NovelToon NovelToon
Harapan Dan Cinta

Harapan Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Pernikahan Kilat / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ray firmansyah

Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.

pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya

yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 24

"Stop Mbak..! jangan di lanjutkan,kayanya Arfi sudah nggak berhak lagi tau tentang Naira,bukannya Arfi membenci atau apalah,Arfi cuman nggak mau ke depannya akan jadi fitnah,di antara Arfi dan Naira." potong Arfi.

"Jadi maksudnya,kamu ingin melupakan perasaan kamu ke Naira?" tanya Mbak Zahra.

"Ya karena itu yang lebih baik untuk kita berdua,gini saja Mbak! seandainya Bang Afwi ada Perempuan yang ingin merebut dari tangan Mbak,apa yang akan Mbak lakukan,mempertahankan atau merelakannya?" jawab Arfi seraya bertanya.

"Hah!!" shock Mbak Zahra.

"Hey! kenapa Abang terseret begini." kesal Bang Afwi.

"Ish Abang! ini hanya perumpamaan saja,jadi gimana Mbak,apa yang akan Mbak lakukan?" kesal Arfi seraya bertanya kembali.

"Huft..ya udah pasti Mbak akan mempertahankannya,asal itu bukan dari Mas Afwi yang memulainya." jawab Mbak Zahra.

"Nah itu yang Arfi maksud,pasti Calon Naira juga nggak rela sama seperti Mbak." ucap Arfi.

"Apa kamu sudah yakin Fi.." sahut Mbak Zahra terpotong.

"Sudahlah Mbak! kita doakan saja,semoga Naira bahagia bersama Calonnya kelak,apalagi Mbak sebagai seorang Sahabatnya Naira,harusnya Mbak mendukung saja semua keputusan dari Naira,lagian Arfi juga sudah kenal sama Calonnya dan Insyaallah dia orang yang baik." potong Arfi.

"Huft..baiklah Fi! semoga yah,soalnya Naira juga sudah menerima pinangan tersebut." harap Zahra.

Deg

"Pupus sudah! sudahlah Fi jangan berharap lagi,itu berarti kamu harus membuang perasaan itu." batin Arfi bermonolog.

"Fi! kamu nggak apa-apa kan." ucap Afwi khawatir.

"Santai saja Bang,oh iya mau pesen apa nih?" sahut Arfi seraya bertanya.

"Sudah nggak usah! kami pulang saja,kalau di sini terus,bisa-bisa Istri Abang tambah Chubby hehe." jawab Afwi sambil tertawa.

"Ish! apaan sih Mas,nggak usah mulai yah nyebelin nya." kesal Zahra.

"Hehe..maaf-maaf,ya udah Fi! kami berdua pamit pulang yah,Assalamualaikum." tawa Afwi sambil berpamitan,Zahra mengangguk.

"Baiklah! Waalaikumsalam." sahut Arfi.

Keduanya pun keluar dari Restoran dan langsung pulang,sedangkan Arfi memilih menyibukkan diri daripada memikirkan hal yang sudah seharusnya dia lupakan selamanya.

***

Satu Bulan Kemudian

Kini semua orang sudah berkumpul untuk menyaksikan acara Ijab Kabul Rian dan Naira,setelah mengucapkan Ijab Kabul selesai,para Saksi yang ada di tempat pun berteriak mengucapkan kata Sah secara bersamaan.

Sekarang Rian dan Naira pun sudah Sah menjadi Pasangan Suami Istri,semua Keluarga pun meneteskan air mata kebahagiaan,termasuk Zahra Sahabatnya Naira pun merasakan kebahagiaan.

Malam Hari

Resepsi Rian dan Naira

Arfi yang baru datang langsung menghampiri Pasangan Suami Istri tersebut.

"Selamat yah nai! semoga Sakinah Mawadah Warahmah yah." ucap Arfi.

"Terimakasih Fi!." sahut Naira dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Mas jaga dan bahagiakan Naira yah,karena dia sudah ku anggap Saudara sendiri." pinta Zahra.

"Iya aku akan menjaganya,seperti aku menjaga nyawa ku sendiri." ucap Arfi.

Arfi pun yang melihat Bunda Dina sedang meneteskan air matanya,kini beralih ke Bunda Dina,sambil mengambil tisu.

"Bun! Arfi berharap air mata yang keluar dari mata Bunda itu adalah air mata kebahagiaan,jika bukan! Arfi akan marah sama Bunda,ayolah Bun senyumnya mana,Arfi kangen nih sama senyuman Bunda." ucap Arfi sambil pinta ke Bunda Dina.

"Ck.kamu tuh yah! ya sudah pasti ini air mata kebahagiaan,dasar Anak nggak tau apa,Bundanya sudah kangen sama Anaknya,sini peluk Bunda." kesal Bunda Dina pun menarik Arfi ke dalam pelukannya dengan begitu Sayangnya,hal itu terlihat oleh Rian dan membuatnya bertanya-tanya dengan kedekatan keduanya.

"Sayang! kok Bunda,begitu dekat dengan Arfi yah?" tanya Rian.

Pertanyaan dari Suaminya membuat Naira nggak bisa menjawab,untung tertolong dengan kedatangan Afwi dan Zahra.

"Sudah nggak usah cemburu begitu,sama kedekatan Bunda Dina dan Arfi,aku juga pernah merasakan di posisi kamu,ya begitulah Arfi sama Mertua kita." ucap Afwi.

"Hah! kok bisa begitu yah." shock Rian.

"Haha..bener tuh Yan! bahkan Mas Afwi sampai cemberut,saat malam resepsi kita berdua,karena melihat Arfi yang begitu dekat dengan Abah ku." tawa Zahra.

"Sudah-sudah,hey! Sahabat rese,kenapa baru datang sih?" lerai naira seraya bertanya.

"Idih galakkkk benerrr! Mas ambil makan yuk,daripada di sini bisa-bisa Ara yang di makan,sama pengantin Perempuan nya ini hahaha." ledek Zahra. sambil tertawa.

Zahra menggandeng tangan Suaminya untuk menuju tempat makanan,sedangkan Afwi geleng-geleng kepala melihat keisengan Zahra Istrinya ke Sahabatnya.

"Araaaa!! awas kamu yah."teriak Naira.

"Sayang! udah sih,jangan berteriak begitu." ucap Rian.

"Eh..maaf yah Mas,habis Ara! bener-bener Sahabat paling rese dan nyebelin." sahut Naira sambil manyun.

"Sayang! jangan memancing Mas di tempat umum begini dong,tuh bibir kamu kondisikan Sayang." bisik Rian.

Bukannya menyudahi cemberut nya,malah tambah cemberut nya,ketika mendengar bisikan dari Rian Suaminya.

Di Tempat duduk lainnya

"Nak! kamu nggak apa-apa kan?" tanya Bunda Dina.

"Nggak apa-apa Bun! melihatnya yang begitu bahagia,aku juga ikut bahagia,apalagi melihat kebahagiaan Bunda,jadi tambah Cantik Bundanya Arfi ini." jawab Arfi.

"Kamu tuh Fi! bisa saja membuat Bunda bahagia,karena kamu masih tetap menganggap Bunda sebagai Bunda kamu sendiri,meskipun..." ucap Bunda Dina terpotong.

"Sudah Bun! ngapain sih masih membahas itu,Arfi ingin Bunda melupakan hal itu,kalau Bunda masih membahasnya,jangan menganggap Arfi ini Anak Bunda lagi." potong Arfi.

"Huft..baiklah! Putra kesayangan Bunda." pasrah Bunda Dina.

"Ya udah Bun! Arfi pamit pulang dulu yah,karena sudah larut malam banget,Assalamualaikum." pamit Arfi.

"Baiklah,Waalaikumsalam.'' balas Bunda Dina.

Arfi pun langsung pulang setelah mencium punggung tangan Bunda Dina,di balas tersenyum oleh Bunda Dina.

Setelah Menikah dan Resepsi selesai,Naira pun ikut bersama Rian Suaminya untuk pindah ke Jakarta,termasuk Bunda Dina pun di ajak oleh Rian ke Rumah nya di Jakarta.

***

Satu Minggu Kemudian

Di Kontrakan

"Fi! sini gabung dulu sebentar." pinta Riko

"Wah lagi ada acara apa nih Bro...

Bersambung

~ *See You Next* ~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!