NovelToon NovelToon
Magang Di Hati Bos Muda

Magang Di Hati Bos Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / Teen School/College / CEO / Romansa
Popularitas:10
Nilai: 5
Nama Author: Mrs. Fmz

Satu kesalahan di lantai lima puluh memaksa Kirana menyerahkan kebebasannya. Demi menyelamatkan pekerjaan ayahnya, gadis berseragam putih-abu-abu itu harus tunduk pada perintah Arkan, sang pemimpin perusahaan yang sangat angkuh.
​"Mulai malam ini, kamu adalah milik saya," bisik Arkan dengan nada yang dingin.
​Terjebak dalam kontrak pelayan pribadi, Kirana perlahan menemukan rahasia gelap tentang utang nyawa yang mengikat keluarga mereka. Di balik kemewahan menara tinggi, sebuah permainan takdir yang berbahaya baru saja dimulai. Antara benci yang mendalam dan getaran yang tak terduga, Kirana harus memilih antara harga diri atau mengikuti kata hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. Fmz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Pengkhianatan di Balik Senjata

Laras senapan yang dingin itu berkilat tertimpa cahaya lampu mobil, mengarah tepat ke arah dahi Arkananta yang masih duduk di balik kemudi. Kirana merasa seluruh sendi di tubuhnya mendadak lumpuh saat melihat sosok ayahnya yang semula terbaring lemah, kini berdiri dengan tegap dan penuh ancaman. Napas Kirana tertahan di tenggorokan, sementara matanya terus menatap tidak percaya pada jemari ayahnya yang sudah menarik pelatuk setengah jalan.

"Ayah! Apa yang Ayah lakukan? Turunkan senjatanya, ini Kirana!" jerit Kirana sambil berusaha membuka pintu mobil yang terkunci otomatis.

Arkananta tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun, ia justru mematikan mesin mobil dan membiarkan lampu sorot tetap menyala terang benderang. Ia menarik napas panjang, lalu menyandarkan punggungnya pada kursi kulit mewah dengan sikap yang sangat tenang namun penuh dengan perhitungan. Tatapannya tertuju lurus pada mata Pak Baskoro yang kini tampak sangat asing dan penuh dengan kilat kebencian yang mendalam.

"Ternyata koma itu hanya sandiwara untuk memancing saya keluar dari rumah perlindungan, bukan begitu Paman?" tanya Arkananta dengan suara yang sangat rendah namun sangat menggelegar.

Pak Baskoro tidak menjawab dengan kata-kata, ia justru melangkah maju hingga ujung senapannya menyentuh kaca depan mobil yang sangat tebal. Sebuah senyuman pahit yang sangat menyeramkan tersungging di bibirnya yang kering dan pecah-pecah akibat sisa perawatan rumah sakit. Kirana melihat ayahnya seolah telah dirasuki oleh setan yang sangat haus akan darah dan pembalasan dendam.

"Keluar dari mobil sekarang juga sebelum saya meledakkan kepala kalian berdua di tempat yang sepi ini!" perintah Pak Baskoro dengan suara yang sangat parau dan bergetar hebat.

Kirana menangis tersedu-sedu saat Arkananta akhirnya membuka kunci pintu dan melangkah keluar dengan kedua tangan terangkat di atas kepala. Gadis itu ikut turun dengan langkah yang sangat gontai, merasakan dinginnya angin malam yang seolah menusuk hingga ke tulang sumsumnya. Ia berdiri di antara dua pria yang selama ini menjadi pilar hidupnya, namun kini keduanya justru saling mengarahkan niat untuk saling membunuh.

"Ayah, kenapa Ayah tega melakukan ini kepada kami? Tuan Arkan sudah menyelamatkan nyawa kita!" isak Kirana sambil mencoba mendekati ayahnya.

Pak Baskoro menepis tangan Kirana dengan gerakan yang sangat kasar hingga gadis itu terjerembap ke atas aspal jalanan yang kasar dan berkerikil. Ia menatap Kirana dengan pandangan yang sangat dingin, seolah gadis di hadapannya bukanlah putri kandung yang telah ia besarkan selama belasan-tahun. Kirana merintih kesakitan saat telapak tangannya tergores batu jalanan hingga mengeluarkan darah segar yang merembes pelan.

"Dia bukan penyelamat kita, Kirana! Dia adalah anak dari pria yang telah membakar hidup-hidup keluarga kita demi harta!" teriak Pak Baskoro dengan nada yang penuh dengan keputusasaan.

Arkananta melangkah maju satu langkah, mencoba memecah ketegangan yang sudah berada di titik didih yang sangat membahayakan nyawa mereka semua. Ia melihat ke sekeliling jalanan setapak yang dikelilingi oleh pepohonan besar yang rimbun, menyadari bahwa mereka sedang dijebak di area yang tidak terjangkau oleh bantuan. Suara burung hantu yang sesekali terdengar menambah kesan mencekam di tengah pertikaian keluarga yang sangat berdarah tersebut.

"Jika Anda ingin membunuh saya, lakukanlah sekarang, tapi biarkan Kirana pergi karena dia tidak tahu apa-apa," ujar Arkananta dengan nada suara yang sangat berwibawa.

Pak Baskoro tertawa terbahak-bahak, suara tawa yang sangat melengking dan terdengar sangat tidak waras bagi siapa pun yang mendengarnya saat ini. Ia mengalihkan moncong senapannya ke arah Kirana, membuat jantung gadis itu seolah berhenti berdetak karena rasa takut yang sangat luar biasa. Arkananta segera bergerak cepat menghalangi tubuh Kirana dengan tubuhnya yang sangat besar dan kokoh sebagai tameng hidup.

"Kenapa Anda melibatkan Kirana dalam masalah yang sebenarnya adalah urusan kita para pria dewasa?" tanya Arkananta dengan rahang yang sangat kaku dan mengeras.

Pak Baskoro menurunkan sedikit senapannya, matanya mulai berkaca-kaca saat melihat keberanian Arkananta dalam melindungi putri yang bukan darah dagingnya tersebut. Namun, rasa sakit hati yang sudah mengendap selama bertahun-tahun seolah sudah menutupi segala logika dan rasa kemanusiaan yang ia miliki. Tiba-tiba, dari kegelapan hutan di samping jalan, muncul beberapa pria berseragam hitam yang sangat rapi dan bersenjata lengkap.

"Sudah cukup dramanya, Baskoro, sekarang serahkan anak itu kepada kami sesuai dengan perjanjian kita sebelumnya," ucap salah satu pria berbaju hitam tersebut.

Kirana menatap ayahnya dengan pandangan yang sangat hancur, menyadari bahwa ia baru saja dijual oleh ayahnya sendiri kepada musuh Arkananta. Rasa pengkhianatan ini terasa jauh lebih menyakitkan dibandingkan dengan ledakan bom atau ancaman pembunuhan yang ia alami sebelumnya. Ayahnya yang selalu ia banggakan ternyata adalah orang yang sangat tega menukar nyawa anaknya demi sebuah lembaran uang.

"Ayah menjual saya? Ayah benar-benar tega melakukan hal ini kepada anak Ayah sendiri?" tanya Kirana dengan sapaan yang nyaris tidak terdengar karena tenggorokannya yang sangat kering.

Pak Baskoro membuang muka, ia tidak sanggup menatap mata Kirana yang penuh dengan luka pengkhianatan yang sangat mendalam dan pedih. Ia menerima sebuah koper kecil dari pria berbaju hitam tersebut dan mulai berjalan mundur menjauhi mobil menuju kegelapan hutan. Kirana ingin mengejar, namun Arkananta menahannya dengan sangat kuat agar tidak masuk ke dalam jangkauan tembakan para pria misterius itu.

"Jangan kejar dia, Kirana! Dia bukan lagi ayah yang kamu kenal, dia sudah menjadi bagian dari mereka!" teriak Arkananta sambil menarik Kirana kembali ke arah mobil.

Suara tembakan tiba-tiba meletus dari arah hutan, namun bukan ditujukan kepada Arkananta atau Kirana, melainkan ke arah Pak Baskoro yang sedang melarikan diri. Kirana berteriak histeris saat melihat tubuh ayahnya terjatuh tersungkur dengan koper yang terlempar jauh ke dalam semak-semak yang rimbun. Para pria berbaju hitam itu ternyata tidak pernah berniat untuk membiarkan saksi kunci tetap hidup setelah tugasnya selesai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!