NovelToon NovelToon
Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Anak Pembantu Hamil Anak Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitren

Kedua orangtuanya Clara meninggal, ayahnya meninggal karna sakit-sakitan. Setelah dua bulan kepergian ayahnya, Ibunya Clara pun meninggal dunia karna sakit kanker. Karna kedua orangtuanya meninggal Clara harus menggantikan kedua orangtuanya bekerja sebagai pembantu, namun saat Clara sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke rumah tujuannya, tiba-tiba Clara diculik dan dibawa ke sebuah hotel hingga dirinya diperkosa oleh orang tak di kenal hingga hamil diluar nikah.

Saat tau dirinya hamil, Clara mencari pekerjaan lain dan tidak jadi ke rumah bos orang tuanya. Di sana Clara bertemu dengan seorang pria tampan yang akan menjadi majikannya, namun banyak keanehan dengan sikap tuan majikannya terhadap dirinya, majikannya seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya.


Rahasia apakah yang disembunyikan tuannya Clara?
Akankah Clara bakal bertemu dengan pria yang telah memperk*sanya? Dan apakah setelah bertemu dengan pria itu, Clara akan pergi jauh dari pria itu dengan membawa anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Antara bahagia dan kecewa

"Wow! dia siapa ya? Cantik banget dan sedang hamil pula," ucap seseorang yang sedang duduk di meja sebelah Devan.

"Iya cantik banget, apa dia sedang mencari suaminya ya di sini."

Devan yang ingin tahu siapa yang tengah di bicarakan oleh meja sebelah lantas melihat ke arah pintu masuk aula.

Mata Devan terbelalak saat melihat Clara berjalan anggun menggunakan gaun berwarna coklat.

"Bos istrinya tuh, bos bohongin saya nih katanya istrinya nggak di undang. Lihat deh walaupun dia gadis desa tapi dia cantik kan nggak malu-maluin," ucap Rio.

Devan tanpa sadar mengangguk, dia sedang terpana dengan kecantikan Clara apalagi saat melihat Clara menggunakan gaun hamil.

Sementara Clara yang sudah memasuki aula merasa begitu malu, semua orang melihat dirinya padahal ia sedang dalam kondisi bingung mau kemana. Matanya terus tertuju pada setiap meja yang berada di sana untuk mencari Devan suaminya. wanita itu lalu menyipitkan matanya saat tak sengaja melihat Devan yang duduk di meja yang berada di tengah-tengah.

Clara tersenyum kemudian berjalan menuju Devan.

"Bos istrinya mau ke sini tuh," ucap Rio.

Devan langsung mengalihkan pandangannya dari Clara.

"Ck kenapa Clara datang kesini, siapa yang mengundangnya," gumam Devan.

"Jadi bos tidak mengundangnya?" tanya Rio saat mendengar ucapan bosnya itu.

Devan menggeleng.

"Apa jangan-jangan Tante Mira ya yang nyuruh Clara untuk datang kesini, kayaknya ini waktu yang tepat untuk membuat si bos mengakui kalau Clara istrinya di depan semua orang," batin Rio tersenyum penuh arti.

"Lebih baik sekarang bos mengaku aja pada semua orang yang ada disini kalau sebenarnya Clara istri bos."

"Nggak Rio! ini bukan waktunya."

Rio hanya menghela nafas kasar.

"Tuan Devan," panggil Clara dengan suara lembutnya.

Devan menoleh ke arah Clara. "Ke-napa kamu kesini?" tanya Devan dengan suara begitu lirih.

"Kata mbak Sesil, tuan Devan yang mengundang aku."

"Shit! Apa yang sedang Sesil rencanakan, kenapa wanita sialan itu mengundang Clara segala," batin Devan.

"Siapa tuan Devan, istrinya ya?" tanya salah satu karyawan Devan.

Devan terdiam tidak menjawab pertanyaan karyawannya itu.

"Istrinya cantik banget tuan" ucap bawahan Devan yang lain.

Clara yang di puji seperti itu hanya menunduk malu.

Rio sedang menunggu Devan berbicara, ia berharap Devan mau mengatakan pada semua orang jika Clara adalah istrinya, tapi Devan tetap diam. Rio jadi mempunyai ide untuk membuat Devan cemburu. Kali ini apakah Devan akan tetap diam.

"Kalian ini jangan asal bicara ya, orang wanita cantik ini adalah istri saya," ucap Rio sambil berdiri dari duduknya, lalu berjalan menghampiri Clara dan berdiri disebelah Clara.

Devan yang mendengarkannya menatap tajam pada Rio.

"Ouh istri pak Rio, hebat banget bisa dapet istri yang cantik. Btw kok kita nggak di undang waktu pak Rio nikah sih."

"Pernikahan kita privasi, iya kan sayang?" tanya Rio pada Clara. Wanita itu hanya diam menunduk.

Rio yang pada dasarnya sudah memiliki bakat Playboy ia dengan gampangnya meyakinkan mereka. Dan dengan santainya pria playboy itu memeluk pinggang Clara yang membuat Devan mengepalkan tangannya begitu kuat.

"Istrinya hamil berapa bulan?" tanya salah satu bawahan Rio.

"Em sekitar 8 bulan," jawab Rio yang sebenarnya ngarang karena dia juga tidak tahu berapa bulan kehamilan Clara.

Clara yang pinggangnya sedang di peluk oleh Rio merasa risih, apalagi melihat tatapan suaminya yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja.

"Kalau kalian suami istri ayo dong di cium istrinya."

"Yang benar saja masa saya ciuman di depan banyak orang, enak di kamar ya kan sayang?" tanya Rio sambil mencubit pelan pipi chubby Clara.

"Rio!" gertak Devan sembari menatap tajam pada asistenya itu.

Ia sudah berusaha tahan dari tadi untuk tidak memukul Rio karena dia sudah beraninya menyentuh Clara, tapi semakin di diamkan malah semakin ngelunjak.

"Pak bos kenapa marah? Apa salahnya sih kalau kita bermesraan. Kita kan suami istri, iya kan sayang," ucap Rio dengan senyum meledek pada Devan.

Devan mengetatkan rahangnya, emosinya benar-benar sudah di puncak dan siap kapan saja meledak.

"Sayang ayo duduk."

Clara hanya diam dengan tubuh kaku, ia merasa canggung, malu, dan takut.

"Kamu kenapa sih? Kebiasaan istri saya kalau nggak di cium dulu suka nggak nurut," celetuk Rio.

Para bawahan Devan tertawa mendengar perkataan Rio.

"Ya udah cium aja, kita bakal tutup mata kok."

"Sayang mau cium dimana, di bibir atau di pipi?" tanya Rio yang semakin berani untuk membuat Devan berbicara.

"Ya ampun pakai tanya segala, bibir aja udah," ucap karyawan yang lainnya.

"DIAM KALIAN SEMUA!!" bentak Devan sembari berdiri dari duduknya, bentakan Devan berhasil membuat para bawahannya mati kutu.

"Kamu juga Rio! Apa-apaan kamu ini hah!"

"Saya sudah berusaha diam ya, kamu malah semakin berani menyentuh istri saya!" lanjut Devan dengan menatap tajam asisten pribadinya itu.

Rio tersenyum lebar, rencananya berhasil sudah.

"Istri?! Jadi kamu sudah memiliki istri Devan?" tanya seseorang yang mejanya cukup jauh dari meja Devan, mereka adalah rekan bisnis Devan. Mereka tentu dengar karena suara musik sudah berhenti dan suasana hening hanya suara Devan yang berteriak membuat mereka mendengar semuanya.

"Iya dia istri saya!" ucap Devan sambil menarik Clara untuk lepas dari Rio.

Mata Clara berkaca-kaca, ia takut melihat Devan marah. Ia tidak pernah melihat Devan marah sampai seperti ini.

"Hiks..." Isakan Clara membuat Devan mengalihkan perhatiannya pada Clara.

Devan lalu menarik Clara ke dalam pelukannya dan wanita itu langsung menyembunyikan wajahnya di dada kekar suaminya.

"Berhentilah menangis," ucap Devan dengan suara lembut.

"Hiks takut, mas Devan jangan marah-marah."

"Nggak, aku janji nggak akan marah," ucap Devan kemudian mencium puncak kepala Clara untuk menenangkannya.

"Tuan Devan kenapa saat tuan menikah tidak mengundang kami, kami ini bukankah rekan bisnismu, kami juga seperti keluargamu bukan?"

"Maafkan saya Pak Jeck, pernikahan saya sangat privasi dan tidak ada yang saya undang."

"Tapi kenapa pak? Aneh sekali."

"Tidak semuanya kan harus saya sebar ke publik, saya juga punya privasi sendiri."

"Sekarang kalian sudah tau kan dia istri saya, jadi silakan lanjutkan saja pestanya," lanjut Devan.

"Nanti dulu tuan Devan, kami belum percaya jika wanita itu adalah istri bapak. Kami butuh bukti."

Rio mengacungkan jempol pada wanita yang bertanya seperti itu tadi, wanita itu adalah pacarnya yang ke 20 yang Rio suruh untuk bertanya seperti itu agar rencananya ini berhasil

"Ck butuh bukti apa lagi?" tanya Devan dengan nada dingin.

"Ya terserah tuan Devan, mau di cium di sini juga boleh, atau ungkapkan perasaan cinta tuan buat istrinya"

Devan mendesah kasar, jika di ruangan ini isinya bukan orang-orang penting pasti sudah ia pecat orang yang bertanya itu.

Devan mengelus rambut Clara.

"Jangan di turuti mas, kalau mas nggak mau." bisik Clara yang masih berada dalam dipelukan Devan.

"Siapa yang nggak mau, jangan buat aku malu Clara. Sini aku cium kamu."

Pipi Clara berubah merah mendengar perkataan Devan.

Devan mengangkat kepala Clara untuk menghadapnya.

"Cie pipinya blushing, habis di bisikin apa sih?" goda Rio.

"Diam!"

Devan mendekatkan wajahnya ke arah Clara, membuat Clara memejamkan matanya. Hanya dalam waktu lima detik bibir mereka sudah mulai memanggut membuat semua orang yang melihatnya mengalihkan pandangannya dari sana. Mereka malu sekaligus baper melihat adegan itu, jadi mereka memilih tidak melihatnya.

Tangan Devan menekan punggung Clara agar tubuh mereka semakin rapat walaupun tetap terhalang oleh perut buncit Clara.

Clara mencengkeram erat kerah kemeja Devan, ia malu sekaligus terharu karena Devan mau menciumnya di depan umum bahkan mengakui dirinya sebagai istrinya.

Apa ini pertanda jika dirinya akan memulai kehidupan baru dengan Devan, kehidupan yang lebih bahagia.

Devan melepaskan ciumannya, dan ia menatap wajah Clara. Jantungnya berdetak lebih kencang sekarang.

"Em Cla-lara aku..."

"Ayo bos katakan saja," ucap Devan yang sudah gregetan dengan Devan.

"Em aku mencintai kamu Clara," ungkap Devan dengan begitu tulus sembari menatap dalam-dalam manik mata Clara. Rasanya dadanya langsung lega setelah mengatakan tiga kata itu.

Mata Clara berkaca-kaca mendengar itu, cintanya terbalaskan sudah sekarang. Memang benar kata mbak Sesil, dia akan menyesal jika tidak datang ke pesta ini.

"Hiks aku juga cinta kamu mas." tangis Clara langsung pecah detik itu juga sembari memeluk Devan kembali dengan lebih erat.

Devan pun membalas pelukan Clara, seraya terus menciumi puncak kepala Clara dengan kasih sayang.

Rio mengabadikan momen itu dengan ponselnya, ia akan menyerahkan video ini pada Mira dan Arga.

"Devan, kenapa kamu tidak jujur jika kamu yang memperkosa Clara!" ucap Sesil yang baru masuk ke dalam aula. wanita itu sudah menguping pembicaraan mereka sendari tadi dari depan pintu aula, dan sedang menunggu waktu yang pas untuk mengatakan semuanya.

1
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
akhirnya singa jantan mengamuk juga
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
bagus
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
seru lanju²
Cucu Suryamah
Siapa itu
Cucu Suryamah
seru banget plis
Cucu Suryamah
lucu banget Sagara🥰
Cucu Suryamah
aaa seru
Cucu Suryamah
seru banget plis ceritanya
Faidt Azzahra.
gimana istri g curiga Kalo suami g jujur di awal Salah devan juga
Nikma: Permisi kak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan mampir juga karya aku 'Kesayangan Tuan Sempurna' yaa
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
yana
lnjt thor semangat
Anita Rahayu
buat devan lihan sifat busuk adeknya rio yg sesungguhnya thor ...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
kayaknya bibit" pelakor nih
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
lanjuttt....
semangat author
Fuji Fitri
Iya ditambah bayi besar🤣
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
langsung dapet 3 bayiik
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
novel nya menarik...
disini kita belanja... menghargai seseorang
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
devan tuh kayaknya
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
semoga lekas dipertemukan deh... ikutan nyesek bacanya 😢😭
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
dasar devan manusia plin plan....

jangan nyesel ya nanti ketika Clara udah nyerah dan memilih untuk mundur... Clara berserta anak anak akan pergi meninggalkan kamu ....

gerammmm deh pengen mukul tuh kepala devan... egois banget,,,


buat kaka author semangat....
ditunggu kelanjutan nya...
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
nah loh mama nya udah curiga...

pasti bapaknya juga udah tau tuh bahwa yang dikandung Clara cucu kandung nya juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!