Vina, seorang Ibu yang rela dan sabar menahan sakitnya perlakuan KDRT dari suami terhadap dirinya selama sepuluh tahun terakhir.
Ketika, Adit anak pertamanya berkata bercerailah bunda. Saat itulah dia tersadar akan sakitnya dan sia-sia semua perngorbanannya.
Akankah semua berjalan lancar?
Yuk, ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 11
"Maaf pak, numpang tanya ini rumah siapa ya?" tanya Anwar pada Bapak-bapak yang kebetulan lewat.
"Oo itu rumah Dokter Iqbal pak, sekarang sudah ditempati sama orang lain. Saya sih nggak tau siapa." jawab bapak-bapak.
"Saya permisi ya Pak, lagi buru-buru ditungguin temen." kata bapak-bapak.
Padahal Anwar ingin bertanya lagi, tentang siapa dokter Iqbal.
"Apa aku turun aja ya, tapi nanti Vina ke geeran lagi. Pasti dia mengira kalau aku masih peduli dengannya." gumam Anwar.
"Kayaknya aku harus cari tau siapa dokter Iqbal. Atau jangan-jangan mantannya dulu. Tapi katanya, dia nggak pernah pacaran." gumamnya lagi.
🍁🍁🍁🍁🍁
Saat hari minggu, dokter Iqbal singgah ke tempat kerjanya Adit. Karena dia merasa kalau hubungannya dengan Adit mulai renggang. Dia ingin memperbaiki kesalahpahaman-nya.
"Maaf dokter, aku sangat sibuk." kata Adit saat melihat Iqbal membawa minuman kaleng dan beberapa cemilan.
"Kamu kerja aja, aku cuma sebentar. Lagian ada yang ingin aku katakan" ucap Iqbal.
Setelah beberapa saat, Iqbal memberanikan diri meminta maaf atas kelancangannya yang terus-terusan melihat Vina tempo hari.
"Sebenarnya saya teringat adik saya, kami berpisah kurang lebih 18 tahun. makanya terus-menerus melihat Vina. Karena kemungkinan dia seumuran Bunda kamu." kata Iqbal.
"Maaf dok, aku nggak tau. Aku kurang nyaman. Apalagi Bunda baru saja cerai. Lagian aku takut Bunda pun risih jika menyadari kelakuan dokter." papar Adit.
🍁🍁🍁🍁🍁
Beberapa bulan kemudian, Vina sudah terbiasa dengan status jandanya. Dia telah sah bercerai dari Anwar. Saat dia pulang dari pasar, dia melihat Anwar dan Nadin didepan rumahnya.
Sebelumnya, Anwar juga pernah datang. Menanyakan tentang siapa dokter Iqbal. Dan uang dari mana untuk menyewa rumah tersebut. Sedangkan Anwar tau kalau gaji Adit tidaklah seberapa. Sampai-sampai Anwar menuduh Vina selama ini selingkuh. Vina yang malas ribut, membiarkan Anwar dengan prasangka nya sendiri.
"Yang, lihat itu. Mantan istrimu kok penampilannya makin kaya ibu-ibu ya setelah kamu tinggalin ya." sindir Nadin.
Anwar melihat Vina makin terlihat cantik setelah dia tinggalkan. Dimatanya Vina begitu menawan, dia terkesan lebih lembut, juga santun setelah berhijab.
"Vina, ini undangan pernikahan aku sama Mas Anwar. Aku harap kamu bisa datang ya." kata Nadin, sambil mencubit tangan Anwar. Dia cemburu melihat Anwar yang terus menatap Vina.
"Ya, Vin. Acaranya minggu depan ya." sambung Anwar.
"Jangan lupa, ajak anak-anak juga. Bagaimanapun, Mas Anwar tetaplah Ayah mereka." sinis Nadin.
"Ya, kalau begitu saya masuk dulu." ucap Vina, tanpa mempersilahkan masuk Anwar dan Vina.
"Nggak sopan banget kamu Vin, kami ke sini masak nggak di tawarin masuk." kata Anwar.
"Mana mungkin kalian mau masuk rumah saya, lagian saya sibuk masih banyak kerjaan." bantah Vina.
"Kami juga nggak bakalan mau masuk Vina, lagian ya. Habis dari sini kami mau urus persiapan untuk acara nikahan kami." kilah Nadin.
Sore hari setelah anak-anak pulang sekolah. Vina mengatakan kalau tadi pagi Ayahnya ke rumah. Dia memberi undangan. Dan memberitahu jika anak-anak pun di suruh datang.
"Abang nggak mau datang, biarlah Adik saja yang datang. Lagian kamu kesayangan Nenek. Jadi, kamu datang lah." putus Adit.
"Aku mau datang jika kalian berdua mau datang." ucap Saka.
"Kalian datanglah, kayaknya Bunda nggak bisa datang. Karena minggu depan Bu RT memesan kue untuk acara pengajian di mushalla. Jadi, ibu harap kalian datanglah." kata Vina.
Selama di menetap di rumah Dokter Iqbal, Vina membuka usaha laundry rumahan. Karena kebanyakan tetangganya orang-orang kerja kantoran. Jadi, semua pelanggannya adalah tetangganya. Dia juga merangkap menerima segala pesanan kue-kue.
Sedangkan Saka, tetap tidak diizinkan bekerja. Dia setiap bulannya selalu menerima uang pemberian dari Neneknya.
orangtua laucknut!!!
anaknyapun wanita bodoh!
tidak bisa membedakn salah benar yg penting dapat duit.bagaimanapun cara mendapatkannya.
tinggi kali thor😁