"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab sembilan
"Mau ke mana kamu al?" pertanyaan dari bu asri menghentikan langkahnya.
"Perut alma lapar bu,mau makan siang,"jawab alma jujur.
Bu asri beranjak dari kursinya dan menghampiri sang menantu.
"Nasinya habis,lauknya udah ibu simpan karena berasnya habis,kamu makan mie instan aja sama!," perintahnya wanita paruh baya itu dengan nada ketus.
"Tapi bu,mie instan kan nggak baik buat di konsumsi wanita hamil,lagi nggak hamil aja nggak boleh sering-sering makan mie instan,"alma mencoba menolak sebisanya.
"Terus kamu mau makan apa? berasnya habis! kamu makan mie aja dulu,terus kamu beli beras sana,dua puluh kilo sekalian buat sebulan seperri biasa! atau kamu mau langsung beli beras biar sekalian masak nasi buat nanti makan siang?." Dua pilihan perintah dari bu asri membuat alma melongo,beban dua puluh kilo itu tak ringan,apalahi untuk wanita yang sedang hamil sepertinya.
"Alma makan biskuit dilu aja buat ganjel perut bu,kalau beras,nanti tunggu mas yudi pulang aja gimana?berat soalnya bu,alma nggak berani angkat beban seberat itu,"ucap alma dnegan kepala mendunduk.
Bu asri mendengus kesal karena lagi-lagi perintahnya mendapat bantahan dari alma.
"Eh alma,kamu jangan ngelunjak ya,menyang-mentang yudi belain terus kamu jadi manja dan seenaknya,beli beras cuma di ujung jalan aja pakai nunggu yudi,dia pulang kerja itu udah capek dan lapar,masa masih harus disuruh belanja beras dan nunggu masak,uang kan kamu yang pegang semua,tahu diri dikit lah kalau jadi istri!." Bentak bu asri,matanya melotot seperti orang yang sedang kesurupan.
Kalau sudah begini,alma tak busa membanta lagi,ia berharap pemilik warung mah membantu mengangkatkan berasnya sampai kerumah.
"Baiklah bu,alma makan biskuit sama minum susu dulu,setelah itu akma belikan berasnya."Akhirnya akma menyanggupi permintaan bu asri.
Setelah memakan biskuit dan susu dari aninda,alma bergagas untuk pergi ke warung,membeli beras seperti yang di mintai sang ibu mertua,namun,tak ada karyawan lakitlaki yang terlihat di toko tersebut karena sekarang memang tengah haru dan biasanya mereka sedang beristirahat.
"Bu,saya mau beli beras dua puluh kilo,tapi bisa minta tolonh sekalian diangkatin sampai rumah nggak?"tanya alma kepada ibu pemilik toko.
"Aduh,nggak bisa mbak alma,ini kan hari jumat,jadi anak-anak pada libur semua,"jawab pemilik toko tersebut.
Alma terlihat gelisah,sepertinya dewi keberuntungan memang sedang tak berpihak kepada dirinya.
"Ya sudah bu,nggak apa-apa biar saya angkat sendiri aja,beras yang biasa harganha masih sama kan?" alma mengulurkan uang untuk membayar beras tersebut.
"Masih mbak,tapi yakin mau di bawa sendiri?mbak alma lagi hamil lo,jalan kaki lagi,apa nggak sebaiknha suruh mas yudi aja yang ambil nanti sore?kasihan itu kalau bayinya diajak angkat berat,udah gede loh perutnya."Ujar penjaga toko tersebut mengingatkan.
"Nggak apa-apa bu,saya bawa aja,mau langsung dimasak sama ibu mertua soalnya,kalau nunggu mas yudi pulang kelamaan,"ucap alma,ia kekeh dengan keinginanya.
Akhirnya,alma terpaksa mengangkat beras tersebut sampai ke rumah meski dengan langkah tertatih,perut bagian bawanya bahkan terasah nyeri.
Saat memasukk perkarangan rumah,terlihat bu asri sudah menunggu,ia begitu puas melihat wajah alma yang dipenuhi keringat karena lelah dan tersengat cahaya matahari,sama sekali tak ada insiatif dari wanita paru baya itu untuk membantu.
"Cepetan al,lama banget sih jalanya,udah persis kayak keong! Dasar menantu pemalas!" teriak bu asri dari ambang pintu utama.
Alma pun mempercepat langkah,akan tetapi ia malah tersandung dan jatuh dalam posisi telungkup menindih beras.
"Halah,pakai derama jatuh segalah,pinter acting ya kamu sekarang!" hardik bu asri geram.
"Bu,perut alma sakit," keluh alma lirih,akan tetapi masih bisa di dengar oleh bu asri,ia merasakan nyeri luar biasa di bagian perut dan ada rasa basah di pahanya.
Bu asri mulai panik kalah mendengar keluhan alma dan melihat cairan merah kental yang mengalir dari sela-sela paha sang menantu.
Wanita paruh baya itu segerah berlari mendekati sang menantu yang ternyata sudah tak sadarkan diri,sementara darah semakin banyak mengalir dari jalan lahir alma.
"Ya allah,ini kenapa alma malah berdarah segala? mana pingsan lagi,bisa gawat kalau sampai yudi tahu!." Bu asri berbicara kepada dirinya sendiri.
"Tolong,tolong!!!," Teriak bu asri untuk memanggil warga sekitar dan meminta mereka membawa alma kerumah sakit.
Beruntung,ada seseorang warga yang dengan cepat mengeluarkan mobil pick up miliknya,alma dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil bak terbuka bersama bu asri yang memangku kepala sang menantu,wajah wanita yang tengah hamil tua itu terlihat pucat,di tengah kegelisaan,bu asri masih teringat untjk segera menghubungi yudi. Ia harus tahu kondidi sang istri,selain itu,bu asri juga tak mau keluar uang untuk membayar biyaya rumah sakit alma nanti.
"Halo bu,ada apa?" suara yudi menyapa setelah terdengar beberapa kali suara deringan dari ponsel yang menempel ditelingah bu asri.
"Yud,alma jatuh,dia pingsan dan berdarah,ini ibu dibantu warga lagi bawa dia ke rumah sakit!!." Bu asri berucap dengan buru-buru,suara kepanikannya terdengar jelas di telingah yudi yang kaget dengan penuturan sang ibu.
"Ibu nggak lagi bercanda kan? gimana ceritanya alma bisa jatuh bu?" pekik yudi panik.
"Nanti ibu ceritain,pokoknya sekarang kamu ke rumah sakit ya,ini ibu bawah alma ke rumah sakit ananda,si aninda dinas di sana kan?" tanya bu asri memastikan.
"Iya bu,mbak aninda kerja di sana,aku akan segerah menyusul ke rumah sakit,aku titip alma ya bu! tolong jaga dia dengan baik." Yudi langsung mematikan sambungan telepon dan meminta izin kepada atasan agar bisa segera pergi ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit,tubuh alma didorong menggunakan bankar menuju ke ruang unit gawat darurat untuk mendapatkan penanganan,aninda yang kebetulan siang itu sedang dinas di rumah sakit,cukup kaget mengetahui siapa pasien yang datang dengan keadaan tak sadarkan diri. Ia menyempatkan diri untuk meminta seorang perawat memberikan kabar kepada lendra dan bergegas untuk menangani sang adik iparnya.
Didepan ruangan tersebut,bu asri mondar-mandir dengan perasaan takut.
"Kenapa jadi kacau begini,memang dasar sialma itu pembawa sial,ada aja masalahnya,sekarang akj harus putar otak biar bisa cari alasan yang tepat saat ditanya sama yudi,kalau nggak,pasti aku yang akan disalahan atas semua kejadian ini!" wanita paruh baya itu berbicara kepada dirinya sendiri sembari sesekali menyeka meringat yang membasahi dahi.
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭