Menikahi Mafia

"Gimana badannya, udah baikan?" tanya Brian menghawatirkan tubuh sang istri yang belum sepenuhnya pulih dari rumah sakit tadi.

Entah Brian seharian terus saja memikirkan kondisi Sheila yang kurang stabil dia rasanya sangat khawatir, apakah dia sudah mulai jatuh cinta dengan sang istri yang dinikahi nya tanpa tahu siapa tapi dia baru saja bertemu dan kenal dengan istrinya ini.

(Uncle Steven memang tidak salah dalam memilih istri untuk Brian,) gumam Brian dalam hatinya berterima kasih dengan unclenya.

"Udah baikan kok," jawab Sheila agar sang suami tidak khawatir.

"Syukur kalau begitu." balas Brian.

Sedangkan di kediaman Aris Angkasa, setelah kepergian Sheila yang ikut dengan sang suami yang mereka tahu adalah uncle Steven, Ketty dan Aris hidup dengan berfoya-foya karena setelah Sheila pergi uncle Steven ternyata datang ke sana dan memberikan uang pernikahan layaknya seperti mahar dengan nominal uang fantastis yaitu sebanyak seratus ribu dollar, bahkan Sheila sendiri tidak tahu soal uang itu karena Brian sendiri yang meminta kepada uncle nya untuk memberikan uang tersebut.

"Pa, Maria kemana ya kok gak pulang-pulang. Kan kasihan dia gak bisa ikut pakai uang banyak ini!" sahut Ketty dengan antusias nya.

"mama tenang aja, dia pasti akan kembali."

"Mama, papa!" sahut seseorang masuk ke dalam rumah, mendengar ada yang memanggilnya Ketty dan Aris pun kompak mengalihkan pandangannya ke arah pintu depan dan benar saja Maria masuk ke dalam dengan sempoyongan setelah pesta mir*s di bar langganannya.

"Astaga Maria! kamu kenapa?" tanya Ketty menghampiri anaknya.

"Mama, Maria gak mau dijodohin sama Om-om!" pekik Maria.

"Astaga, Maria kamu kebanyakan minum lebih baik ke kamar, ayo Mama anter!" ucap Ketty memapah tubuh sang anak.

Sedangkan Aris hanya diam saja saat melihat kelakuan sang anak yang sering sekali mabuk-mabukan hingga pulang sempoyongan seperti ini sekarang.

🥕🥕🥕

Pagi harinya Maria terbangun dari tidurnya dengan kepala yang sangat pusing sekali.

"Aww sakitnya!" ucapnya dengan memegang kepalanya.

"Makanya jangan suka mabuk-mabukan," ucap Ketty masuk ke dalam kamar sang anak dengan membawa bubur dan juga obat pengar untuknya.

"Mama!" ucap Maria terkejut karena ada mamanya di sini.

Saat ia melihat ke arah sekitar dia menyadari bahwa ia berada di rumahnya.

(Ternyata mabuk ku membawa aku pulang ke rumah!) gumam maria dalam hati.

"Makan dulu, terus minum obatnya biar lebih enakan." sahut Ketty dan Maria pun menurutinya.

"Kalau udah buruan ke bawah di cari papamu!" ucap Ketty singkat kemudian pergi meninggalkan Maria yang mematung, pikirannya berkelana ke satu minggu lalu di mana mama dan papanya meminta dia untuk menikah dengan om-om tua.

"Mampus kau Maria!" gumamnya sendiri.

Akhirnya mau tidak mau setelah mandi dan bersiap Maria pun turun ke bawah, di sana sudah ada mama dna papanya yang menunggu.

"Pagi, ma, pa." sapa Maria.

"Dari mana saja kau Maria?" tanya Aris membuka percakapan saat Maria baru saja duduk.

"Maria pergi, Maria gak mau dijodohin pa! Maria udah besar bisa menentukan jalan hidup Maria sendiri," ucapnya menanggapi pertanyaan dari papanya dengan dramatis.

"Kamu gak akan papa di jodohin," ucap Aris dengan santainya.

"Maksudnya?" tanya Maria dengan kebingungan.

"Karena tuh om-om tua bangka udah mama jodohin sama Sheila sayang," jawab Ketty saat Maria bertanya tadi.

"APA!" betapa syoknya Maria saat tahu kalau Sheila yang di jodohin dengan om-om tua bangka itu.

"Mama yakin?"

"Iya, sayang. kamu tenang aja dan juga tuan Steven juga memberikan kita uang mahar sebanyak seratus ribu dollar sayang!" ucap Ketty dengan antusias.

"Apa! seratus ribu dollar?"

"Iya, sayang."

(Mampus kau Sheila, akhirnya aku terhindar dari perjodohan bodoh ini dan malah dapet uang lagi!) gumam maria dalam hatinya, namun ia pungkiri bahwa hatinya sangat senang.

"Yey akhirnya aku gak jadi menikah!" pekiknya senang. sedangkan mbok Ijah yang mendengarkan pekikan tersebut teriris hatinya.

"Betapa malang nasib mu nak, dari kecil sudah kesusahan, waktu besar pun harus menerima nasib buruk ini," gumam mbok Ijah pelan dan tak terasa membuat air matanya pun turun membasahi mengenang nasib majikan baik hatinya yang sudah tidak tinggal di rumah itu lagi.

"Sekarang kita sudah kaya dari pada dulu sayang, kita bisa belanja dan hangout!" ujar Ketty dengan bangganya, mendengarkan hal itu Maria pun melebarkan matanya antusias.

"Beneran ma?"

"Iya, sayang."

"Kalau gitu kapan kita bisa belanja ma?" tanya Maria karena wanita satu ini sangat gila akan belanja apa lagi dengan barang-barang branded.

"Sekarang!" sahut Ketty membuat Maria melebarkan matanya dan mengangguk setuju.

Sedangkan Aris hanya tersenyum melihat tingkah anak dan istrinya yang membuat semuanya senang tanpa mereka tahu bagaimana nasib mereka nantinya jika terus menghambur-hamburkan uangnya.

Mereka pun pergi dari rumah dan bersiap untuk jalan-jalan di temani oleh Aris yang juga ingin bertemu dengan temannya karena sudah membuat janji temu.

Sedangkan di markas Brandon mengabarkan kepada Steven dan juga Aldo tangan kanan dari brian perihal keluarga angkasa, meski sudah tidak berhubungan tetapi Brian tetap meminta Aldo untuk mengawasi mereka, karena bisa saja mereka akan melakukan hal aneh jika tahu kalau sebenarnya yang menikah dengan Sheila adalah seorang Brian Albern Ardolph bukan uncle Steven.

"Ada apa Brandon?" tanya uncle Steven saat tahu Brandon datang.

"Keluarga angkasa sekarang sedang berbahagia atas uang tersebut tuan, dan setelah saya selidiki ternyata anak mereka Maria telah kembali ke rumah mereka," ujar Brandon panjang lebar.

"Heh, sekarang saja sudah pulang. Kemarin malah kabur," ucap Aldo merasa jijik dengan keluarga tersebut.

Setelah mengabarkan hal itu Brandon dan Aldo pun berjalan keluar bersama, mereka memang bersahabat sudah lama dan sudah bertahun-tahun berada di markas Elang bersama.

"Bagaimana dengan tahanan yang kabur?" tanya Brandon.

"Kita masih mengejarnya, dari kabar yang aku dapatkan dia sekarang lari ke pelabuhan dan akan menyebrang ke Eropa, namun akan aku pastikan kalau dia tidak bisa kabur dari pasukan Elang!" ucap Aldo dengan nada seriusnya.

"Bagus, tangkap saja dia dan segera bunuh, gak bagus kalau lama-lama orang kayak dia ada di dunia!" ucap Brandon dan mendapat anggukan dari Aldo.

"Pasti kalau itu, elo tenang aja!"

Memang pasukan Elang tidak memandang dari mana orang itu berada, selama dia berbuat salah dan juga kecurangan dengan anggota pasukan Elang maka siap-siaplah besok tubuhmu sudah kaku dan dingin serta sudah bersimbah darah.

Kejam memang tapi dunia mafia menanggapinya sudah biasa, apa lagi pasukan Elang salah satu klan mafia yang sangat di takuti oleh lawan dan tidak ada yang berani berhadapan dengan mereka.

Siapa yang cari gara-gara maka habis sudah hidupnya di tangan orang-orang kejam, yaitu pasukan Elang klan mafia terkejam di negara A bahkan di luar negeri juga.

.

.

TBC