Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Secret
"Duke! Dengar! Semua yang mereka katakan kebohongan. Tidak ada---" Kalimat Duchess terhenti, kala Riel mendekati William.
"Nona berkata, jika nona tidak kembali atau terjadi sesuatu. Berikan surat ini pada yang mulia Duke..." Ucapnya gemetar, menyerahkan surat yang ditutupi dengan segel.
Ini benar-benar milik Grisela. Duchess mencoba merebut surat, tapi lebih dulu Duke membacanya.
Isinya? Semua perkiraan rencana Matilda. Serta siapa saja yang terlibat dengannya. Tangan Duke gemetar, bagaimana bisa wanita yang diberikan kemewahan olehnya, dapat berbuat sejauh ini.
William menghela napas, hampir semua pelayan dan pengawal yang bekerja di kastil ini terlibat.
"Tahan Duchess di ruang bawah tanah." Perintah Willian pada prajurit setia yang memang dibawanya ke medan perang.
"William! Aku tidak bersalah! Dengarkan aku! Aku tidak bersalah, aku akan melaporkan hal ini pada kaisar!" Teriaknya meronta.
***
Malam ini mereka menginap di kamar yang sama. Grisela dapat tidur dengan tenang, tapi tidak dengan Killian. Dunia ini begitu kejam bukan? Bahkan saat dirinya berfikir untuk memaafkan dan menerima Duchess. Hanya rasa sakit yang diterima olehnya. Penglihatan...
"Killian belum tidur?" Tanya Grisela terbangun.
"Aku akan membunuh Duchess. Itu sudah aku putuskan." Jawab Killian tersenyum. Membuat Grisela mengangkat sebelah alisnya. Bagaimana bisa anak seimut ini mengatakan ingin membunuh orang?
Apa ini awal dari perubahan sifat Killian, untuk menjadi Villain?
Grisela menghela napas, menatap ke arah bintang."Dunia memang terkadang kejam. Tapi mengambil resiko membunuh seseorang hanya untuk balas dendam, itu bukan pilihan."
"Tapi---" Kalimat Killian disela.
"Jika difikirkan dari sudut pandang Duchess. Dia hanya ingin pernikahan yang bahagia. Dengan seorang anak dan suami yang mencintainya. Tapi sayangnya dia hadir terlambat, ibumu lebih dulu menggenggam hati ayahmu hingga kematiannya. Jadi dia mungkin dapat memilikimu sebagai anaknya, status sosial tinggi, kekayaan. Tapi tidak dengan hati Duke." Ucap Grisela pelan.
"Grisela...apa pemikiranku salah?" Tanya Killian.
"Tidak salah, hanya saja perlu berfikir bagaimana jika kita berada di posisi Duchess." Grisela menegang jemari tangan Killian.
"Entahlah... mungkin akan menyerah pada pria sedingin ayah. Ayah hanya tersenyum hangat pada mendiang ibu." Perlahan Killian kembali berbaring. Menarik Grisela ke dalam pelukannya. Ingat! Tidak ada napsu, mereka masih anak-anak berusia 9 tahun.
"Seperti apa ibumu?" Tanya Grisela penasaran.
"Dia orang yang pintar, hangat dan baik. Seperti Grisela..." Jawab Killian, memejamkan matanya. Grisela, bagaikan satu-satunya, yang dimiliki olehnya.
***
Tibalah saat dimana mereka hendak meninggalkan gubuk di tersebut. Grisela memberikan hiasan rambutnya pada Sarah sebagai tanda persahabatan.
Sarah sendiri tidak henti-hentinya melihat cermin. Sebuah hiasan rambut yang begitu indah. Sedangkan Annete memeluk Grisela, berkata."Grisela, terkadang ada takdir yang sulit dirubah." Ucapnya penuh senyuman.
Ucapan asal dari sang saintess sebenarnya. Apa memiliki makna?
Melambaikan tangan, dirinya dan Killian berjalan menuju desa terdekat. Menyewa kamar murah, sembari mengirim pesan pada penguasa wilayah tentang keberadaan mereka.
***
Tiga hari kemudian_
"Sarah! Jangan berlari!" Ucap Annete mengejar adiknya.
"10 koin emas, dari menjual bros, kakak! Aku ingin gaun baru. Seperti gaun yang dikenakan Grisela." Teriak Sarah antusias.
Annete hanya tersenyum tidak sering dirinya melihat Sarah sebahagia ini. Tapi entah mengapa beberapa pengawal membuka jalan. Rakyat biasa, hanya dapat bergeser memberi jalan.
Kasak kusuk terdengar.
"Duke muda berada di wilayah ini?"
"Benar! Duke dan Duchess muda berada di wilayah ini. Aku dengar-dengar Duke Fredrick sendiri yang datang menjemput putranya."
"Jarang ada kesempatan melihat bangsawan di wilayah ini."
"Seperti apa mereka?"
Semua orang begitu penasaran, begitu antusias. Hingga Sarah meminta menaiki kursi, salah satu penjual buah. Pada akhirnya dirinya dapat melihat, rombongan kereta kuda dan beberapa prajurit melewati jalanan dengan jelas.
Samar ditatapnya, dua orang dalam kereta kuda. Grisela dan Killian tersenyum bahkan terlihat tertawa kecil. Pakaian yang digunakan begitu indah.
Ingin seperti Grisela? Kehidupan bangsawan bagian impian baginya. Seperti dua makhluk yang hidup di dunia yang berbeda mengamati pakaiannya sendiri. Memiliki impian untuk dirinya.
"Kakak! Itu mereka! Dua orang yang kita tolong!" Ucapnya antusias.
"Iya, ayo turun dan beli gaun yang kamu inginkan." Annete tersenyum membantu Sarah turun.
Sedangkan Sarah hanya mengangguk sembari tersenyum. Andai saja dirinya memiliki kemampuan seperti Annete, dirinya sudah pasti dapat hidup seperti bangsawan. Tapi itu tidak mungkin bukan?
***
Tidak banyak kata yang diucapkan oleh Duke kala menjemput mereka. Hanya seorang ayah yang tersenyum memeluk putranya sembari menangis seperti anak kecil. Tapi setelahnya? Ayah tsundere ini menjaga gengsi.
Sedangkan Killian lebih banyak berinteraksi dengannya. Apa yang akan terjadi di masa depan? Entahlah... hanya saja dirinya ingin menjalani cukup dengan senyuman.
Kereta hampir sampai ke kastil Duke. Beberapa hari perjalanan memang ditempuh. Tapi itu cukup sepadan.
"Apa ayah akan kembali ke medan perang?" Tanya Killian memberanikan dirinya bertanya.
William mengangguk, membelai rambut putranya."Tapi kali ini urusan wilayah dan kastil ayah percayakan pada anak dan menantu kecil ini."
"Ba... bagaimana dengan Duchess?" tanya Killian.
"Duchess akan menerima sangsi sesuai hukum yang berlaku. Karena berniat membunuh bangsawan berpangkat tinggi." Jelas William.
"Kaisar akan---" Kalimat Killian disela.
"Alasan kaisar berpihak pada Duchess, karena khawatir daerah Utara tidak memiliki pewaris. Sekaligus status pedang kekaisaran akan terputus pada ayah. Tapi sekarang putra ayah sudah sehat." William menjawab ke-khawatiran putranya.
"Terimakasih... sudah melindungi kami." Killian memeluk sang ayah. Untuk pertama kalinya melihat Killian sesehat ini.
Terkadang William berfikir untuk tinggal di desa terpencil tempat mendiang istrinya dimakamkan. Namun, Killian masih terlalu kecil untuk mewarisi gelar. Putranya yang berharga...
"Grisela! Kemari! Kamu juga putriku! Panggil aku ayah!" Ucap William.
"Ayah!" Grisela ikut saling memeluk dengan kedua orang itu. Inilah keluarganya saat ini, benar-benar bahagia hanya dengan hal kecil.
***
Orang-orang yang terlibat, dipecat tanpa surat rekomendasi. Dokter keluarga dan sang butler bahkan mendapatkan hukuman secara pribadi oleh sang Duke. Di ruangan bawah tanah tentunya.
Hanya beberapa pelayan yang setia tinggal. Termasuk Riel dan Ana, perekrutan pelayan dan prajurit di lakukan. Duke begitu sibuk, hingga sebulan setelahnya. Baru dapat menjawab panggilan kaisar untuk kembali ke medan perang.
Obsesi Grisela pada bunga perak tentu saja masih ada hingga kini. Pagi ini Grisela kembali pergi dengan Riel menelusuri hulu sungai.
Sedangkan Killian_
Anak itu melangkah menelusuri lorong, usai mendapatkan kelas. Serta belajar dari butler yang baru bagaimana caranya mengatur wilayah.
Senyuman mengembang di wajahnya. Menemukan gelang yang diambil Duchess dari Grisela adalah tujuannya.
"Aku ingin masuk!" Ucapnya.
Dua orang pengawal yang berjaga membukakan pintu. Killian berjalan cepat matanya menelisik mencari keberadaan gelang.
Hingga berhasil ditemukannya setelah mencari sekitar satu jam.
Tapi, langkahnya terhenti, sebuah buku menarik perhatiannya entah kenapa. Bagaikan memiliki daya tarik dengan mananya.
Anak yang terdiam di ruangan pusaka keluarga, membuka buku dengan banyak catatan di dalamnya. Tulisan tangan yang begitu rapi tapi ada beberapa karakter huruf yang dikenalnya. Terkadang tulisan tangan seseorang akan mudah untuk dikenali, jika lebih teliti.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian