NovelToon NovelToon
Cinta 'Terkontrak'

Cinta 'Terkontrak'

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Romansa / Slice of Life / Chicklit
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Luckygurl_

Senja Maharani, seorang sekretaris muda yang cerdas, ceroboh, dan penuh warna, di bawah asuhan Sadewa Pangestu, seorang CEO yang dingin dan nyaris tak berperasaan. Hubungan kerja mereka dipenuhi dinamika unik: Maha yang selalu merasa kesal dengan sikap Sadewa yang suka menjahili, dan Sadewa yang diam-diam menikmati melihat Maha kesal.

Di balik sifat dinginnya, Sadewa ternyata memiliki sisi lain—seorang pria yang diam-diam terpesona oleh kecerdasan dan keberanian Maha. Meski ia sering menunjukkan ketidakpedulian, Sadewa sebenarnya menjadikan Maha sebagai pusat hiburannya di tengah kesibukan dunia bisnis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Luckygurl_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tuan Posesif.

Pergi ke acara formal atau berkumpul dengan kalangan ningrat bukanlah hal asing bagi Maha. Meski ia tidak hidup dalam kemewahan yang sama, lingkaran pertemanannya terdiri dari orang-orang berada, membuatnya akrab dengan atmosfer glamor. Namun, meskipun sudah sering, tapi setiap momen tetap membawa sensasi berbeda.

Saat ini, Maha duduk di kursi rias dan menghadap cermin. Masih menggunakan bathrobe putih yang lembut, ia memoles wajahnya dengan make up yang lembut namun menonjolkan kecantikannya. Setiap sapuan kuas di wajahnya dilakukan dengan hati-hati, menyesuaikan dengan kesan anggun yang ingin ia tampilkan malam ini. Meski ia tahu, malam ini tak sepenuhnya jelas tujuannya, ia tetap harus tampil dengan keanggunan yang memikat.

Krek!

Suara pintu kamar yang terbuka mendadak membuat Maha tersentak. Ia cepat-cepat menoleh kebelakang dan matanya langsung bertemu dengan sosok Sadewa yang sudah berdiri diambang pintu, mengenakan jas hitam yang membingkai tubuhnya dengan sempurna.

Tampan.

Untuk sesaat, Maha terpaku. Pesona Sadewa begitu memikat. Tak bisa disangkal meski pria itu sering kali bersikap dingin. Maha yang menyadari dirinya masih memegang kuas make-up, pun dengan cepat kembali menatap cermin untuk melanjutkan riasan yang sempat tertunda.

Sementara Sadewa, pria itu mendekat dan suara sepatunya yang ringan menggema di dalam kamar. Sadewa berhenti tepat di belakang Maha, ia berdiri dalam diam. Pandangannya terfokus pada Maha melalui pantulan cermin, matanya yang dalam memperhatikan setiap gerakan halus gadis itu.

Maha merasakan kehadiran Sadewa yang begitu dekat, membuatnya sedikit gugup. Namun, ia berusaha mengabaikan detak jantungnya yang tiba-tiba berirama lebih cepat.

“Kenapa tidak telepon atau chat saya dulu? Kan, saya bisa bukain pintu,” celetuk Maha sambil memoles perona pipi di wajahnya dengan santai.

“Untuk apa? Apa kamu lupa kalau saya mempunyai kartu akses unit mu?” Jawab Sadewa, nada suaranya datar tapi tegas.

Maha hanya memutar bola matanya, malas. Lalu kembali fokus pada riasannya. Ia tidak ingin memperpanjang obrolan yang menurutku tak perlu.

“Nanti, jangan panggil saya ‘Pak’,” ujar Sadewa tiba-tiba.

Maha melirik ke cermin, melihat Sadewa yang masih berdiri dibelakangnya dengan tangan yang terlipat didada, semetara matanya mengawasi setiap gerakannya.

“Kenapa?” Tanya Maha, bingung dengan permintaan itu.

“Karena ini acara di luar kantor. Sudah seharusnya kamu tidak memanggil saya dengan sebutan ‘Pak’,” jelas Sadewa, suaranya lebih lembut tapi tetap berwibawa.

Maha berbalik, kursinya berputar pelan. Ia mendongakkan kepala untuk menatap pria yang berdiri tegak di depannya. “Lalu?” Balasnya singkat, menanti penjelasan lebih lanjut.

Sadewa menatap Maha dalam-dalam. “Panggil saya ‘Mas’,” pintanya.

Maha terdiam, kedua alisnya terangkat karena memproses permintaan itu. Ada sesuatu yang berbeda dalam cara Sadewa berbicara malam ini. Sesuatu yang membuatnya merasa ada yang lebih dari sekedar formalitas dan berusaha menahan tawanya dengan bibir yang merapat.

“Kenapa?! Kamu tidak mau panggil saya Mas?” Sungut Sadewa, suaranya sedikit merajuk. “Giliran Danu saja, kamu panggil Mas!” Tambahnya, protes terucap dari bibirnya dengan kesal.

Sadewa berbalik, raut wajahnya menunjukkan kekecewaan yang tak ia sembunyikan. Ia melangkah ke sofa, lalu duduk dengan tangan terlipat di dada. Tatapannya masih tertuju pada Maha yang penuh intensitas, sulit dijabarkan.

“Mas, jangan lupa panggil saya Mas!” Tegasnya, mencoba menegaskan kembali permintaannya dengan suara yang lebih mantap.

“Iya… iya, Mas Sadewa Pangestu.” Balas Maha, menahan senyum dan mengangguk kecil.

Mendengar panggilan itu, hati Sadewa bergetar. Ada sesuatu yang hangat, seperti ribuan kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya. Pipinya pun memerah, meskipun ia berusaha mati-matian mempertahankan ekspresi dinginnya.

“Cepat!” Perintahnya, mencoba menutupi kegugupannya dengan sikap tegas.

Maha yang masih sibuk didepan meja rias, pun terkekeh pelan. Ada rasa geli yang menggelitik hatinya, seolah dia mulai menikmati momen-momen kecil yang intim bersama Sadewa. Seperti sekarang, saat Sadewa meminta sesuatu dengan tegas dan ia memilih untuk menuruti daripada memperpanjang perdebatan. Setelah selesai memoles wajahnya, Maha berdiri dari kursinya dan melangkah menuju walk in closet.

Dalam diam, Sadewa melirik Maha dari sudut matanya, sambil berpura-pura sibuk dengan gawai-nya, ada rasa antusias yang sulit disembunyikan. Gerakan Maha yang anggun tetap mencuri perhatiannya. Sungguh, ia tak sabar menunggu momen saat Maha keluar dengan gaun yang ia pesan khusus—koleksi spesial dari Yves Saint Laurent. Sadewa berharap gaun itu akan membuat Maha semakin memukau. Meskipun ia tahu, tanpa itupun Maha sudah terlihat luar biasa.

Beberapa saat kemudian, suara heels Maha yang menyentuh lantai membuat Sadewa mengangkat wajahnya. Pandangannya langsung tertuju pada Maha yang telah selesai bersiap.

Ya Tuhan, cantik sekali, Sadewa memuji dalam hati.

Halter neck dress yang Sadewa pilihkan untuk Maha benar-benar menonjolkan keanggunan dan keindahan tubuh gadis itu. Bahu Maha yang lebar terlihat begitu mempesona, sementara lekuk tubuhnya yang sempurna menyerupai jam pasir itu pun terlihat jelas. Gaun itu membalut dengan sempurna, memperlihatkan keindahan yang tidak bisa diabaikan.

Maha memperhatikan Sadewa yang terdiam, lalu melirik ke arah cermin untuk memastikan penampilannya. “Kenapa, Mas? Jelek, ya?” Tanyanya.

Sadewa menelan ludah, merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Sejak kapan kamu jelek, Maha? Di mata saya, kamu selalu terlihat sempurna, gumamnya dalam hati.

“Biasa saja, gaun itu membuat mu terlihat mahal,” Ucap Sadewa dengan nada mengejek, meski matanya tak bisa lepas dari sosok Maha.

“Ya ampun, kok, gitu jawabnya?! Puji saya, dong, Mas. Ini gaun nya cantik banget, loh. Mana pas banget di tubuh saya, nyaman,” balas Maha, mecebikkan bibirnya.

Sadewa mendengus pelan, mati-matian ia berusaha menutupi rasa gugup yang mulai merayap. Tanpa berkata lagi, ia berbalik dan berjalan menuju pintu.

“Cepat, saya tunggu di depan.” Ucapnya sebelum menutup pintu.

Bruk!

Maha menghela nafas, kemudian memandang bayangannya di cermin dengan senyuman getir. Ch! Sandiwara mu menggelikan, Maha. Tapi, pertahankan aktingmu, walaupun nyatanya kamu merasa mual, batinnya sambil merapikan gaun yang melekat sempurna di tubuhnya.

Sementara itu, di luar kamar, Sadewa bersandar sejenak di dinding sambil memegangi dadanya yang berdetak tak beraturan. Bayangan Maha yang begitu cantik malam ini terus menghantui pikirannya. Ada rasa takut yang tiba-tiba menghampiri, membayangkan bagaimana nanti para rekan-rekannya akan memandang Maha.

“Saya harus menjaga Maha. Tidak bisa saya biarkan para buaya itu akan jelalatan melihat Maha yang sangat cantik malam ini.” Gumamnya, mengepalkan tangan seolah menyusun tekad. Perasaan posesif itu muncul begitu saja, tanpa bisa ia kendalikan.

...****************...

Malam itu, langit bertabur bintang seolah ikut merayakan kebahagiaan Saka Dirgantara. Pria tampan itu duduk santai di sebuah ruangan bernuansa hitam seraya menghisap cerutu dengan tenang. Asap tebal mengepul perlahan, berbaur dengan alunan musik jazz yang memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang intim dan menenangkan. Senyum tipis terulas di wajahnya, menandakan ia menikmati setiap detik penantiannya.

...****************...

...Halo reader yang baik hati—apa kabar? Semoga baik selalu, ya 💕...

...By the way, kalian baca ceritaku sejauh ini, apa udah follow akun ku? kalau belum, wah aku sedih, sih 😭 Bisalah ya bantu follow heheh 🤗🥹...

...Mohon dukungannya untuk follow, berikan 'suka' dan mungkin vote jika berkenan, beserta komentarnya. Kalau kalian jadi silent reader, jelas aku sedih banget. Karena aku happy, kalau ada interaksi langsung sama reader yang Budiman....

1
winda
maha harus pergi thorrrr
winda: kesel kali sm sadewa
Lucky ᯓ★: dendam banget kayaknya sama Maha /Gosh/
total 2 replies
winda
thor emg kesan nya maha ini mata duitan thor,rela mengorbankan harga dirinya demi uang
Lucky ᯓ★: lusyu banget ini komennya /Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
winda
sadewa jahat banget💩
Lucky ᯓ★: tapi suka kannnn /Hunger/
total 1 replies
winda
thor kenapa maha gak dibuat pergi aja dari kehidupan sadewa?
Lucky ᯓ★: eiii jangan gitu bebi, nanti maha nangis /Shame/
total 1 replies
winda
keren thor
Lucky ᯓ★: Terimakasih baby /Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
winda
maha kamu harus tetap kuat💪
Lucky ᯓ★: harus kak /Kiss/
total 1 replies
Lilis Yuanita
lnjut
Bunda Mimi
Apakah Maha hamil???
Lucky ᯓ★: waduhhhh/Gosh/
total 1 replies
Rian Moontero
lanjuuutt👍🤩🤸🤸
Lilis Yuanita
ngapain ngarepin maha klo maha d acuhin
Lucky ᯓ★: pria tsunder kan begitu kak /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Lucky ᯓ★: pria tsunder kan begitu kak /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
total 2 replies
Bunda Mimi
makasih thor, hari ini update nya 2x,,, trus byk lagi dialog antar tokoh😍😍😍
Bunda Mimi
pokoknya tetap Tim Dewa dan Maha y thor, Danu sama Niken aza😅
Lucky ᯓ★: waduh, plot twist sekali ini bunda /Facepalm/
total 1 replies
Bunda Mimi
terima kasih update nya thor
Lucky ᯓ★: sama-sama bunda /Rose/
total 1 replies
Bunda Mimi
gedeg liat Sadewa🤬
Lucky ᯓ★: aaa aku baru tahu /Cry/ terimakasih bunda /Kiss//Kiss//Kiss/
Bunda Mimi: pasti bisa🤣
total 9 replies
Bunda Mimi
udah panjang bab nya,,,, tapi selalu merasa kurang thor😅
Bunda Mimi: di tunggu crazy up nya thor🤣
Lucky ᯓ★: eiiii sabar dong /Proud/
total 2 replies
Bunda Mimi
Baguss,,,,,, Suka Alur nya
Lucky ᯓ★: ahhh aku melting, terimakasih bebi /Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Bunda Mimi
Tq thor update nya,,,,,
Lucky ᯓ★: iya bebi, sama-sama. Terimakasih juga sudah setia membaca /Kiss/
total 1 replies
Bunda Mimi
thor bab 21 dan 22 nya kok sudah tidak ada ya
Bunda Mimi: ok siap thor
Lucky ᯓ★: terimakasih atas dukungannya kak, dan mohon maaf jika nanti update ulang dengan isi yang sama. aku revisi karena biar lebih nyaman untuk dibaca, juga ini saran dari editor saya
total 4 replies
Wayan Sucani
Luar biasa
Wayan Sucani
Rasanya berat bgt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!