gunung himalaya milik Karen kemudian berlanjut membuka kancing jasnya sambil masih memainkan salah satu gunung himalaya dan membuangnya secara asal.

Karen tanpa sadar membuka satu persatu kancing kemeja David sedangkan David membuka kait celana panjang warna hitam milik Karen kemudian menariknya dan membuangnya secara asal hingga menyisakan segi tiga bermuda.

Setelah kemeja David terbuka oleh Karen, David membuangnya secara asal kemudian melepaskan gesper dan menariknya.

" Honey aku ingin merasakannya," ucap Karen yang sudah terbakar gair*h memuncak.

" Kamu yakin?" tanya David dengan suara berat yang juga sama - sama terbakar gair*h memuncak

" Yakin," jawab Karen dengan agak ragu

" Baiklah, sayangku jangan kuatir aku akan bermain dengan lembut dan akan bertanggung jawab," ucap David.

Karen menganggukkan kepalanya membuat David tersenyum hingga David melepaskan sisa pakaian terakhir yang menempel di tubuhnya begitu pula milik Karen dan kini tubuh mereka benar - benar polos tanpa sehelai benangpun.

David mulai menuntun tombak saktinya ke arah goa di mana di sekelilingnya di penuhi rumput hitam namun terawat kemudian David mulai menggerakkan secara berulang - ulang di pinggir goa tersebut membuat Karen mengeluarkan suara merdu.

" Sayang, kakak masukkan ya? Awalnya sakit lama - lama enak," ucap David

Karen hanya menganggukkan kepalanya sambil ke dua tangannya memeluk leher David dan David dengan perlahan memasukkan tombak saktinya ke dalam goa yang terdalam milik Karen bersamaan pintu kamarnya di ketuk oleh seseorang membuat David mengeram kesal namun tetap ingin melanjutkannya tapi di larang oleh Karen.

" Honey, siapa tahu penting," ucap Karen sambil mendorong tubuh David ke arah samping.

" Siapa sih yang mengetuk pintu, kakak akan menghukumnya," ucap David dengan nada kesal sambil turun dari ranjang untuk mengambil celana boxer nya yang berada di lantai.

" Honey, ingat pesanku," pinta Karen sambil ikut memunguti pakaiannya dan memakainya dengan cepat.

( " Hampir saja kebablasan, aduh Karen kenapa sih kamu ingin meminta melakukan hubungan suami istri? Dasar bodoh kamu Karen tidak bisa menahannya," umpat Karen dalam hati )

David menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk mengurangi amarahnya kemudian mengambil kemeja dan dengan cepat memakainya kemudian berlanjut celana panjangnya.

Setelah selesai David berjalan ke arah pintu kamarnya dan ketika hendak membuka gagang pintu David menengok ke belakang untuk melihat apakah Karen sudah selesai memakai pakaian atau belum setelah melihatnya ternyata Karen sudah selesai memakai pakaiannya dan berjalan ke arah balkon barulah David membuka pintu kamarnya.

Ceklek

David melihat di depannya asisten Rey sambil menunduk hormat kemudian menatapnya membuat David menatap tajam sambil menghembuskan nafasnya dengan berat sedangkan asisten Rey bingung kenapa wajah David seperti ingin menerkam dirinya.

( " Lagi - lagi Rey, tidak di rumah sakit... tidak di mansion, mengganggu saja.. Apa aku pindahkan ke kutub utara saja biar tidak menggangguku.. tapi kalau dipindahkan mencari asisten setia pasti sangat sulit, padahal tinggal dikit lagi kami melakukannya," ucap David dalam hati ).

( " Tuan David kenapa wajahnya seperti mau menerkam ku? Perasaan aku tidak melakukan kesalahan? Waktu di rumah sakit juga sama wajahnya memerah dan bersiap ingin memakan ku hidup - hidup, tuan David kenapa ya marah sama aku?" tanya asisten Rey polos dalam hati )

" Ada apa?" tanya David dengan nada dingin dan wajah datar.

" Maaf tuan, kalau bisa besok pagi - pagi sekali kita berangkat karena di perusahaan cabang mengalami masalah," ucap asisten Rey

" Ada yang lainnya?" tanya David dengan nada masih dingin dan wajah datarnya.

" Tidak ada tuan," jawab asisten Rey

( " Biasanya jika ada masalah di perusahaan pusat atau cabang tanpa menunggu besok hari ini juga tuan David langsung berangkat, kenapa sekarang sikapnya biasa saja ya? Apa tuan David sakit?" tanya asisten Rey dalam hati ).

" Kalau begitu kembalilah ke kamar dan jangan mengetuk pintu kamarku," perintah David

" Memang kenapa tuan? Apakah tuan sakit?" tanya asisten Rey sambil mengulurkan tangannya ke arah kening David tapi langsung di tepis oleh David.

" Aku ingin tidur jadi jangan mengganggu istirahatku dan aku tidak sakit, sekarang kembali ke kamarmu," ucap David dengan nada kesal kemudian menutup pintunya.

" Tuan David kenapa sih marah - marah tidak jelas, sudahlah aku juga mau istirahat," ucap asisten Rey dengan wajah masih polos sambil berjalan meninggalkan kamar David.

Selesai menutup pintu David membalikkan badannya dan melihat Karen sedang tidur dengan membelakangi dirinya.

David berjalan ke arah tempat tidur kemudian menaiki ranjang dan berbaring di samping Karen dan memeluknya dari arah belakang.

Tidak berapa lama Karen membalikkan badannya dan menyandarkan kepalanya di dada bidang David sambil memeluk David layaknya guling membuat David tersenyum sambil membalas pelukan Karen dan memejamkan matanya.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya David tertidur dengan pulasnya dan menyusul Karen ke dalam dunia mimpi indah, mereka masing - masing memberikan kehangatan.