NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Keluarga / Menikah Karena Anak / Suami ideal
Popularitas:80.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Dua kali gagal menikah, Davira Istari kerapkali digunjing sebagai perawan tua lantaran di usianya yang tak lagi muda, Davira belum kunjung menikah.

Berusaha untuk tidak memedulikannya, Davira tetap fokus pada karirnya sebagai guru dan penulis. Bertemu dengan anak-anak yang lucu nan menggemaskan membuatnya sedikit lupa akan masalah hidup yang menderanya. Sedangkan menulis adalah salah satu caranya mengobati traumanya akan pria dan pernikahan.

Namun, kesehariannya mendadak berubah saat bertemu Zein Al-Malik Danishwara — seorang anak didiknya yang tampan dan lucu. Suatu hari, Zein memintanya jadi Ibu. Dan kehidupannya berubah drastis saat Kavindra Al-Malik Danishwara — Ayah Zein meminangnya.

"Terimalah pinanganku! Kadang jodoh datang beserta anaknya."

•••

Mohon dengan sangat untuk tidak boomlike karya ini. Author lebih menghargai mereka yang membaca dibanding cuma kasih like tanpa baca. Sayangi jempolmu. 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIPPP 25 — Rencana Penculikan

Lauren menatap gerbang Kinder School, menunggu jam pelajaran berakhir. Tangannya yang lentik dengan nail air bergerak mengetuk-ngetuk kemudi. Tak sabar menunggu sang anak keluar dari gerbang.

"Pokoknya hari ini aku harus bisa membawa Zein, apapun caranya!" gumamnya penuh tekad.

Sementara di dalam kelas, Davira baru saja menyelesaikan pelajaran terakhirnya. Jam pelajaran berbunyi nyaring, Anak-anak bersorak riang.

Davira tersenyum. "Okay, anak-anak. Ayo semuanya dirapikan kembali alat melukisnya, ya. Setelah itu kita apa?" tanyanya pada anak-anak didiknya.

"Berdoa!" jawab mereka serempak. Terutama Zein yang sangat begitu bersemangat sejak pelajaran pertama dimulai.

Matanya yang kecil tak henti-hentinya menatap Davira yang tengah mengajar. Pada jam istirahat, Zein bahkan bercerita kepada teman-temannya bahwa guru mereka telah menjadi ibunya.

Teman-teman Zein mengucapkan selamat, turut senang dengan kabar itu. Beberapa bahkan memeluknya dengan hangat dan memberi anak kecil itu kebahagiaan.

"Mama," panggil Zein ketika anak-anak yang lain telah keluar kelas.

"Iya, Zein sayang? Tunggu sebentar, ya, Nak. Mama harus urus berkas ini dulu, ya." Davira terlihat sibuk dengan sebuah berkas.

Sementara Zein hanya bisa mengangguk padahal sudah tak sabar ingin pulang. Selama beberapa saat, Zein menunggu Davira menyelesaikan pekerjaannya.

Dengan inisiatifnya sendiri, anak kecil itu melangkah keluar kelas. "Zein tunggu mama di taman aja, deh," lirihnya tanpa tahu ada bahaya besar yang mengintainya.

Davira yang masih sibuk itu pun tak menyadari kepergian sang anak. Matanya fokus menatap layar laptop di depannya.

Sedangkan di luar gerbang, Lauren memandangi satu persatu anak yang keluar. Namun, tak satupun di antara mereka yang terlihat seperti Zein putranya.

Ketika anak-anak lain telah dijemput, barulah Lauren menyadari satu anak yang duduk manis di bangku taman, sendirian. Merasa mendapatkan kesempatan emas, Lauren pun mendekati anak kecil itu.

"Halo, Zein."

Zein, yang merasa dipanggil pun menoleh. Mata kecilnya menatap awas pada sosok perempuan yang tak dikenalnya itu. Ada rasa takut yang hinggap, tapi anak kecil itu ingat apa yang telah diajarkan kepadanya bahwa ia harus menjadi anak yang berani.

"Tante siapa?" tanya Zein memberanikan diri.

Lauren tersenyum, sebisa mungkin ia memasang senyum ramah agar putranya tidak takut. Kemudian, ia berjongkok untuk menyelaraskan posisinya.

"Zein gak kenal? Aku ini ibumu, ibu yang melahirkan Zein." Dengan lembut Lauren berkata-kata dengan manis. Padahal sebelumnya, ia tak pernah sekalipun peduli tentang Zein.

"Ibu? Zein cuma punya satu ibu, yaitu Mama Davira!" sahut Zein dengan tegas. Kaki kecilnya mengambil langkah mundur.

Lagi-lagi Lauren memasang senyum ramahnya. Tak ia sangka ternyata anaknya sangat cerdas sampai bisa merasa waspada seperti itu.

"Mama Davira hanya ibu pengganti sedangkan aku adalah ibu kandung Zein. Ibu yang sudah melahirkan Zein. Apa Zein tidak mau memeluk ibu kandung Zein?" bujuknya dengan lembut. Berharap bahwa anak kecil itu mau mengakuinya agar ia lebih mudah untuk membawanya pergi.

Anak kecil itu tampak berpikir sejenak. Otak kecilnya berpikir keras. Tetapi kemudian, Zein melunak, ia melangkah mendekati Lauren. Menelisik matanya selama beberapa saat sebelum akhirnya bergerak memeluk sang ibu.

Lauren merasa sangat senang, membujuk putranya sendiri bukanlah hal yang sulit, pikirnya. Mengusap kepala Zein, Lauren mengusap pipi anaknya yang terasa lembut. Baru ia sadari ternyata Zein sangat mirip dengan Kavindra.

"Zein mau ikut gak? Kita pergi main, mau?" bujuknya yang langsung diangguki oleh Zein.

"Mau, Zein suka bermain."

Kemudian, merasa sudah mendapatkan kepercayaan anak kecil itu, Lauren berjalan menggandeng Zein untuk masuk ke mobilnya sebelum ada yang menyadari aksinya itu.

Sementara itu, di dalam kelas. Davira akhirnya bernapas dengan lega karena telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya. "Alhamdulillah, akhirnya bisa juga."

Mematikan laptop dan memasukkannya ke dalam tas kerjanya. Mata Davira lantas memandang ke sekeliling kelas, mencari eksistensi Zein yang baru ia sadari ternyata tak ada tempatnya.

"Ya Allah! Zein ke mana?" monolognya bingung. Berjalan dengan tergesa ke luar kelas, Davira menanyakan keberadaan Zein pada satpam gerbang.

"Pak, lihat Zein? Tadi saya tinggal di kelas, tapi gak ada. Biasanya Zein main di taman, Bapak lihat gak?" tanyanya dengan panik dan napas terengah. Wajahnya pucat karena merasa cemas.

"Loh, bukannya tadi Zein dijemput sama ibunya, ya, Bu?" kata satpam itu agak ragu-ragu. Ia juga tidak terlalu memerhatikan orang yang datang karena semenjak tadi, ia sibuk mengontrol kelas.

Davira semakin panik, tangannya gemetar ketakutan, detak jantungnya semakin berpacu sambil tak henti-hentinya lisan keibuannya merapal doa-doa.

"Bapak lihat mobilnya gak? Atau plat nomor mobilnya? Warna? Atau bahkan ciri-cirinya?"

Satpam itu menggeleng, membuat kaki Davira kian terasa melemah, matanya melelehkan air mata, merasa bersalah karena telah menelantarkan putranya.

"Maaf, Bu. Saya juga kurang tahu pasti, tapi sepertinya warna mobilnya hitam. Kelihatan seperti mobil mahal."

"Ya Allah … " lirih Davira terjongkok dengan lemas. Ia usap wajahnya kasar dengan kedua tangannya.

Satpam itu pun turut merasa bersalah karena ia kurang awas dengan keadaan sekitar.

"Aku harus kasih tahu Mas Kavindra!"

Dengan cepat, Davira berdiri dan merogoh ponsel yang ada di dalam tasnya. Ia harus memberitahu Kavindra secepatnya.

"Ayo, Mas, angkat! Angkat!" gemas Davira ketika panggilannya tak kunjung diangkat.

Dalam kecemasannya itu, Davira berpikir dengan keras. "Ya Allah, beri hamba petunjuk. Tolong lindung putra hamba di manapun ia berada," pintanya sembari mengatupkan kedua tangan.

"Kita bisa cek CCTV kan, Pak?"

1
💗 AR Althafunisa 💗
Ini punya bapak dan bapak mertua kagak yang geneh, yang s*tu gila mabok dan judi, yang satu g*la status yang tinggi 😂😌
HK: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Seh, aki-aki belagu bet 😏
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Baru pesta sudah digrebek saja ketiga preman itu baru sedikit menikmati uang panas nya sudah di bawa ke balik jeruji besi biar kapok
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Iya kak betul itu
HK: Jangan lama-lama, Umm, nanti mereka keenakan /Facepalm/
total 2 replies
kagome
jadi wali miss dav kan thor
hehehehe sok tau aq🤣🤣🤣🤣🤣
HK: Hehe, iya bukan ya /Blush/
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Ada masalah apa sih ini orang? punya laki juga 😏
HK: Mengidap penyakit tidak tahu diri /Facepalm/
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Ema nya si Zul kali ya 😌
💗 AR Althafunisa 💗
Hati-hati Bu, nanti saking membanggakan ada temen ibu yang julid pas tau Davira ga hamil-hamil dan ternyata udah ga punya rahim. Nanti malah ibu yang kemakan omongan temen ibu akhirnya memeperkara menantu yang ga bisa kasih keturunan 😩
HK: Biasanya gt kan ya 😅😅😅
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Luar biasa
💗 AR Althafunisa 💗
Komisaris, kaya ada jarak ayah dan anak. Memang ada apa dengan keadaan keluarga Kavindra? koq bisa ayahnya ga diajak pas acara nikah???
HK: Karena kalau diajak takut ngerusuh 😭
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Perempuan ga tau diri,punya suami juga 😬
💗 AR Althafunisa 💗
yang menyebabkan Davira pengangkatan rahim kenapa? apa ada bagian di bab yang sy lewati?
HK: Baru disinggung belum dijelaskan kenapa Davira melakukan operasi itu. Nanti akan ada kilas baliknya, Kak /Smirk/
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
idih, dia yg ninggalin. Sekarang pede bgt berasa masih dicintai 🤮
Selina Navy
sehat2 terus onel RA
Atthyk Lesmanawati
alur cerita per-episode nya membuat penasaran. kereeen deeeh
LISA
Siapakah perempuan itu ?
LISA
Pasti mereka itu suruhannya Lauren..ayo Kavindra cpt tolong lepaskan Zein juga Davira..
🌷💚SITI.R💚🌷
semangat thior syafakillah...smg zein cpt ketemu dan davira cpt sadar lg
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tangan Davira
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semangat Kavindra untuk menemukan Zein secepatnya biar jadi penyemangat Davira kalo nanti pas siuman
Selina Navy
sama2/Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!