"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Negeri yang elok....
"Lihatlah...!", kata Aisyah. "Bunga itu sangat cantik !!!"
"Itu bunga Tulip !", sahut jam antik itu menyembul dari balik saku bajunya.
"Tulip kuning ini seperti matahari, warnanya sangat cerah apalagi diterpa sinar matahari, sangat cantik !", kata Aisyah berlarian kearah kumpulan bunga tulip itu.
"Bunga Tulip kuning melambangkan persahabatan, nona Aisyah !", kata jam antik.
"Benarkah ?", kata Aisyah.
"Jika kamu menyukainya, aku bisa memberikannya padamu !", sahut jam antik itu padanya.
"Iya, aku sangat menyukainya...!", kata Aisyah bersemangat dengan mata berbinar-binar senang.
"Aku akan menghadiahkan sebuah buket Tulip untukmu, nona Aisyah !", kata jam antik itu.
Aisyah melihat sinar pelangi terang yang memancar dikedua tangannya, dan sinar pelangi itu membentuk sebuah lingkaran-lingkaran kecil yang sangat indah dan tiba-tiba jam antik itu berseru.
"BHALAZAAMM...!!!"
Sebuah buket bunga Tulip yang cantik tiba-tiba muncul dikedua tangannya.
"Wow....!", ia berseru senang.
Aisyah memandangi bunga-bunga Tulip itu dengan kagum, buket bunga ini sangat cantik sekali jika dilihat dari dekat.
"Terimakasih..., aku akan menghadiahkanmu satu bunga Tulip untukmu karena kamu adalah sahabatku sekarang", kata Aisyah sambil meraih jam antik itu dari dalam saku bajunya.
"Terimakasih juga, nona Aisyah sudah menganggap diriku sebagai sahabatmu meski aku hanyalah sebuah benda !", kata jam antik itu.
Aisyah lalu memberikan setangkai bunga Tulip kuning pada jam antik yang ada ditangannya, jam itu berkilau ketika terkena cahaya matahari yang cerah.
"Tapi tampaknya kamu tidak dapat memegangi bunga pemberianku ini", katanya sambil mengernyitkan kening Aisyah.
"Benar, nona Aisyah ! Aku hanyalah sebuah jam saku tua dan aku adalah sebuah benda !", kata jam antik ditangannya.
"Hmmm...! Baiklah jika memang seperti itu !", ucap Aisyah sambil menaruh bunga Tulip kuning kembali kedalam buket. "Sayang sekali, padahal bunga ini sangat cantik !!!"
"Maafkan aku, nona Aisyah !", kata jam antik ditangannya itu dengan nada menyesal.
"Tidak apa-apa !!! Jangan khawatir, meski kamu tidak dapat menerima bunga Tulip kuning ini, aku tetap menganggapmu sahabat ku !", jawab Aisyah pada jam antik itu.
Aisyah memandangi hamparan taman penuh bunga Tulip berwarna-warni, hembusan angin yang meniup membuat bunga-bunga itu bergerak seolah-olah sedang menari riang, mensyukuri kecantikan dirinya.
"Benar-benar pemandangan yang indah sekali dan ini pertama kalinya aku melihat negeri seelok ini...!", kata Aisyah sambil menoleh kearah jam antik.
Aisyah tersenyum pada jam antik itu, pantas jam antik ini berasal dari negeri ini karena jam antik ini sangat indah bentuknya, seperti gambaran negeri yang indah ini.
"Warna kuning melambangkan simbol persahabatan karena kamu sudah menjadi sahabatku, bagaimana kalau kita merayakannya !", kata Aisyah pada jam antik ditangannya itu.
"Baik, nona Aisyah !", sahut jam antik itu cepat dan tanggap.
Aisyah melihat jam antik itu lepas dari genggaman tangannya kemudian jam antik itu berputar-putar melayang diudara, terlihat bintang-bintang menyelimuti jam antik itu dan ia melihat sinar pelangi memancar dari jam antik.
"Pejamkanlah kedua matamu, nona Aisyah !!!" kata jam antik itu lalu berseru keras. "BHALAZAMM...!!!"
Lalu ia membuka kedua matanya dan ia melihat bunga Tulip berwarna kuning berukuran raksasa sedang melayang dihadapanku.
"Wow....!", pekik Aisyah terkejut. "Cantiknya...!"
"Terimakasih, nona Aisyah. Bagiku itu adalah sebuah pujian !", kata jam antik.
"Luar biasa... !", ia berseru senang ketika melihat bunga Tulip itu. "Bagaimana aku bisa naik keatas bunga Tulip itu ?" sambungku pada jam antik itu.
"Tenanglah, aku akan membuatmu bisa naik keatas bunga Tulip itu, nona Aisyah !", kata jam antik itu padanya.
"Benarkah...?", kata Aisyah kagum.
"BHALAZAMM...!", terdengar suara jam antik itu berseru kembali.
Aisyah melihat tubuhnya perlahan-lahan naik keatas bunga Tulip itu lalu bersamaan dengan munculnya cahaya pelangi yang mengelilingi tubuhnya, dan ia melihat tubuhnya berlahan-lahan turun diatas bunga Tulip kuning berukuran raksasa.
"Ini benar-benar ajaib, aku sangat menyukainya", kata Aisyah sambil melompat kegirangan. "AJAIB...!"
Aisyah tertawa senang seraya memutar badannya berkali-kali.
"AJAIB...!" ia mengulangi perkataannya lagi.
Aisyah kemudian menghempaskan badannya dan berbaring diatas bunga Tulip kuning berukuran raksasa. "Nikmat sekali !!!", ucap Aisyah.
"Apakah kamu menyukainya, nona Aisyah ?", kata jam antik yang sedang melayang diatasnya berbaring.
"Tentu saja aku sangat menyukainya, ini sungguh pengalaman yang menarik untukku !", jawab Aisyah tersenyum. "Kerennn....!"
"Baiklah, nona Aisyah, tuanku ! Mari kita lanjutkan lagi perjalanan kita mengelilingi negeri ini !", kata jam antik itu penuh semangat.
"Mari kita merayakannya...!", Aisyah berseru lantang sambil mengangkat salah satu tangannya keatas.
Bunga Tulip kuning berukuran raksasa itu mulai bergerak pelan dan tiba-tiba melesat kencang keatas langit, terbang melayang secepat kilat.
"Wow....!", teriak Aisyah bersemangat.
"Kamu tampaknya sangat menikmatinya, nona Aisyah !", kata jam antik itu lalu masuk kedalam saku bajunya.
"Iyaaaaaa.... ! Aku sangat sukaaa...!", pekiknya ketika bunga Tulip kuning berukuran raksasa itu terbang lebih cepat.
"BHALAZAAAAM...!!!" seru jam antik.
"Kenapa ?", tanya Aisyah sambil mengerutkan alis.
"Aku tidak ingin kita terjatuh dari ketinggian, aku sengaja membuat bunga Tulip itu bergerak pelan", sahut jam antik itu padanya.
"Oooooohhh...!", kata Aisyah sambil menoleh kearah bawah tempatnya terbang. "Tinggi sekali !"
Aisyah setengah bergidik ketika melihat pemandangan dari atas bunga Tulip ini, ternyata aku terbang sangat tinggi sekali.
"Kita akan pergi kemana lagi sekarang ?", tanya Aisyah saat bunga Tulip kuning berukuran raksasa ini terbang pelan.
"Kita akan ketempat pengrajin perhiasan yang terkenal di Persia, tempat aku diciptakan, nona Aisyah !", kata jam antik.
"Oh, iya ?", kata Aisyah sambil menoleh kearah sekelilingnya, ia melihat pemandangan negeri Persia yang indah dari atas sini.
"Itu tempatnya...!", kata jam antik itu kemudian.
Aisyah melihat sebuah bangunan yang dindingnya terbuat dari susunan batu bata dengan lapisan keramik berwarna-warni, mereka berdua melesat kearah bangunan itu.
"Kita sudah sampai ditempat aku pertama kali dibuat, nona Aisyah", kata jam antik itu padanya.
"Bangunannya sangat indah sekali, pasti pembuatmu sangatlah hebat !", Aisyah memandangi bangunan yang ada dibawahnya itu.
"BHALAZAMMM...!", jam antik itu lalu berseru.
"Waahhh...!", ia berseru ketika tubuhnya melayang perlahan dari atas bunga Tulip kuning raksasa itu.
Aisyah turun kebawah dari atas bunga Tulip kuning berukuran raksasa itu dan kini ia sedang berdiri didepan bangunan milik pengrajin perhiasan yang terkenal di Persia pada masanya.
"Mari kita masuk kedalam, nona Aisyah !", kata jam antik itu padanya.
"Apakah kita harus masuk kedalam bangunan itu ?", tanya Aisyah ragu.
"Benar, selama ini aku tidak tahu kenapa aku bisa menjadi jam yang ajaib ?", kata jam antik itu padanya.
"Kamu sengaja membawaku ke jaman dimana kamu pertama kalinya diciptakan karena kamu ingin tahu asal muasalmu menjadi ajaib ?", kata Aisyah sambil memandangi jam antik ditangannya.
"Benar, karena saat pemiliku yang dulu, aku hanya sebuah jam saku biasa saja dan tidak memiliki kekuatan sama sekali", kata jam antik itu.
"Lalu darimana kekuatan ajaib milikmu itu berasal ?", tanya Aisyah penasaran.
"Aku juga tidak tahu, nona Aisyah. Karena saat aku keluar dari kotak antik terbuat dari kayu bidara itu, aku berubah menjadi ajaib dan memiliki kekuatan !", kata jam antik itu.
"Hmmmm...., ini sangat aneh sekali...?", kata Aisyah sambil memperhatikan jam antik ditangannya itu.
"Iya nona !?", kata jam antik kuno.
"Kalau boleh tahu, berapa usiamu sekarang ini ?", kata Aisyah sambil memutar rantai jam antik itu.
"Lima ratus tahun...!", kata jam antik itu.
"Apa ?", kata Aisyah sambil membelalakkan kedua matanya, terkejut. "Lima ratus tahun umurmu ?"
"Benar, aku ada hampir lima abad lamanya tapi aku menghabiskan waktuku terkurung didalam kotak kayu dari pohon bidara itu !", kata jam antik itu padanya.
"Hmmm..., mungkin Tuhan memberikan keajaiban itu padamu karena Tuhan merasa iba padamu...!", kata Aisyah.
"He...He...He..., mungkin saja !!!", kata jam antik itu tertawa.
"Baiklah, mari kita masuk kedalam sana, siapa tahu kita menemukan petunjuk disana !", kata Aisyah penasaran sambil memandangi jam antik itu.
"Terimakasih, nona Aisyah !", kata jam antik itu senang.
Aisyah hanya terdiam tanpa menjawab perkataan dari jam antik kuno padanya dan masuk kedalam bangunan tersebut dengan berhati-hati serta waspada.