Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Jadi ini kelakuan kamu selama ini?" ucap Fauzan yang memergoki Vievie telah berkencan dengan laki-laki asing di sebuah kamar hotel.
Fauzan mendapatkan informasi ini dari asisten pribadinya yang ditugaskan mengawasi Vievie gerak-gerik istrinya yang mencurigakan. Dan ternyata apa yang menjadi dugaan dan kecurigaan nya benar adanya. Vievie telah melakukan hubungan intim dengan pria asing.
Benar! Selama ini Vievie terjerat oleh laki-laki yang selama ini membantu dirinya untuk melancarkan segala rencana liciknya. Dan laki-laki itu mengancam Vievie akan membuka kebenarannya pada suaminya jika Vievie tidak mau memenuhi permintaan nya yaitu melayani hasrat liarnya.
"Bang, aku bisa menjelaskan semuanya padamu, bang! Semua tidak seperti yang kamu lihat, bang!" ucap Vievie seraya merapikan pakaian nya yang berantakan. Fauzan menatap tajam Vievie. Dia sudah muak di tempat itu.
"Sudahlah! Kamu tidak perlu beralasan. Jelas-jelas kamu sudah kepergok di dalam kamar hotel ini kencan bersama seorang pria. Kau pikir aku buta?" sahut Fauzan. Dengan langkah lebarnya Fauzan meninggalkan tempat itu. Sementara Vievie berlari mengejar Fauzan yang berjalan meninggalkan hotel itu.
"Bang, tunggu bang! Dengarkan aku bang!" kata Vievie seraya menahan lengan Fauzan. Fauzan dengan cepat melepaskan tangan Vievie yang hendak menahan langkah Fauzan.
"Cukup, Vievie! Sudah cukup kamu membohongi aku. Mulai sekarang kamu bukan istriku lagi. Aku akan menceraikan kamu," ucap Fauzan.
Sukses ucapan Fauzan membuat Vievie lemas kedua kakinya. Dia tidak kuasa mendengar ucapan cerai dari mulut suaminya itu. Namun bagi Fauzan pengkhianatan atau perselingkuhan tidak bisa dimaafkan. Seorang wanita harus setia dan menjaga kehormatan nya untuk suaminya.
Vievie berdiri mematung menatap Fauzan yang berjalan semakin menjauh dari dirinya.
"Semua gara-gara pria brengsek itu yang selalu mengancam ku! Bang Fauzan akhirnya mengetahui pengkhianatan ini," ucap Vievie.
Sementara itu laki-laki yang selama ini semakin dekat dengan Vievie menatap dari kejauhan. Dia tersenyum seringai. Ini tidak lain adalah ulah laki-laki itu yang memberitahukan kencannya bersama dengan Vievie di hotel itu.
Berdiri mematung dengan penyesalan nya. Vievie tiba-tiba jatuh pingsan. Laki-laki itu dengan cepat membopong tubuh Vievie dan menggendongnya masuk kembali ke dalam kamar hotel itu.
"Sekarang kamu milikku seutuhnya, baby! Kamu telah diceraikan oleh suami kamu. Dengan senang hati aku akan menikahi kamu," ucap pria itu yang tidak lain adalah Rahmat yang tidak lain adalah asisten pribadi Fauzan.
"Mas Rahmat!" gumam Vievie seraya menangis tersedu-sedu.
"Sudah jangan ditangisi lagi. Ada aku yang dengan senang hati menerima kamu apa adanya," ucap Rahmat.
"Tapi, kamu tidak sekaya bang Fauzan," kata Vievie. Rahmat mengerutkan dahinya.
"Memang aku tidak sekaya tuan muda Fauzan. Tapi punyaku lebih besar dan panjang yang bisa membuat kamu ketagihan bukan?" sahut Rahmat dengan mengedipkan salah satu bola matanya. Vievie cemberut seraya berujar.
"Gara-gara kamu suamiku menceraikan aku. Semuanya gara-gara kamu, mas!" ucap Vievie seraya memukul lengan Rahmat karena kesal. Rahmat membiarkan Vievie melampiaskan kemarahannya.
"Iya, iya aku yang salah. Semua gara-gara aku. Tapi apa aku salah jika aku juga memperjuangkan wanita yang aku sukai. Ini tidak jauh beda dengan kamu bukan? Di mana kamu juga memperjuangkan pak Fauzan dengan berbagai cara yang licik. Dan akulah orang yang sudah membantu kamu hingga kamu bisa menikah dengan pak Fauzan," ucap Rahmat panjang lebar.
Vievie kembali memukul lengan Rahmat sampai dirinya kembali lemas dan pingsan.
"Pasti Vievie hamil anakku. Aku yakin itu," gumam Rahmat seraya mengusap lembut pipi Vievie.
⭐⭐⭐⭐⭐
Sementara itu Fauzan kini mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Sial! Bahkan Vievie telah berselingkuh dengan asisten pribadiku. Benar-benar membuatku kecewa," ucap Fauzan dengan amarah yang meledak-ledak.
******
Lima tahun kemudian.
"Sabrina? Apakah kamu benar Sabrina?" ucap Fauzan.
Fauzan yang tanpa sengaja melihat Sabrina sedang duduk bersama dengan putri nya berumur enam tahun itu di sebuah restoran. Mereka sedang menikmati makan malam bersama. Sabrina mengerutkan dahinya saat ia melihat laki-laki dewasa yang pernah ia kenalnya dulu.
"Mama, siapa om itu, ma?" tanya Sandra putri dari Sabrina.
"Dia dia orang asing yang sok kenal dengan mama," jawab Sabrina akhirnya.
Sandra menatap Laki-laki dewasa itu yang tidak lain adalah Fauzan. Jangan lupakan ekpresi Fauzan yang menatap geli pada Sabrina yang mengatakan pada anak kecil itu bahwa dirinya sok kenal. Fauzan semakin yakin kalau wanita itu adalah Sabrina yang dia kenalnya.
"Boleh duduk di sini kan?" ucap Fauzan.
Tanpa menunggu jawaban dari Sabrina, Fauzan langsung duduk begitu saja tanpa menunggu persetujuan dari Sabrina. Kembali putri kecil Sabrina kembali bertanya dengan Sabrina.
"Mama, kenapa om ini duduk bersama dengan kita? Apakah dia ingin makan gratis dan mama yang membayarinya?" ucap Sandra dengan suara cempreng nya.
Fauzan yang mendengar ucapan anak kecil dengan jenis kelamin perempuan itu, tersenyum. Dia melihat anak kecil itu. Wajahnya begitu mirip dengan Sabrina. Jangan lupakan Sabrina yang masih diam dan cuek saja dengan bergabungnya Fauzan di meja yang sama dengan dirinya.
"Adik kenalkan aku om Fauzan! Aku tentu saja akan membayar makanan adik dengan mama cantik kamu itu. Masa laki-laki minta dibayari oleh seorang wanita sih? Banar kan?" ucap Fauzan. Fauzan mengulurkan tangannya mengajak bersalaman Sandra. Sandra menyambutnya dengan terbuka.
"Saya Sandra, om! Saya putri dari nyonya Sabrina dengan bapak Anies. Sekarang saya kelas satu sekolah dasar om," ucap Sandra menjelaskan dengan detail.
"Oh, bapak Anies nama papa adik?" sahut Fauzan.
"Benar, om! Tapi papa sudah meninggal, om! Saya sudah tidak memiliki papa lagi om," jelas Sandra.
Sabrina yang mendengar ucapan Sandra jadi berkaca-kaca. Sabrina memeluk putrinya Sandra. Jangan lupakan Fauzan. Dia tentu saja terkejut dengan cerita anak kecil itu. Di mana Sandra sudah menjadi anak yatim.
"Innalilahi wainnailaihi raji'un, semoga papa adik berada di syurga Nya," ucap Fauzan. Sandra meng aamiin kan doa dari Fauzan.
"Sandra, ayo cepat habiskan makannya! Kita harus cepat tiba di rumah eyang," kata Sabrina. Fauzan menyipitkan bola matanya.
"Jangan buru-buru dong! Kita baru juga bertemu, Sabrina! Aku ingin bicara panjang lebar dengan kamu," ucap Fauzan.
"Tentang apa?" sahut Sabrina dengan mengerutkan dahinya.
Fauzan sesaat bungkam, dia belum mau memulai bicara karena masih ada Sandra di sana. Walaupun Sandra masih terbilang kecil, tapi Sandra cukup cerdas untuk menelaah apa yang sedang dibicarakan oleh orang dewasa.
"Tentang dua istri abang? Erlina dan Vievie?" sambung Sabrina.
"Benar, termasuk cerita tentang mereka," sahut Fauzan.
Sabrina mengajak pergi Sandra. Dia harus segera tiba di rumah mertuanya karena besok pagi ada arisan keluarga di sana.
"Maaf, bang! Aku harus ke rumah mertua ku! Lain kali kita sambung lagi. Itu sih jika kita ditakdirkan ketemu lagi," kata Sabrina seraya mengajak Sandra segera pergi meninggalkan rumah makan itu. Fauzan pun ikut mengiringi kepergian Sabrina.
"Boleh aku minta nomer WA kamu? Setelah ini aku akan menghubungi kamu. Aku perlu bicara dengan kamu, Sabrina," kata Fauzan.
Sandra yang mendengar bahwasanya Fauzan ingin meminta nomer WA mama nya langsung menyahut dengan lantang.
"Aku tahu om, nomer WA mama ku 085 555 Xxx," sahut Sandra. Sukses kedua mata Sabrina melebar dengan sempurna. Rasanya Sabrina ingin mencubit putrinya yang seenaknya memberitahu nomer WA nya. Fauzan segera menyimpan nomer WA Sabrina.
"Terimakasih, adik! Lain kali kita ketemu lagi yah," ucap Fauzan seraya tersenyum puas.
Dia sudah mengantongi nomer Sabrina dan sudah memastikan nomer WA yang disebut oleh Sandra benar-benar tersambung di handphone Sabrina. Kini giliran Sabrina mencubit gemas putrinya karena benar-benar membuat dirinya tidak bisa menghindar dari Fauzan.