Metha Safira Maharani, wanita cantik dan memiliki kesempurnaan fisik, nyatanya tak mampu menahan suaminya untuk tak mendua, Ryan Dewantara, suami yang begitu dia cintai nyatanya selingkuh dan menikahi dengan wanita lain. Jika banyak istri sah yang melabrak dan mempertahankan suaminya yang tak setia. Tidak dengan Metha, dia memilih mengalah dan mengiklaskan suaminya bahagia dengan perempuan lain. Melepaskan adalah jalan yang dia pilih untuk meraih kebahagiannya sendiri. Untuk apa bertahan jika sudah tak ada yang bisa dipertahankan. Tapi sebelum itu, dia memberi suami dan selingkuhannya itu pelajaran.
Metha diam diam menceraikan suaminya dan menikah lagi dengan sahabat lamanya, Evan Anggika, pria tampan dan mapan yang mau menerima dia apa adanya. Saat dia sudah bahagia dengan rumah tangganya bersama Evan, mantan suaminya kembali dan memohon untuk hidup bersama lagi. Dia tak terima Metha menceraikannya secara sepihak. Apa yang akan dilakukan Metha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengajuan Mutasi
Metha tersenyum sinis melihat wajah pias Ryan. Pria itu mematung memandang wanita itu berlalu meninggalkannya. Ryan tak patah arang, dia bergegas menyusul wanita yang ia yakini adalah istrinya itu ke ruangan Evan, bos nya. Tanpa bertanya pada sang sekretaris, Ryan langsung masuk ke ruangan Evan, namun yang dia dapat adalah pemandangan yang mencengangkan, tangannya mengepal kuat, darahnya mendidih dengan amarah yang sudah di atas ubun ubun. Bagaimana tidak, wanita itu duduk dipangkuan Evan, tangannya mengalung dileher bos nya dan mereka tengah bercumbru mesra dan panas.
Metha dan Evan langsung menghentikan ciuman mereka ketika pintu terbuka, dilihatnya Ryan yang berdiri dengan raut wajah penuh emosi.
"siapa yang mengijinkanmu masuk, apa kau tidak punya sopan santun hingga tak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu!!" sentak Evan, Ryan hanya menunduk, karena selama ini bosnya itu tak pernah menampakkan kemarahan
"maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulut Ryan, wajahnya merah menahan amarah
"kau hanya bawahanku Ryan, setidaknya gunakan sopan santunmu, sikapmu seperti orang yang tak berpendidikan" sindir Evan, Ryan hanya diam
"mas, aku akan menyiapkan makan siangmu dulu" Metha segera turun dari paha suaminya dan melangkah melewati Ryan yang masih mematung, sesekali pria itu meliriknya
"ada urusan apa kau kemari? Bukankah seharusnya kau ada di Bogor?" tanya Evan tanpa basa basi
"saya ingin mengajukan mutasi kembali di kantor pusat pak" jawab Ryan dengan mantap, Evan melirik Metha yang ternyata juga melihat ke arahnya
"Apa alasanmu kali ini, bukankah dulu kau memaksa untuk ikut pindah bersama Rafika, ah ya, dimana partner terbaikmu itu, apa kau sudah bosan dengannya hingga mengajukan mutasi seorang diri?" Ryan kembali mengepalkan tangannya, dia tak terima akan ucapan Evan, tapi sayangnya semua ucapan Evan benar
"ada masalah pribadi yang tidak bisa saya jelaskan pak, ini surat permohonan saya, saya harap bapak menyetujuinya, bukankah bapak tahu bagaimana kemampuan saya" ucap Ryan tanpa dosa sambil meletakkan surat itu di meja Evan, sementara tangan Evan sudah mengepal mendengar alasan Ryan mengajukan mutasi, semua pasti karena istrinya
Dasar tidak tahu diri, setelah bosan dengan gundiknya dia akan kembali pada Metha, pria bodoh, kau sudah terlambat Ryan, lagipula Metha sudah menjadi milikku, aku tak akan membiarkanmu mengganggu milikku, gumam Evan dalam hati
"dengan kau dan Rafika di kantor cabang, itu sudah sangat tepat Ryan, kalian memang team yang kompak, terbukti cabang Bogor berkembang pesat, jadi tetaplah disana" Ryan menatap Evan dengan kecewa, namun ia harus meyakinkan Evan untuk menyetujui permohonannya
"cabang Bogor memiliki banyak karyawan yang kompeten pak, bahkan setiap bulan selalu melebihi target, jadi tidak masalah jika saya pindah kembali ke kantor cabang"
"berikan satu alasan yang masuk akal agar aku menyetujui permintaanmu" pancing Evan, ia ingin tahu apa yang akan Ryan katakan
"sudah saya katakan jika ini masalah pribadi pak, jadi saya tidak bisa mengatakannya kepada anda"
"baiklah, maka keputusanku juga tetap sama, kau kembali ke Bogor" tegas Evan,
"sayang makan siang sudah siap" Metha mengecup sekilas pipi suaminya membuat Ryan kembali mengepalkan tangan
"pintunya masih dibelakangmu" ucap Evan halus
"saya mohon setujui permintaan saya pak Evan" kekeh Ryan membuat Evan jengah
"Apa kau tidak mengerti dengan apa yang aku ucapkan?" tanya Evan
"saya ingin memperbaiki hubungan saya dengan istri saya, saya mohon setujui permohonan saya" akhirnya Ryan mengatakan alasan sebenarnya dia mengajukan mutasi
Metha kembali duduk dipangkuan suaminya, sambil menatap tak suka pada Ryan
Manusia tidak tahu diri, setelah semua yang kau lakukan padaku, kini kau ingin kembali padaku, cih, ku tak sudi, bathin Metha
"Apa tidak sebaiknya kau menyetujui permintaan karyawanmu sayang?" ucap Metha, Evan menatap Metha sekilas, tentu dia cemburu,
"tidak" ucap Evan tegas
"lihatlah dia sayang, dia terlihat begitu mengenaskan, bukankah kau orang yang dermawan" Evan tahu, istrinya merencanakan sesuatu, sebenarnya dia tak mau Metha kembali berurusan dengan pria pecundang itu, namun karena cintanya kepada Metha, mau tak mau Evan menyetujui permintaan wanitanya
"oh ya sayang, mutasi juga partner perempuan yang biasa bersamanya, bukankah mereka adalah team yang solid, kemana mana berdua dan tak terpisahkan" sindir telak Metha, Ryan menatap nanar Metha, jika benar wanita dihadapannya itu adalah istrinya, Ryan yakin jika Metha sudah mengetahui hubungannya dengan Fika, dan mungkin saja sekarang Metha sedang balas dendam padanya dengan menjadi kekasih bosnya.
"maksudmu Rafika?" tanya Evan memastikan
"kau benar honey, kau tak keberatan kan? Aku rasa jika pasangan kekasih disatukan dalam kerja, semangat kerja mereka akan lebih tinggi" lagi lagi Metha menyindir Ryan, sebenarnya Ryan ingin mengelak, sayangnya semua benar adanya
"baiklah sayang, as you wish" Evan mengecup sekolah bibir Metha, "kau dan Rafika bisa kembali ke kantor cabang mulai besok" titah Evan, sebenarnya Ryan keberatan jika Fika ikut pindah, wanita itu pasti akan menggagalkan rencana untuk kembali pada Metha, namun Ryan tak memiliki cara lain selain menyetujui hal ini,
"pergilah, kenapa kau masih berdiri disana!!!" suara Evan menyadarkan lamunan Ryan, dia segera berpamitan dan keluar dari ruangan Evan. Sementara Evan langsung merajuk pada istrinya sesaat setelah kepergian Ryan dari ruangannya.