Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahara 24
"Kenapa diam? Tumben tidak mengomel?"tanya Angkasa saat mereka turun dari atas motor. Angkasa membukakan helm milik Naima yang masih cemberut.
"Percuma, Karena anda pemaksa dan juga menyebalkan. Saya mau ngomel juga nggak akan di dengar. Saya hanya berdoa agar hari ini bersama dengan anda akan segera selesai dan saya akan segera pergi. Memulai hidup saya yang baru. Tolong jangan ganggu saya lagi setelah ini. Sudah saya katakan kalau saya ikhlas lillahi ta'ala,"jawab Naima.
"Sepertinya tenaga kamu sudah berkurang. sebaiknya kita makan saja!"jawab Angkasa tak peduli dengan ucapan Naima dan berbalik sambil membuat sarung tangannya.
Kali ini dia mengajak Naima makan di sebuah rumah makan bukan restoran. Karena jika di bawa ke restoran Naima pasti akan mendramatisir lama. Itu yang di fikirkan oleh Angkasa. Naima akhirnya mengikuti langkah Angkasa setelah pria itu berbalik dan menatap tajam ke arah Naima. Naima mengikuti Angkasa dengan langkah yang di hentak-hentak kesal. Sudah seperti anak yang merajuk kepada ayahnya saja. Angkasa geleng kepala melihat tingkah Naima.
"Makan yang benar!"Tegur Angkasa saat melihat Nima malas-malasan makan.
"Kamu butuh banyak tenaga untuk menghadapi keadaan yang lebih sulit lagi. Jadi harus banyak makan biar kamu memiliki tenaga dan tidak tumbang. Kalau kamu lemah berarti mereka akan tertawa,"ujar Angkasa.
"Iya dan ada salah satunya orang yang menyebalkan dan membuat energi saya terkuras banyak! Baiklah, saya memang harus makan banyak, mumpung semua makanan ini enak dan gratisan. Kapan lagi di traktir oleh pria kaya seperti anda. Sayangnya anda sudah punya istri. Kalau saja tidak, mungkin saya akan merebut anda dari Gisel sebagai bentuk balas dendam. Dia merebut calon suamiku, Aku rebut cinta ayahnya," celoteh Naima.
Angkasa yang sedang menyuap makanannya melihat ke arah Naima yang malah santai dan tak menyadari jika ucapannya yang terakhir membuat jantung Angkasa berdebar kembali tak karuan. Apa-apaan gadis mungil di depannya itu? Benar-benar membuat dia gemas saja dengan setiap celetukannya.
"Kenapa tidak kamu lakukan saja. Merebut ayah dari wanita yang sudah merebut calon suamimu. Untuk balas dendam? Tapi hati-hati nanti kamu malah akan benar-benar jatuh cinta padaku,"jangan Angkasa.
"Kalau anda sama-sama single apa salahnya. Toh anda laki-laki normal kan? Masih suka kepada wanita? Saya bisa dengan mudah membuat anda jatuh cinta dan merebut hati juga perhatian Anda dari Gisel. Jatuh cinta beneran nggak masalah kalau memang sudah menikah, kan wajib mencintai pasangan sah. Berdosa kalau tidak! Sayangnya Anda Pria beristri. Dan saya tidak mau menjadi perebut suami orang. Kalau begitu saya dan Gisel sama saja,dong nggak ada bedanya! Maaf saya bukan pele-kor, walau anda memiliki segalanya. Di duakan saja saya ogah, apalagi di madu!"jawab Naima panjang lebar membuat sebelah sudut bibir dari Angkasa naik.
Angkasa diam tak menanggapi ucapan Naima. mereka kembali fokus untuk makan. Begitupun dengan Naima yang terlihat makan dengan lahap. Ucapan yang benar-benar dilakukan, dia memanfaatkan makanan yang banyak di depannya. Kapan lagi makan dengan seorang pria kaya, sehingga dia tidak perlu mengeluarkan uangnya. Apalagi tabungannya sudah mulai menipis. Untuk bekal selama pelariannya nanti setelah ini. Untuk mencoba bangkit dari rasa sakit dan luka yang sudah di berikan oleh Arga.
"Dek, maaf apa boleh kenalan? Sekalian minta nomor teleponnya kalau boleh. Abang mau lebih dekat lagi dengan kamu, karena sudah dari tadi Abang perhatikan. Kamu wanita yang unik dan juga manis,"seorang pria dengan beraninya datang ke meja mereka.
Apa yang dikatakan oleh pria itu, membuat Naima dan angkasa saling pandang. Seperti itulah saat Naima juga pergi bersama dengan Arga. Ada saja pria yang meminta nomor teleponnya, dan mengira jika Naima adalah adiknya Arga.
"Bang, boleh kan saya minta nomor telepon adiknya. Insyaallah saya adalah pria yang baik, dan saya juga sudah punya pekerjaan. Saya sudah suka dari pandangan pertama kepada adik Abang,"ujar pria itu berkata kepada Angkasa.
Karena sedari tadi Angkasa menatap tajam ke arahnya kemudian berdehem. Sehingga membuat perhatian pria itu teralihkan kepada Angkasa. dan dia meminta izin kepada Angkasa yang di akhirat adalah Abang dari Naima.
"Boleh ya dek, nama Abang Fatur, nama kamu siapa? Boleh minta nomor teleponnya kan?"Tanya pria bernama Fatur kembali beralih kepada Naima yang juga masih diam.
"Naima, Bang. Oh boleh, kebetulan saya juga sedang single, setidaknya kita bisa berteman,"jawab Naima sambil tersenyum manis membuat Angkasa mendelik tajam ke arah Naima.
Tapi gadis itu terlihat biasa saja. Naima fikir tak ada salahnya berkenalan dengan pria lain. Karena tak selamanya dia juga hanya memikirkan Arga yang sudah bahagia dengan wanita lain. Dia harus move on dari pria itu. Jangan sampai membuat Arga semakin besar kepala dan mengira jika dirinya terlalu bucin padanya.
"Masyaallah baru senyum aja udah manis dek, minta nomor ponselnya dek,"ujar Fatur menyodorkan ponsel kepada Naima.
"Sini biar Abangnya saja yang memberikan nomor dia, tangan Naima ko-tor. Kalau harus cuci tangan lama lagi menunggunya,"ujar Angkasa mengambil dengan cepat ponsel milik Fatur.
"ini nomor Naima. Semoga kalian bisa cocok ya,"ujar Angkasa setelah mengetikkan dengan cepat nomor telepon di ponsel milik Fatur.
"Amin Ya Allah, terima kasih Abang karena sudah mengizinkan saya bisa dekat dengan adiknya. Maaf sudah mengganggu makan siang kalian, silakan dilanjutkan lagi. Dek, nanti abang kirim pesan ya,"pamit Fatur dengan senyum mengambang di bibirnya.
Naima menatap tajam dan penuh tanya kepada Angkasa. Naima pikir pria itu pasti sangat iseng, bahkan mencoba untuk membuat dia menjomblo. Dari mana ya ingat nomor ponselnya. Benar-benar gak bisa dibiarkan bapak satu ini.
"Apa? Kenapa ngeliatin aku seperti itu?"tanya Angkasa santai setelah menyeruput minuman dingin di depannya. Dia sudah selesai makan, untuk makannya sudah hilang tiba-tiba. Setelah mendengar keinginan pria yang datang tiba-tiba itu.
"Nomor siapa yang anda berikan kepada dia, Pak? Bukan nomor saya kan? Ah, anda gak jauh beda dengan anak anda. Bagaimana saya bisa move on kalau ada pria yang mau deketin saya saja di halangi. Kalian benar-benar keluarga yang sangat menyebalkan!"kesal Naima kepada Angkasa.
"Selesai belum makannya? Jika selesai kita pergi lagi. Masih ada tempat yang harus kita datangi setelah ini,"ucap angkasa tak peduli dengan rengkan dari Naima.
"Lagi? Saya nggak mau. Saya juga ada urusan lain Pak! Kenapa malah jadi ngikutin Anda terus! Sudah cukup sampai di sini saya menemani anda. Saya bisa pergi sendiri, terima kasih karena sudah membawa saya kabur,"jawab Naima semakin jengkel.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰