NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

"Baik, catat semua yang ibu tulis dipapan. Ingat, nilai kalian akan dikurangi kalau kedapatan ada yang tidak mencatat." kata bu Tin, guru biologi, wanita setengah baya yang belum menikah.

Manda menyenggol Laras yang sedang membaca komik di laci mejanya. Temannya itu memang bandel. Bukannya dengerin pelajaran, malah sibuk sendiri. Laras masih tidak sadar hingga Manda menyikutnya.

Pandangan Manda lalu berpindah ke Ara yang duduk di belakang. Ia tertegun sebentar. Pasalnya beberapa  hari ini ia perhatikan temannya yang satu itu tampak berbeda. Setelah mengingat-ingat lagi, dari kemarin Ara belum pernah bolos dari jam pelajaran bahkan tidak tidur di kelas.

Kalau dia bukan Ara Manda tidak akan heran. Tapi ini, kemarin dia tidak memperhatikan saat Adit dan Kevin bilang Ara sekarang jarang bolos karena takut kena hukum. Sekarang ia baru perhatikan.

Manda menyikut Laras lagi.

"Aduh! Apaan sih?"

"Liat tuh." ujar Manda menunjuk Ara yang tengah sibuk mencatat. Laras menghentikan kegiatan membacanya dan ikut melirik ke belakang.

"Dia kerasukan hantu rajin?" bisiknya pelan. Manda tertawa. Dasar Laras. Masih kepikiran aja dia ngomong kayak gitu.

"Laras, Manda. Sekali lagi kalian ribut, keluar dari kelas saya!" seru bu Tin dari belakang.

"Iya bu, maaf." balas Manda menunduk.

"Hari ini yang piket siapa?" tanya Bu Tin lagi melirik seisi kelas.

"Saya sama Ara bu." jawab Adit. Sebagai ketua kelas dirinya memang harus cepat tanggap. Itu menurutnya.

Bu Tin melirik Ara yang tampaknya tidak sadar namanya di sebut. Gadis itu terus mencatat dengan serius. Bahkan guru biologi itu merasa heran melihat perubahan Ara. Apa jangan-jangan gadis itu cuma mau main trik saja? Tidak mungkin anak senakal Ara akan berubah secepat itu.

"Ara, kamu saja yang pergi fotokopi buku saya."

Karena masih tidak sadar, Kevin yang duduk di belakang Ara menyikut pelan gadis itu.

"Ra, bu Tin manggil tuh. Mau nyuruh fotokopi buku."

Ara memandang terpaku ke depan. Ia tidak langsung menjawab. Fotokopi buku? Kenapa harus dia? Kan ada Adit ketua kelas mereka yang selalu setia kalau mau di suruh-suruh oleh guru. Adit juga kan piket hari ini. Masih ada yang lain juga. Ia memandang berkeliling. Semua teman-temannya pada sibuk nyatat.

Ya sudah deh. Dengan berat hati ia menerima di suruh-suruh sama bu Tin.

Ara berdiri dengan malas ke meja guru didepan.

"Kamu fotokopi halaman 115 sampai 235, sebanyak jumlah siswa di kelas ini, lalu bukunya kembalikan kepada ibu segera. Hati-hati, buku ini sudah tidak di terbitkan lagi." setelah menjelaskan panjang lebar, bu Tin lalu menyerahkan buku itu pada Ara dengan hati-hati seolah menyerahkan benda pusaka yang kalau tidak hati-hati bisa hancur saking rapuhnya.

Ara lalu melangkah keluar, berjalan ke ruang fotokopi dengan santai sambil bersiul-siul.

"Mau kemana?"

suara itu menghentikan langkahnya. Ara menoleh ke belakang sebentar dan melihat Karrel sudah berdiri didekat situ dengan kedua tangannya setia dalam saku celana.

"Ruang fotokopi. Kamu sendiri?" sahut Ara lalu balik bertanya.

Karrel tidak menjawab, hanya terus menatap gadis itu.

"Kenapa, ada sesuatu di wajahku?" tanya Ara lagi.

"Kamu tahu di mana ruang fotokopinya?" bukannya menjawab, Karrel balas bertanya.

"Belok sini kan?" gadis itu menunjuk jalan arah kanan dengan senyum lebar. Karrel menggeleng-geleng  sambil berdecak pelan menatap gadis itu.

"Makanya jangan keseringan bolos. Lain kali pakai waktu bolos kamu hafalin semua tempat di sekolah ini." celetuk cowok itu. Kalau dia tidak bertemu gadis itu di sini, pasti Ara tidak akan sampai-sampai di ruang fotokopi. Orang bilang arahnya saja salah begitu.

"Emang salah?" Ara masih tidak percaya kalau dia salah.

"Ikut aku." ucap Karrel tanpa membalas perkataan Ara.

Sekarang Karrel yang memimpin jalan. Tiba di suatu ruangan, cowok itu membalikkan badannya menatap Ara.

"Disini ruang fotokopinya." kata Karrel lalu menarik tangan Ara masuk ke dalam.

"Mana bukunya." kata Karrel lagi. Ara lalu memberikan buku di tangannya pada Karrel dengan amat hati-hati. Ia ingat bu Tin sudah memberinya peringatan tadi untuk berhati-hati.

"Halaman berapa?"

"115 sampai 235. Sebanyak jumlah siswa kelas aku." jawab Ara. Karrel menatap gadis itu menunggu gadis itu bicara lagi. Tapi sudah cukup lama ia menunggu, Ara tidak ada tanda-tanda bicara. Cowok itu lalu menjitak pelan kepala Ara.

"Aduh, kenapa lagi sih." celoteh Ara sambil mengusap-usap kepalanya dan menatap Karrel sebal.

"Jumlah siswa di kelas kamu berapa?" kata Karrel.

"Tiga empat!" sahut Ara ketus. Karrel terkekeh, mengacak-acak rambut gadis itu lalu memesan fotokopi pada petugas.

Ara memilih duduk di kursi kosong dengan mulut berkomat-kamit. Dia tidak akan membuat perhitungan dengan cowok itu karena sudah membantunya. Kalau Karrel tidak menunjukkan jalan tadi, gimana coba? Dia bisa kesasar!

Ia memperhatikan ruangan itu dan memegang setiap benda yang dilihatnya menarik. Kebiasaan itu juga yang menyebabkan ia sering di pelototi petugas di toko-toko atau pusat perbelanjaan. Tidak mau beli, tapi pegang-pegang semua barang. Mending kalau terakhirnya beli satu biji. Ara sih santai biar pun nggak jadi beli. Dia sudah biasa.

Tiga puluh menit kemudian fotokopi selesai. Karena tumpukan fotokopi juga banyak, Karrel membantu Ara membawanya. Ara sengaja memberikan buku aslinya ke Karrel supaya dibawa cowok itu. Ia tidak yakin buku itu masih akan utuh kalau ada di tangannya. Jadi dia minta tolong Karrel.

Di tengah jalan, mereka berpapasan dengan Wulan. Gadis itu menghampiri mereka.

"Hai Rel, habis fotokopi, ya?" tanyanya.

Ara mendengus. Udah tahu nanya! Nggak liat tuh di tangan Karrel penuh kertas fotokopian?

Seolah mendengar kata-kata Ara yang di ucapkan dalam hati, Wulan menoleh ke arah gadis itu. Ia melirik tidak suka. Ara membalas dengan membuang muka sejauh-jauhnya dan berjalan lebih dulu.

"Ara, pelan-pelan jalannya. Kamu mau jatoh?" tegur Karrel. Cowok itu ikut pergi mengikuti Ara, tidak menghiraukan Wulan yang bicara padanya.

Wulan hanya bisa mengepalkan tangannya melihat kepergian dua orang itu. Ia merasa cemburu.

"Sampai sini aja. Aku bisa masuk sendiri." ucap Ara ketika mereka sampai didepan kelasnya. Ia tidak mau teman-temannya melihat Karrel dan menggodanya lagi.

"Kamu yakin?"

"Mm."

"Ya sudah. Jangan tidur di kelas, belajar yang rajin biar pinter." Karrel mengacak-acak pelan rambut Ara sebelum berbalik pergi.

Ara sendiri langsung melihat samping kanan-kiri. Ia lalu bernafas lega karena tidak ada yang melihat perlakuan Karrel padanya tadi. Kok dia jadi merasa lagi pacaran diam-diam sama cowok itu yah.

1
kala
❤️😍
Dinara Syafira Ahmad
Kecewa
Dinara Syafira Ahmad
Buruk
Humay Uum
lanjuuuuttt
Hera
👍🏻
Erni Fitriana
mlipir
Elfam KumalaSari
kerenn , benar2 tdk terlintas dipkiranku ceritanya akan seperti ini thor
mantapp sekali
karyaku: hi kk mampir yuk "transmigrasi menjadi istri mafia" jangan lupa y
total 1 replies
Anne139
laaanjuuutt thor...
Ratna Rachman
sangat luar biasa.is the best
rin Wulandari
kak izin ya, aku mau dibuat drama sakura🙏
Nurtisya Natra
Luar biasa
Anonymous
aaA
Alvaro
Kecewa
Bebby_Q'noy
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣
Bebby_Q'noy
😂😂😂😂😂😂
Bebby_Q'noy
sudah kuduga
Bebby_Q'noy
🥺😭😭😭
Bebby_Q'noy
🥺😭😭
Bebby_Q'noy
😭😭
Bebby_Q'noy
😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!