pernikahan gadis miskin dengan orang yang kaya, ia bisa menikmati seluruh kekayaannya namun ia terkurung dalam sebuah rumah mewah dengan segala harta yang berlimpah namun hidupnya terkekang bagai di dalam sangkar emas dan harus terluka karna suaminya tak mencintainya, hingga kebahagian hadir setelah suaminya sadar akan cintanya namun semua harus terhalang saat flora mengetahui masa lalunya yang sebenarnya, siapakah yang akan flora pilih masa lalunya atau orang baru, semua masih menjadi misteri yang harus di rahasiakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuma lovely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penolakan Elzio
Angga terlihat santai tak berkata apapun, wajahnya tetap terlihat datar dengan ekspresi yang sama pada saat ia baru datang.
Ia lalu melangkah keluar, di luar sang supir yang sudah tahu Angga baru keluar langsung membukakan mobilnya
Angga masuk dengan penuh wibawa dan mobil itu melesat menuju mansion tempatnya tinggal di sana ia melihat flora sedang menikmati indahnya taman bunga buatan cucunya.
Angga lalu mendekat ke arah flora, flora yang tak tau kedatangan Angga tetap melanjutkan apa yang ia lakukan yaitu membersihkan ranting yang mengurangi keindahan bunga itu
Angga lalu berdehem membuat flora kaget dan sempat menjatuhkan gunting yang ia gunakan untuk membersihkan rumput itu, kakinya jadi terluka karna ujung Gunting itu.
Asisten rumah tangga itu segera berlari mengambil kotak obat saat mengetahui flora yang di jaga dengan ketat malah terluka
"maaf kek, saya tidak sengaja!" ucapnya sambil memegangi kakinya yang sakit
kekek lalu menggiring flora menuju bangku duduk yang ada di taman itu
ia tanpa berkata apapun langsung menarik kaki flora yang sudah duduk ke atas pangkuannya
Asisten yang membawa kotak obat itu sangat kakek untuk pertama kalinya sang tuan besar bersikap seperti itu.
Ia lalu menyerahkan kotak obat itu membiarkan tuannya membantu mengobati luka flora
"jangan kek, biar flora saja sendiri!" ucapnya sambil memegang kakinya, ada rasa tidak enak di hati flora atas perlakuan sang kakek
Banyak pembantu di sana yang mulai menggunjingkan flora, kalau tidak ada apa-apa tidak mungkin tuannya seperhatian itu pada seseorang, apalagi flora bukankah keluarga, namun tak ada yang berani i bergosip di depan bisa di pecat saat itu juga oleh tuannya.
flora sempat meringis menahan sakit saat luka itu di bersihkan, ia memegang meja yang ada di dekatnya dengan erat, sesekali kakek menatap ke arah flora yang meringis kesakitan
"sebentar ya di tahan sakitnya" ucap sang kakek mempercepat pekerjaannya agar cepat selesai, ia kasihan melihat flora yang meringis kesakitan
ada yang mengintip dari jarak jauh melihat interaksi Angga yang sungguh sangat perhatian, yang membuat mereka semakin heran, selama bekerja di sana cucunya tidak pernah di perhatikan seperhatian itu
setelah selesai Angga lalu menurunkan kaki flora dengan pelan, setelah kaki itu di perban flora merasa lebih baik
"terimakasih kek flora jadi tidak enak sama kebaikan kakek "
"tidak masalah, kamu itu sudah menjadi cucu kakek sekarang, mulai sekarang kamu akan menikmati semua harta kakek sama seperti cucu-cucu kakek"
minuman pun di bawakan oleh pembantu di sana
flora yang kehausan langsung meneguk minuman itu tanpa berkata apapun
"maaf kek flora haus sekali"
"tapi kek flora nggak perlu harga kakek, flora siap kok di suruh kerja di sini sama seperti yang lain untuk melunasi hutang flora ke kakek"
"mulai sekarang hutangmu sudah lunas flora, kamu sudah sah menjadi cucu mantu saya dan surat-suratnya sudah mulai di urus"
flora membolakan matanya mendengar penjelasan Angga lalu berkata " tapi kek,kami kan belum menikah!"
"itu gampang!"
flora hanya bisa pasrah menjalani takdirnya
ia mencoba memberanikan diri bertanya pada kakek tentang siapa yang ada di kamar sebelah dan hanya satu jawaban yang kakek berikan yaitu dia adalah cucunya.
Flora hanya menganggukan kepala dan tak berani bertanya lagi, ternyata sang kakek tak semenyeramkan yang para pelayan itu katakan.
Esoknya Elzio langsung datang ke kantor sang kakek "apa ini kek?" ucapnya mengesahkan surat-surat pada sang kakek
"kakek tidak bisa di bantah kamu tahu itu kan?" ucapnya dengan santai, ia bahkan menyandarkan tubuhnya di kursi kebesaran itu
"tapi tidak sepeti ini juga kek?"