Sekuel Sincere Love My Husband.
"Jika mubtada saja membutuhkan khobar untuk membuat sebuah kalimat, maka Azura juga membutuhkan A Mahen untuk dijadikan imam dunia akhirat," ucap Azura dengan senyuman manis di bibirnya.
"Belajar dulu yang bener! Baru bisa menikah," cetus Mahen dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Patah hati mampu membuat seorang laki-laki berparas tampan rupawan itu kehilangan jati dirinya. Mahendra Dirgantara dihadapkan dengan kenyataan, jika dirinya dikhianati dan dibuat patah hati oleh seorang wanita yang dicintainya.
Perginya Rima di dalam hidupnya, seakan membuat Mahendra hancur, sampai nekad mengakhiri hidupnya. Namun berhasil dicegah, tetapi laki-laki itu malah menjadi berubah drastis. Cuek, dingin, menyeramkan. Itulah dirinya sekarang.
Sampai suatu hari, Mahendra dipertemukan dengan seorang wanita cantik di masa kecilnya yang berusaha keras, meluluhkan hati yang sudah terkunci itu.
Akankah Mahen luluh oleh Azura? Atau memilih Rima kembali? Ikuti kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 3 : Cinta Yang Tertunda
..."Setiap kata memiliki makna. Setiap kisah memiliki cerita. Tanpa disadari, ada sebuah kata yang tak bisa untuk diungkapkan, dan ada rasa yang tak sempat untuk diutarakan."...
...~~~...
Dengan buru-buru, Abi Ibrahim menemui Ummi Safa yang kelihatan begitu cemas akan sebuah hal yang dirinya pun tidak tahu sebabnya. Bahkan, ia sampai meninggalkan calon mempelai pria dari meja akad pernikahan.
"Ada apa ini, Ummi? Sampai teriak-teriak begitu," tanya Abi Ibrahim kepada sang istri dengan begitu khawatir, serta memeluknya karena takut, jika sang istri kembali kambuh trauma masa lalunya.
Ummi Safa langsung menatap wajah Abi Ibrahim yang telihat khawatir akan dirinya. Dengan tatapan mata itu, sang suami sudah bisa merasakan ada hal yang terjadi di kamar putrinya itu.
"Abi, itu Azura. Putri kita Bi, kabur lewat jendela kamar," jawab Ummi Safa yang tidak memikirkan dampak dari perbuatannya itu.
"Apa? Azura kabur? Bagaimana bisa itu, Ummi? Bukannya kita sudah meminta pengawal dan teman kamu itu untuk menjaga putri kita?" tanya Abi Ibrahim langsung terkejut bukan main.
Di belakang keduanya, ada seorang laki-laki yang juga mengikuti langkah Abi Ibrahim, dan juga penasaran akan suara teriakan dari dalam kamar calon mempelai wanita.
"Azura hilang? Bagaimana bisa? Jibril akan segera menikah dengan Azura hari ini, tapi kenapa Azura malah kabur?" seru Jibril---laki-laki yang akan menikahi Azura.
Sontak saja, Abi Ibrahim dan juga Ummi Safa menatap kepada Jibril---sang mempelai pria yang sudah berdiri di ambang pintu kamar putrinya itu.
"Jibril," ucap keduanya secara bersamaan, karena tidak bisa dipungkiri lagi keduanya sangat begitu terkejut, apalagi dengan kenyataan Azura yang kabur di hari pernikahannya itu.
"Kenapa tidak dijawab, pertanyaan aku dan juga Abi Ibrahim oleh Bu Safa?" tanya kembali Jibril, dengan menyelidiki masalah di balik suasana yang tegang itu.
"I--ya, Jibril. Azura kabur lewat jendela, Ummi juga tidak tahu karena apa," ujar Ummi Safa yang sedikit takut, jika calon menantunya itu mulai melakukan tindakan di luar dugaannya.
"Iya, tahu. Akan tetapi, kenapa Azura bisa kabur? Bukannya ini hari pernikahan kita? Sudah pastinya itu akan sangat membuat Azura bahagia," ucap Jibril yang belum menemukan jawabannya.
"Tenang saja Jibril, jangan tanyakan dulu soal itu. Azura tidak akan lari jauh dari sini, karena dia tidak senekat itu sebelumnya. Biarkan kita cari dulu Azura sampai ketemu. Dan pernikahan ini, kita tunda dulu sampai Azura berhasil ditemukan," sahut Abi Ibrahim sebab tidak bisa menunggu lama lagi untuk mencari keberadan sang putri.
"Baik, tidak papa Ustaz. Aku akan ikut mencari Azura, biar Abi dan Ummi ku yang menangani semua ini." Jibril tidak lagi banyak bertanya dan langsung menyetujui perkataan dari Abi Ibrahim.
"Oke, sekarang Ummi tunggu di rumah ya. Tolong buat mengerti para tamu yang datang. Sampai ada kabar dari Abi, Ummi jangan bilang sama siapa-siapa soal Azura ya?" kata Abi Ibrahim kepada sang istri.
"Iya Abi, tapi Abi hati-hati ya? Tolong temukan Azura kembali. Ummi tidak mau, jika Azura sampai nekat," sahut Ummi Safa dengan menatap penuh harap kepada sang suami.
"Tentu saja, Ummi. Jangan khawatir, Abi dan juga Jibril akan membawa Azura kembali ke rumah," ucap Abi Ibrahim sembari meyakinkan sang istri dan berpamitan kepadanya.
Ummi Safa hanya mengangguk saja, sampai sang suami pergi bersama Jibril, serta pengawal lainnya untuk mencari Azura. Sebelum semuanya tahu, soal putrinya yang kabur di hari pernikahannya itu.
...****************...
Di tempat yang berbeda, Azura telah berhasil kabur dari kejaran pengawalnya. Akan tetapi, belum sempat lima menit saja, pengawal yang disuruh oleh Ummi Safa itu kembali mengejarnya.
"Non Azura, jangan lari!" teriak pengawal wanita yang sudah mengejar anak dari majikannya itu cukup jauh.
"Huh, gawat ini. Pengawal itu main kejar-kejar aja terus. Oh ya, ada mobil pick up itu, Azura mau numpang aja deh," gumam Azura yang langsung menghentikan mobil itu dengan melambaikan tangannya.
Sampai di mana, mobil pick up itu berhenti dan melihat kepada Azura yang nampak kecapekan, karena berlari cukup jauh.
"Pak, tolong Azura ya? Azura lagi dikejar orang jahat itu. Tolong ya, izinin numpang dulu?" ucap Azura dengan memohon kepada supir mobil itu.
Bapak supir itu hanya diam saja, sampai suara dari pengawal Azura kembali terdengar oleh keduanya.
"Non Azura, jangan kabur lagi!" teriak pengawal itu dengan begitu kencangnya, sampai sang supir percaya akan perkataan dari Azura.
"Tuh kan, Pak. Orang itu jahat, tolong Azura ya?" pinta Azura dengan memohon kepada supir itu.
"Ya udah masuk saja, tapi di belakang ya? Soalnya di depan udah penuh," ujar bapak supir itu yang akhirnya memberikan tumpangan kepada Azura.
Azura langsung tersenyum senang. "Alhamdulillah, terimakasih, Pak. Enggak papa di belakang juga," katanya yang langsung menaiki mobil itu di belakang. Dan di sana bukan hanya ada Azura saja, tapi lemari dan kasur yang membuat belakang mobil itu cukup penuh.
Tidak lama dari itu, Azura pun dibawa pergi oleh mobil pick up yang entah akan membawanya ke mana.
"Eh, Non Azura. Jangan naik! Non, jangan pergi!" teriak pengawal itu yang hampir sampai mendekati mobil tersebut. Namun, tidak sampai mendapatkan Azura, karena gadis itu berhasil kabur dengen mobil itu.
Azura hanya tersenyum dan melambaikan tanganya kepada pengawal suruhan umminya, sarta tersenyum karena bisa kabur dari pernikahan yang tidak diinginkan olehnya itu.
*****
Dua Jam Kemudian.
Mobil pick up itu berhenti di depan gerbang Pesantren Darusallam yang berada di Bandung. Tidak lama dari itu, Azura terbangun oleh suara supir mobil pick up itu, dengan seorang santri laki-laki yang tidak asing suaranya bagi Azura.
"Ini sudah semua ya, kasur sama lemarinya." Pak supir mobil itu berucap kepada laki-laki di depannya.
"Iya, Pak. Terimakasih banyak ya? Telah mengantarkan sampai ke sini," kata seorang santri yang menjadi ustaz muda di sana.
Tiba-tiba saja, Azura terbangun dan melihat sekelilingnya yang nampak asing. "Azura di mana ini? Suara itu? Kenapa tidak asing di telingaku?" gumam Azura yang tengah mengingat-ingat.
Tidak lama dari itu, Azura memutuskan untuk turun dari mobil pick up itu, dan menghampiri seorang supir mobil yang membawanya sampai sejauh ini.
"Bapak, terimakasih ya? Sudah mau mengantar Azura, tapi sampai di mana ini?" ucap Azura yang belum melihat wajah santri laki-laki itu.
"Oh iya, Neng. Sama-sama, semoga Neng tidak dikejar penjahat lagi. Kita sekarang berada di Bandung Neng, di depan gerbang Pesantren Darusallam," jawab bapak itu dengan tersenyum.
"Oh, makasih ya, Pak." Azura kembali berterimakasih, karena tidak masalah dibawa jauh yang penting lepas dari pernikahannya itu.
Detik kemudian, Azura berbalik ke belakang. Dan tiba-tiba saja, jantungnya berdetak begitu kencang, melihat sosok laki-laki yang selama ini telah mengisi ruang kosong di hatinya.
Deg! Deg! Deg!
"A Mahen?" ucap Azura pelan soraya memastikan, jika yang dilihatnya itu benar-benar laki-laki yang ditunggunya selama ini.
"Azura, kamu di sini?" tanya Mahendra sembari menatap kepada gadis cantik yang memakai baju pengantin itu.
Deg.
.
.
.
Hayo penasaran, kan? Berikan dukungan like sama komentar kalian yang banyak dulu per babnya ya! Bikin Dek Author semakin semangat, oke?
lanjut....