Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
gagal terus
"Gen...dong...". Rengek Ju-Anh
"Asal tidur ya!". Lily memberi syarat.
Lily membawa Ju-Anh dalam pangkuannya. Bukannya tidur, Ju-Anh malah menangis kencang. Lily menghela nafasnya panjang masih berusaha sabar. "Jangan sampai kesabaranku berkurang setelah aku menjadi ibunya". Batin Lily.
Yu-Seok segera datang setelah mendengar teriakan anaknya yang begitu kencang. "Ada apa?". Tanyanya
"Aku nggak tahu, mungkin dia kecapean". jawab Lily yang mulai lelah.
" Biar aku gantikan". Yu-Seok menawarkan diri.
Namun, belum saja Yu-Seok menyentuh anaknya, Ju-Anh sudah menolaknya dengan keras. Yu-Seok hanya bisa berdiri mematung tak berdaya. Tangisan Ju-Anh tak kunjung reda, membuat kesabaran Yu-Seok semakin menipis.
"Stop, Ju-Anh! Ini sudah malam. Kita harus tidur". Ucap Yu-Seok.
"cup...cup..cup..". Lily menepuk pelan punggung anaknya.
Beberapa puluh menit kemudian, Ju-Anh akhirnya tertidur. Lily mencoba dengan sangat hati-hati menurunkan Ju-Anh dari pangkuannya. Yu-Seok dan Lily bernafas lega melihat Ju-Anh terlelap.
Mereka meninggalkan Ju-Anh dikasur kecilnya sendiri, dan bersiap untuk istirahat. Saat Lily baru membaringkan tubuhnya,
"mama...". Panggil Ju-Anh.
"Astaga!". Gumam Yu-Seok lelah.
"Biar aku saja". Cegah Yu-Seok saat Lily hendak bangun.
"Mama...ma..maa." Ju-Anh kembali menangis.
"Kemarilah". Ucap Lily.
Mau tak mau Yu-Seok memberikannya pada Lily. "Gagal lagi". Batin Yu-Seok. "Apa ibunya dendam ya?". Fikiran Yu-Seok kemana-mana.
Lily membawa Ju-Anh dalam pelukannya. "Tidur ya". Bisiknya.
Setelah Lily tertidur lebih dulu, Ju-Anh tetap konsisten tak mau menutup matanya. Yu-Seok terjaga karenanya. "Kamu sengaja, Ju-Anh?". Tanya Yu-Seok kesal.
"Please tidur! Papa sama mama lelah, Ju-Anh".
Ju-Anh bergerak merangkak ke arah Lily. "mama.."
"Jangan ganggu mama". Cegah Yu-Seok.
Ju-Anh kembali merengek, dan dengan cepat Yu-Seok membawanya keluar kamar. Disana, Ju-Anh menangis lagi. Yu-Seok membawanya mendekati jam dinding.
"Lihat Ju-Anh! Jam berapa ini?". Ucap Yu-Seok menunjuk kearah jam. "hampir jam tiga pagi!".
Setelah lama Yu-Seok membujuk sambil menimang-nimang tubuh mungil Ju-Anh, akhirnya tidur juga. Yu-Seok membawanya ke sofa ruang tamu. Ia duduk bersandar berencana tidur sambil memangku Ju-Anh.
...
Pagi harinya, Lily kembali terbangun tanpa siapapun disampingnya. "Kemana lagi?". Gumamnya.
Lily membuka pintu kamar dengan pelan. Ia tertegun melihat Ju-Anh yang nyenyak dipangkuan Yu-Seok. Tanpa sadar, bibirnya terangkat tersenyum.
"Ternyata aku yang tidur lebih dulu". Lily bermonolog
Lily sudah melihat Bu Kim berkeliaran di rumah. Lily mendekatinya dan berbisik. "Bu, mending bikin buat sarapan dulu, beresin yang lain nanti saja. Mereka baru tidur". Ucap Lily.
Bu Kim mengangguk faham, dan berlalu pergi kedapur. Lily tidak menyia-nyiakan waktunya dia segera pergi ke kamar mandi membersihkan diri, mengganti baju dengan yang bersih dan siapa memulai hari.
Tubuhnya terasa sangatlah lelah. Tapi bagaimanapun, inilah tempat dan status yang sempat Lily inginkan sejak dul. Bahwa dia ingin menjadi seorang ibu memberikan kasih sayang, perhatian dan support kepada anaknya . Dia ingin melakukan apa yang tidak pernah ia terima selama ia menjadi anak dan tidak ingin melakukan hal yang membuatnya sakit selama ia menjadi anak.
...
Kejadian yang sama setiap malam, setiap hari,selama beberapa hari berturut-turut. Membuat kesabaran Lily dan Yu-Seok semakin menipis menghadapi Ju-Anh.
Selain anaknya, Yu-Seok juga merasa kesal karena tidak memiliki kesempatan untuknya berduaan dengan istrinya, dari awal pernikahan sampai hari ini.
"Ju-Anh mau punya adik?". Tanya Yu-Seok.
"Adik?".
"Iya, baby". Ujar Yu-Seok. "Mau?".
Ju-Anh mengangguk semangat. "Mau cewek atau cowok?". Tanya Yu-Seok lagi.
"Dua...". Jawab Ju-Anh melipat tiga jarinya membentuk huruf V.
"Oke!". Yu-Seok antusias. "Kalau gitu, setiap malam Ju-Anh harus tidur nyenyak ya!. Agar mama sama papa bisa kasih adik buat Ju-Anh".
"Iya papa..". Jawabnya mengangguk.
"Untung gak nanya aneh-aneh". Lirih Yu-Seok.
Lily yang mendengar percakapan antara anak dan suaminya hanya menggelengkan kepala.
"Bersiaplah Lily". Ucap Yu-Seok memberi tatapan aneh.
Lily bergidik ngeri melihatnya. "Bukannya mau kerja?". Tanya Lily.
"Kau mengusir suami sendiri?". Ketus Yu-Seok.
Lily menatap Yu-Seok tak percaya. "Bukannya waktu itu kamu yang bilang?".
"Niatku bekerja denganmu, tapi terus digagalin sama Ju-Anh". Yu-Seok memanyunkan bibirnya.
Lily terkekeh geli. "Ingat kata papa, masih banyak waktu". Ucap Lily.
"Ya, kapan?". Timpal Yu-Seok cepat.
"mama main...". Ajak Ju-Anh.
"Tuh kan..." Yu-Seok mengerlingkan matanya kesal.
Lily tertawa kecil. "Dikasih satu aja ngeluh terus, apalagi nambah". Ujar Lily.
Yu-Seok terdiam sekepergian Lily yang dituntun Ju-Anh ke kamar mainnya. Ia dikejutkan oleh dering ponselnya. "Ah papa!". Ucap Yu-Seok malas tapi tetap panggilannya diterima.
Terpampang wajahnya dan kedua orang tuanya dalam ponsel. Mereka melakukan panggilan video.
"Mana Ju-Anh". Tanya tuan Lim.
"Kaya udah gak punya anak!". Ketus Yu-Seok.
"Ju-Anh lebih penting". Jawab tuan Lim
"Mukamu kenapa?". Sambar nyonya Lim.
Yu-Seok mengusap wajahnya. "Gadang terus ma". Ucapnya dengan sendu.
"Sukses?". Tanya nyonya Lim.
Yu-Seok menghela nafasnya berat. "Gagal terus".
Kedua orang tua Yu-Seok terkejut tak percaya. "Lah terus, itu kantong mata sehitam itu dipake buat apa?".
"Semenjak pulang dari hotel, Ju-Anh nangis terus tiap malam, ngerengek gak mau tidur". Keluh Yu-Seok.
Mereka lagi-lagi menertawakan anaknya. "Kasian anakku". Ujarnya.
"Mama mau ngobrol sama Ju-Anh?". Tanya Yu-Seok
Yu-Seok lantas memberikan ponsel yang masih terhubung panggilan dengan orangtuanya pada Lily.
...
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.