Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21 - Strategi
Xu Ya memandang ke pintu yang berasal dari kain tipis itu lalu melihat bahwa di bagian sudut bawah ada sebuah bayangan pakaian yang dipastikan bahwa ada orang yang diutus oleh Wang Jiang untuk menguping pembicaraan mereka berdua.
"Kakak sepupu, menurutku Tuan Muda Wang cukup tampan dan mempesona. Apakah baik jika kamu mewakili Ayahku untuk melamarnya ?" Tanya Xu Ya dengan lembut dari dalam.
"Apakah kamu sedang bercanda ?! Sejak zaman dahulu, selalu pihak laki laki yang melamar perempuan ! Aku tidak akan setuju !" Seru Huo Xincheng dengan nada serius.
Keduanya memandang ke pintu dan bayangan disana sudah menghilang, Xu Ya membuka pintu dan melihat lorong paviliun mereka yang sepi dan sunyi.
"Apa yang kamu inginkan ? Memancingnya untuk mengeluarkan sifat aslinya ?" Tanya Huo Xincheng.
Xu Ya membisikkan sesuatu kepada Huo Xincheng yang membuat Huo Xincheng terkejut sementara dia tersenyum dengan rencana jahat di otaknya.
Xu Ya tentu saja adalah gadis yang polos, namun sejak orang orang jahat menghancurkan hari hari damainya maka jangan harap bahwa dia akan tinggal diam saja.
Karena Perdana Menteri Wang ini sudah pasti mencampurkan dirinya ke dalam perairan yang kotor ini maka tidak akan bisa melepaskan diri dari target kebencian Xu Ya.
"Dia selalu memandang Wang Jiang sebagai putranya sendiri, bayangkan jika 'hal' itu terjadi kepada Wang Jiang. Bagaimana reaksinya pada saat itu ?" Tanya Xu Ya dengan senyum misterius.
Xu Ya duduk di tepi jendela lalu menyandarkan tubuhnya layaknya seorang gadis yang lemah lembut lalu memandang keluar.
"Untuk apa kamu disini ? Bukankah kamu ada kamarmu sendiri ? Mustahil bagimu untuk benar benar bercengkrama sampai larut malam. " Ejek Huo Xincheng.
"Kenapa tidak ? Lagipula untuk menghindari kecurigaan. Kakak sepupu tenang saja, aku akan tidur di lantai dan kamu tidur di atas. " Ucap Xu Ya dengan santai mengambil selimut lalu menaruhnya di lantai.
Sejujurnya, Xu Ya tidak berani mengatakan sesuatu kepada Huo Xincheng. Sebenarnya, dia tidak berani tidur sendirian.
Selama ini, dia selalu tidur ditemani oleh Qingchen atau Ibunya. Selama di kamp militer, dia juga selalu tinggal sekamar dengan Huo Xincheng sehingga dia merasakan rasa aman.
Sementara disini, tempat yang baru maka dia tidak berani untuk tidur sendirian. Jadi, tidur di lantai pun tidak masalah asalkan dia tidak tidur sendirian.
Xu Ya baru saja berbaring, tiba tiba dia melihat bahwa Huo Xincheng duduk di tepi ranjang sembari menatap nya dengan tatapan mematikannya, yang membuat Xu Ya merasa bingung.
"Apakah ada yang salah, Jenderal ?" Tanya Xu Ya dengan sangat lembut dan kecil agar tidak terdengar oleh orang luar.
Huo Xincheng tidak mengatakan apapun dan tiba tiba mengangkat tubuh Xu Ya yang ringan, karena diangkat tanpa aba aba, tentu saja Xu Ya langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Huo Xincheng agar tidak jatuh.
Huo Xincheng melempar Xu Ya ke atas tempat tidurnya dan membuat Xu Ya terlalu terkejut untuk mengatakan sesuatu.
"Jika kamu ingin aku tidur di ranjang yang sama denganmu, kenapa tidak mengatakannya sejak awal ? Bukankah tidak perlu menggunakan cara ekstrem seperti ini ?" Tanya Xu Ya menghela nafas lalu bergerak ke arah kasur bagian dalam.
Ranjang ini memang di desain untuk satu orang sehingga ketika dua orang tidur disini maka ranjang ini terasa agak sempit dan terasa agak terlalu dekat tanpa jarak yang aman.
"Jangan sampai kamu berkata kepada Yang Mulia nanti bahwa aku menindasmu. " Jawab Huo Xincheng.
"Apakah aku terlihat berani ?" Tanya Xu Ya mengangkat kedua bahunya tampak tidak perduli dengan kata kata Huo Xincheng sebelum akhirnya dia memutuskan untuk fokus dengan dirinya sendiri.
Hanya dalam waktu yang sangat singkat, dia mendadak merasakan kantuk yang menerjang dirinya sehingga dia secara perlahan lahan terlelap dengan sangat nyenyak sampai sampai dia tidak tahu lagi dimana dia tidur dan sedang dalam kondisi apa.
Ketika pagi hari tiba, Pengawal sekaligus kusir pribadi Huo Xincheng, Kong Xue. Membuka pintu kamar Jenderal nya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat bahwa Huo Xincheng sedang membuka mata namun tidak bisa bergerak karena dipeluk dengan sangat erat oleh Xu Ya.
Xu Ya yang sedang dalam keadaan bermimpi, mengalungkan kedua tangannya di leher Huo Xincheng lalu kakinya juga memeluk tubuh Huo Xincheng erat erat sehingga Huo Xincheng sama sekali tidak bisa bergerak.
Kong Xue sudah dengar dari Gao Yu bahwa hubungan keduanya dekat tetapi tidak pernah menyangka bahwa mereka sedekat ini sehingga membuat Kong Xue merasa salah tingkah sehingga dia dengan canggung berjalan mundur.
"Aku mohon maaf karena telah mengganggu kesenangan Jenderal !" Seru Kong Xue sebelum akhirnya berlari terbirit birit.
Huo Xincheng bahkan belum sempat untuk mengatakan apapun untuk membela dirinya sendiri dari tuduhan ini tetapi tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengatakannya.
Huo Xincheng melihat wajah Xu Ya yang sangat dekat dengan wajahnya, wajah gadis ini lolos sekali jika sedang dalam kondisi tidur namun jika dalam kondisi bangun maka akan terlihat jelas bahwa dia adalah seorang gadis yang licik dan banyak akal.
Xu Ya akhirnya terbangun dari mimpi indahnya lalu merasa bahwa bantal yang dia gunakan lebih keras dibandingkan dengan biasanya sebelum akhirnya dia menyadari bahwa ini bahkan bukan di kamp militer.
Xu Ya membuka matanya dengan segera dan betapa terkejutnya dia ketika dia melihat bahwa dirinya memeluk Huo Xincheng sampai pemuda itu tidak bisa bergerak entah untuk berapa lama..
Xu Ya langsung melompat ketika tersadar dan segera berdiri di samping Huo Xincheng dengan sikap tegap dan hormat layaknya bawahan kepada atasan yang normal.
"Jenderal, maafkan aku karena telah membuatmu menderita. Di masa depan, lebih baik aku tinggal dan tidur di lantai saja. " Ucap Xu Ya dengan nada memohon ampun.
Siapa yang menyangka bahwa memeluk Huo Xincheng ternyata sangat nyaman ? Dadanya yang bidang dengan tubuhnya yang sedikit kekar dengan otot otot yang kuat ternyata mampu untuk membuat kualitas tidurnya meningkat.
"Tutup mulutmu dan pergilah bersiap. Acaranya akan segera dilaksanakan. Jadi, jangan menyia nyiakan kemampuan dan strategi yang telah kamu susun itu. Dengan rencana mu itu maka aku akan memberikan sebuah dukungan. " Ucap Huo Xincheng dengan agak sinis.
"Baiklah kalau begitu, maka aku akan pergi untuk bersiap siap. Sekali lagi aku mengucapkan maaf kepada Jenderal, aku yakin bahwa aku tidak memiliki niat semacam ini sebelumnya dan semua ini terjadi bahkan tanpa diperkirakan. Jadi, Jenderal kamu harus memaafkan diriku. " Balas Xu Ya sembari melarikan diri.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,