Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEBAHAGIAANMU
Logan semakin marah ketika Flo sama sekali tak mundur dari rencana pernikahannya dengan Dad Darius. Wanita itu bahkan berusaha mencari perhatiannya dengan berusaha memenuhi dan membantu apapun keperluan Logan.
"Wanita itu semakin hari semakin tak tahu diri. Aku tak akan pernah menerimanya, tak akan pernah!" kata Logan dengan setengah berteriak.
Ia keluar dari kamar tidurnya, dan tanpa permisi ia langsung masuk ke dalam kamar tidur Alina yang berada tepat di sebelah kamar tidurnya. Ia akan berbicara sekali lagi dengan putri wanita tak tahu malu itu, tentu saja dengan ancaman yang tak main-main kali ini.
Alina tersentak kaget ketika melihat Logan masuk ke dalam kamar tidurnya. Ia langsung memundurkan tubuhnya, menjauh dari Logan.
"Kak, apa ada sesuatu yang kakak butuhkan?" tanya Alina karena merasa aneh dengan kedatangan Logan.
Logan melangkah mendekati Alina dan dengan cepat mencengkeram dagu gadis itu.
"Sepertinya kamu tak mengerti ancamanku kemarin. Aku sudah berusaha memberimu waktu untuk berbicara dengan Mommy-mu, tapi sepertinya kamu tak berusaha sama sekali," ujar Logan.
"Tapi, Kak ....," ucapan Alina terputus ketika Logan kembali mencengkeram lebih erat dagu Alina, membuatnya merasa kesakitan.
"Sudah kukatakan bahwa aku bukan kakakmu dan tak akan pernah sudi menjadi kakakmu! Sepertinya kamu tak mengerti dengan semua ucapanku," kata Logan dengan geram.
"Kak, aku .... Ahhhh!!" Logan yang mendengar Alina kembali memanggilnya dengan sebutan kakak pun semakin marah. Ia merasa tak dianggap. Logan pun mendorong Alina dengan kencang hingga terjatuh di atas tempat tidur.
"Sepertinya aku tak bisa menggunakan cara biasa. Mungkin dengan cara ini kamu akan mengerti dengan semua perkataanku," ujar Logan.
Tatapan tajam yang diberikan Logan membuat Alina kini semakin ketakutan. Tubuhnya seakan kaku dan sulit untuk digerakkan. Bahkan ia tak mampu untuk berteriak karena ia terlalu takut dan panik. Hatinya gelisah dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat.
"Arghhhhh!!!" teriak Alina ketika Logan merobek pakaiannya begitu saja, lalu membuangnya ke sembarang arah. Ia merasakan sakit saat pakaian itu tertarik dan mengenai kulitnya.
Alina berusaha menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Namun Logan yang telah gelap mata, apalagi sudah dua bulan ini hassrat dan nafssunya tak tersalurkan karena sibuk memikirkan cara menggagalkan pernikahan Dad Darius, seperti sudah tak memiliki logika lagi.
Tanpa mempedulikan tatapan memohon Alina dan bulir air yang sudah mulai luruh di sudut matanya, Logan kembali membuka pakaian dalam Alina dengan paksa, hingga tubuh gadis itu kini polos.
Alina yang ketakutan pun masih terus berusaha menutupi tubuh polosnya dengan tangan dan menarik selimut. Namun, tenaga Logan lebih kuat dan membuang semuanya ke lantai.
"Tuan Logan, aku mohon. Lepaskan aku. Aku minta maaf jika aku melakukan kesalahan yang mungkin tak bisa anda tolerir. Tapi, kebahagiaan Mommy adalah yang terpenting bagiku. Sebaiknya anda saja yang bicara pada Tuan Darius untuk membatalkannya," pinta Alina.
Tak ingin membuat Logan lebih marah lagi, Alina akhirnya menggunakan panggilan Tuan untuk pria itu. Alina juga bingung karena ia tak punya cara lain lagi untuk membuat Logan memikirkan kembali apa yang ingin ia lakukan.
Logan tampak terdiam, hal itu digunakan oleh Alina untuk bergeser sedikit, mencoba keluar dari kungkungan Logan. Namun ketika ia berhasil keluar dan ingin masuk ke dalam kamar mandi, pergelangan tangannya kembali ditarik dan tubuhnya kembali dihempaskan ke atas tempat tidur.
"Ahhhh!!" teriak Alina sekali lagi. Kepala Alina terasa pusing karena terbentur kasur dengan sangat kencang dan dengan arah yang salah. Ia memegang kepalanya, namun tiba-tiba ia merasakan sakit yang amat sangat.
Alina meringis dengan menggigit bibir bagian bawahnya, serta mencengkeram sprei dengan kuat. ia seperti dihujani ribuan jarum ke tubuhnya, membuatnya langsung lemas seketika.
Logan yang merasakan sesuatu yang berbeda dari yang biasa ia rasakan, membuat tubuhnya terasa bergetar seperti disengat listrik. Ia pun mulai bergerak menghentakkan tubuhnya, dan merasakan kenikmatan yang tak pernah ia rasakan.
Peluh mulai membasahi tubuh Logan yang merasakan kenikmatan, sementara Alina hanya bisa meringis menahan sakit. Ia tak ingin mengeluarkan suara apapun, karenanya ia menggigit bibir bagian bawahnya. Namun, hal itu justru kembali membangkitkan gairah di dalam tubuh Logan. Ia kembali mengulang apa yang ia lakukan pada Alina, hingga sekitar pukul dua pagi. Setelahnya, ia berpakaian dan kembali ke dalam kamar tidurnya. Ia juga memastikan kondisi aman sebelum keluar.
***
Alina mengerjapkan matanya. Ia masih merasakan sakit yang amat sangat di bagian inti miliknya. Tubuhnya yang polos dan tak diselimuti pun terkena angin dingin, membuat kepalanya berdenyut sakit dan perutnya seperti penuh.
Ia mencoba melangkahkan kakinya menuju ke dalam kamar mandi. Langkah Alina terhenti di depan meja wastafel. Ia melihat ke cermin, begitu banyak jejak yang ditinggalkan oleh Logan di tubuhnya.
Melanjutkan langkahnya menuju ke bawah kucuran shower, Alina menyalakan air dan membiarkan tubuhnya basah. Rasa sakit di kepalanya pun tak ia hiraukan lagi. Jika perlu mungkin ia ingin mati saat itu juga.
Setelah selesai membersihkan diri, yang menghabiskan waktu berjam-jam karena Alina terus saja menggosok tubuhnya karena merasa kotor dan jijik dengan dirinya sendiri, Alina kembali naik ke atas tempat tidurnya.
Hari ini ia memilih tak pergi bekerja dan akan beristirahat saja. Oleh karena Alina tak keluar dari kamar tidurnya meski waktu sarapan sudah tiba, membuat Flo akhirnya naik ke atas dan masuk ke dalam kamar tidur putrinya itu.
"Kamu masih tidur, sayang?" tanya Flo pada putrinya.
"Aku tidak bekerja hari ini, Mom. Sepertinya aku kurang enak badan," jawab Alina.
"Kamu sakit?" Flo memeriksa dahi Alina dengan menggunakan punggung tangannya.
"Aku sedikit sakit kepala, Mom. Mungkin aku kelelahan karena terlalu banyak pekerjaan," kata Alina yang tak ingin membuat Mom Flo kuatir.
"Mommy ambilkan obat sebentar, okay," Flo berniat bangkit dan keluar dari kamar untuk mengambil obat demam untuk putrinya itu.
"Tunggu, Mom," pinta Alina sambil memegang sebelah tangan Flo.
"Ada apa, sayang? Apa kamu menginginkan sesuatu?" tanya Flo.
"Mom ... Apa Mommy bahagia bersama dengan Uncle Darius?" tanya Alina
"Tentu saja Mommy bahagia, sayang. Apa kamu tidak bahagia? Bukankah Uncle Darius sangat menyayangimu?"
"Aku akan selalu bahagia saat melihatmu bahagia, Mom," kata Alina.
Flo tersenyum, kemudian mengusap rambut Alina dengan sayang.
"Istirahatlah dulu dan jangan berpikiran macam-macam. Mommy bahagia, bahkan sangat bahagia saat ini," ujar Flo.
Alina tersenyum dan menatap ke arah Flo, "I love you, Mom. Aku akan melakukan apapun untuk kebahagiaanmu, seperti Mommy membahagiakanku," gumam Vanilla.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻