Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perasaan aneh
Karena matahari mulai berada tepat di atas kepala, keringat juga mulai bercucuran, mereka memutuskan untuk pulang, Tapi sebelum pulang mereka mampir untuk makan di salah satu restoran yang menyediakan menu masakan Padang.
"kalian langsung ke Korea atau pulang ke Bandung dulu"
"Langsung pulang ke Korea Zil, waktu libur Abang tinggal 2 hari , bisa bisa abang di tendang dari kampus kalo libur lebih lama"
Zila mengangguk paham
Menunggu 15 menit akhirnya pesanan mereka datang juga
"Makan yang banyak Zil, biar anak mu juga sehat"
"Hem iya bang, mbak Kiya ayo makan jangan melamun terus"
Kiya memang sejak tadi hanya mengaduk aduk makanan di atas piring nya, sesekali mencuri pandang ke Zidan yang terlihat sangat menyayangi dan memperhatikan zila.
"Abang Zidan sekarang ga kesepian dong sekarang"
"Maksud kamu apa Zil "
"Iya kan mbak Kiya sudah kerja di Korea berarti ga bolak balik ke Inggris lagi"
Zidan menatap adiknya dalam, sedangkan Kiya hanya menoleh menatap Zidan dengan bibir yang di gigit bagian bawahnya.
"Iya kan bang" Merasa Zidan tidak merespon zila kembali berucap
"Iya__ Zil" Zidan menjawab seadaanya matanya juga tetap mengarah ke piring di depannya.
"ayo cepat makannya kita harus pulang"
Sesampainya di rumah ,zila langsung membersihkan dirinya, berendam di dalam kamar mandi miliknya, wangi sabun dengan aroma strawberry meruap ke seluruh ruangan.
Selesai dengan ritual mandi nya zila memasang baju mandi dengan handuk ter gulung di atas kepala.
"Allahu Akbar" Betapa terkejut nya zila saat pintu terbuka menampakkan sosok Daffa di depan nya
Zila mengelus elus dadanya yang masih bergemuruh karena ulah Daffa
Daffa memperhatikan Istri nya dari ujung kaki sampai ujung kepala, penampilan yang baru pertama kali Daffa lihat, keadaan zila yang hanya menggunakan baju mandi dengan handuk di atas kepala.
"kamu kenapa di rumah, bukannya belum waktunya pulang, kenapa juga berdiri di depan pintu hampir saja aku jantungan" Zila berjalan melewati Daffa, zila duduk di depan meja rias untuk mengeringkan rambutnya
"Cuman ada satu jadwal operasi dan sudah selesai, ga ada pekerjaan lain ,jadi mas ijin pulang duluan"
Daffa menghampiri zila yang sedang mengeringkan rambutnya, Berdiri tepat di belakang wanita itu, Daffa memandangi zila dari pantulan cermin di depannya.
"Berapa lama kamu mandi" zila mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Daffa.
"Emm sekitar 30 menit, Kenapa"
Daffa hanya mengangguk mengiyakan, Daffa mengambil alih alat pengering rambut dari tangan zila, dengan telaten Daffa mengeringkan rambut zila, Awalnya zila menolak merasa tidak nyaman tapi Daffa memaksa dan akhirnya pasrah.
"beli apa aja tadi sama Zidan "
"emm, Beli buku doang, terus makan"
"Itu sepatu bayi di atas meja dari mana"
Tanya daffa dengan dagu menunjuk ke arah meja rias
"itu mbak Kiya yang beli buat bayi"
"Em, kamu wangi"
"apa?" sebenarnya zila mendengar apa yang Daffa ucapakan Hanya ingin memastikan apa yang di dengar nya tidak salah
"kamu wangi banget"
zila jadi salah tingkah sendiri di buatnya, Zila berdiri, niatnya ingin memakai baju yang ia letakkan di atas kasur tapi tangan Daffa mencekal lengannya, Zila merasakan tangan Daffa mulai melingkar sempurna di pinggang nya, bahkan tangan nya sudah mengelus perut buncit zila yang tertutupi baju mandi.
"Minggir dulu saya mau pake baju" Zila sedikit menyikut daffa agar di lepaskan, bukannya di lepas Daffa malah semakin mempererat pelukannya
Daffa merapikan rambut zila yang masih tergerai ke sisi sebelah kiri,
Zila dapat merasakan sentuhan tangan daffa mengenai kulit lehernya, ada perasaan aneh yang ia rasakan.
"Kamu wangi aku Suka " Bisik Daffa tepat di telinga zila , membuat perasaan zila berdesir tidak karuan, zila bahkan bisa merasakan deru nafas Daffa mengenai kulit leher nya
"ya _ _ iya lah saya wangi sa _ saya kan sudah mandi"
"Minggir dulu saya mau pake baju" zila berusaha lepas dari Kungkungan Daffa , tapi apalah daya tenaganya tidka sebanding dengan tenaga pria itu , menyebalkan
Zila akhirnya pasrah dengan apa yang daffa lakukan, daffa menggunakan bahu zila sebagai tumpuan kepalanya, sesekali daffa menghirup dalam aroma yang tercium dari tubuh wanitanya.
tangan kiri Daffa yang sejak tadi mengusap perut zila , beralih memegang ujung tali baju mandi zila yang memang zila tepat kan posisinya berada di depan.
satu tarikan Daffa berhasil membuka ikatan baju zila, mata zila membola sempurna, zila bisa merasakan baju mandinya sudah tidak merekat sempurna ke tubuhnya
"apa yang kamu lakukan daf"
zila berusaha mengikat kembali tali bajunya tapi dengan cepat daffa dengan mudahnya menghentikan tangan zila.
"Daf, lepas aku mau pake baju udaranya mulai dingin"
"tapi mas panas Zil" Suara daffa terdengar berat
ok zila bukan wanita lugu dia tau jalan pikiran Daffa , yang sejak tadi ucapannya aneh, tingkahnya juga mulai meresahkan.
"Daf, jaa_ _ "
zila menutup matanya dalam, mengigit bibir bawahnya menahan sesuatu di tubuhnya, setelah Daffa menghirup dalam lehernya zila bisa merasakan sengatan di sekujur tubuhnya karena ulah Daffa
"Daff, jangan" Suara zila terdengar memohon di telinga Daffa
"Daffa yang sejak tadi sudah menjelajahi area leher zila dengan mata tertutup, segera mengembalikan kesadaran nya , di angkat nya wajahnya, daffa kembali mengikatkan tali baju zila yang ia lepaskan sebelumnya.
" Maaf, mas hampir kelepasan, sekarang pake bajunya takut masuk angin , mas mau mandi dulu"
Sebelum masuk seutuhnya ke dalam kamar mandi, Daffa masih sempat sempat nya menggoda zila
"Lain kali jangan menggoda mas Zil, mas pria normal , penampilan kamu barusan membuat mas tidak bisa menahannya"
zila duduk dipinggir ranjang setelah daffa masuk kedalam kamar mandi, zila memegangi dadanya yang sudah tidak karuan.
"menggoda apanya, Lo nya aja yang eyhh" monolog zila
"Zila tidak tau apa yang akan terjadi jika Daffa meneruskan aksinya, mereka tidak pernah melakukan hal lebih selain berpelukan di atas ranjang, selama menikah__ mereka hanya melakukan hubungan sekali dan langsung jadi hasilnya, di tambah waktu itu saat mereka melakukan nya tidak ada cinta , Daffa terpaksa menggauli zila agar mendapatkan keturunan semata.
Bukan zila ingin durhaka dengan tidak melakukan kewajiban nya , zila Hanya belum siap , bukan karena takut sedang mengandung, Hanya saja rasa takut dengan sikap Daffa sebelumnya.
selesai mengenakan pakaiannya, zila kemudian menyiapkan pakaian yang akan daffa kenakan,
"Daf, sudah makan siang belum" Teriak zila dari luar
"Belum" Jawab Daffa
"ok, tunggu sebentar ya saya masakin dulu"
"iya"
....
Karena kedatangan Daffa tiba-tiba dan zila tidak sempat lagi memasak pilihan lain, jadi zila hanya menggoreng ayam yang sudah berbumbu seperti biasa untuk Daffa, zila juga membuat nasi gurih, nasi yang di masak dengan campuran tomat merah.
Daffa turun seperti biasa mempesona di mata zila, dengan rambut yang masih setengah basah, Daffa berdiri di samping zila yang masih sibuk mengaduk rata nasi yang ada di dalam magic com dengan satu tangan memegang pinggang nya.
"Emm masak apa"
"nasi gurih, sama ayam goreng ga papa kan , takut kelamaan kalo bikin yang lain"
"iya ga papa, itu pun mas sudah bersyukur"
Ternyata acara peluk memeluk di kamar tadi masih berlanjut di dapur. Daffa memeluk zila dari belakang dan bahu zila di jadikan sebagai tumpuan kepala.
Hal itu sangat mengganggu zila
"Daf, lepas dulu saya lagi masak "
Zila bisa merasakan gelengan dari Daffa.
"daf, ga enak kalo di liat mbak zila atau bang Zidan"
Praaang
bunyi pecahan yang membuat Daffa melepaskan pelukannya
...
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa