Awalnya Elodie adalah ibu rumah tangga biasa. Istri yang penurut dan ibu yang penuh kasih. Namun sebuah kecelakaan mengubah segalanya.
Sikap dan Perilaku wanita itu berubah 180 derajat. Melupakan segala cinta untuk sang suami dan putra semata wayangnya. Mulai membangkang, berperilaku sesuka hati seingatnya di saat 19 tahun. Namun justru itu memberi warna baru, membuat Grayson menyadari betapa penting istri yang diremehkannya selama ini.
"Mommy."
"Nak, aku bukan mommy kamu."
"Elodie Estelle."
"Grayson Grassel, ayo kita bercerai!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Kebetulan sekali, kamarku juga ada di lantai ini." Gray berdecak kesal saat sebuah suara menyambar dari belakang.
Pria itu tidak menyahut, ia terus berjalan menuju tangga. "Kembali ke kamarmu! Untuk apa kau mengikutiku?"
Gray menatap dingin Freya. Wanita itu langsung menelan ludahnya kasar, namun tetap tidak menyerah. "Aku sudah lama tidak bertemu Kakak. Jadi mau mengobrol sebentar bersamamu."
Gray tidak menjawab, pria itu menghubungi sang asisten. Sedangkan Freya yang mengejar di belakang sengaja menjatuhkan diri. "Akhh. Kak Gray!" teriak gadis itu membuat Gray menoleh.
"Aku mau pindah hotel," ujar Gray setelah asisten Al menerima telepon. Setelahnya ia ingin kembali pergi.
"Kak Gray, tolong!"
"Kamu punya manager kan? Panggil dia," ucap Gray dan setelahnya berjalan ke arah lift. Pria itu meninggalkan Freya yang memukul lantai dengan kesal.
"Sial," pekik wanita itu yang membuat beberapa orang yang baru keluar dari lift menoleh. Freya langsung menyembunyikan wajah, bagaimana pun ia seorang publik figur.
Wanita itu bangkit berdiri dengan syal yang terikat di kepala. "Cepat kesini!" titahnya dengan berbisik pada sang manager.
.
.
.
Gray menghela napas kasar dan menjatuhkan diri ke atas sofa. Pria itu baru sampai kamar setelah berpindah hotel. Ia memejamkan mata sejenak, lalu kembali membuka. Teringat sesuatu ia langsung meraih ponsel yang sejak tadi diam di saku.
Banyak sekali pesan yang masuk, terutama dari sang ibu yang membuatnya mengerut. Namun seseorang yang ia harapkan setidaknya mengirim satu pesan sama sekali tidak ada. Terakhir masih pesan darinya yang sudah terbaca tetapi tidak dijawab itu.
Ternyata begini perasaan saat tidak diacuhkan. Padahal dulu ialah yang sering membaca tetapi tidak membalas pesan dari Elodie.
Pria itu akhirnya membuka chat dari sang ibu. Namun baru membaca pesan teratas sudah membuatnya menggenggam ponsel dengan erat.
"Istrimu selingkuh. Pantas saja mengabaikanmu."
Pria itu menahan napas hingga melihat foto-foto di pesan-pesan berikutnya. Alisnya mau tidak mau mengkerut saat melihat foto sang istri bersama sahabatnya, Clara Claire.
Akhirnya ia hanya bisa menghela napas lega. Entah apa yang dipikirkan mama Feli sampai mengirimkan hal konyol seperti ini.
.
.
.
Keesokan harinya.
"Mommyyy!" pekik Cedric yang baru keluar dari sekolah, anak itu langsung berlari ke arah Elodie. Namun karena tidak memperhatikan sekitar, ia menabrak seorang temannya yang langsung tersungkur.
"Akhh," teriak anak perempuan itu terhenti saat Elodie berhasil menangkapnya. Ia berkedip-kedip sebelum mendongak untuk melihat seseorang yang saat ini tengah memeluk tubuh kecilnya.
"Bibi Cantik, mommynya Cedric?" ujar anak itu lengkap dengan ekspresi lucu yang membuat Elodie tertawa kecil.
"Iya, kamu enggak papa kan?" tanya Elodie sembari memperhatikan seluruh tubuh anak itu. Anak itu menggeleng, ia tersenyum senang.
"Aku Ciara Glowie, Bibi panggil aku Cia saja."
"Cia." Anak perempuan itu tersenyum senang.
"Aduh! Kamu kenapa menarikku?" Ciara berujar marah saat Cedric menarik tubuhnya kencang hingga berdiri tegak. Padahal ia masih mau mengobrol dengan bibi cantik yang sering ia lihat fotonya ini.
Cedric mendengus sebal. Anak lelaki itu segera menggandeng tangan sang ibu. "Mommy, ayo pulang!" katanya dengan dingin. Jika seperti ini, Elodie merasa seperti melihat Gray yang berbicara.
Wanita itu tersenyum dan mengangguk, mereka sudah mau berjalan sebelum tangan Elodie yang satunya tiba-tiba ditarik Ciara.
"Bibi, hari ini mamaku telat menjemput. Bisakah kalian menemaniku dulu sampai mama datang?"
"Tidak bisa!" Bukan Elodie yang menjawab, melainkan Cedric yang langsung memasang wajah permusuhan.
"Cedric, jangan begitu. Kita temani Cia dulu, ya."
Cedric cemberut, namun anak itu juga tidak bisa menolak permintaan sang ibu. Ia hanya bisa memandang Cia dengan kesal, namun anak perempuan itu tampak tidak peduli. Ia malah membuka aplikasi chat dari jam tangan pintarnya diam-diam dan merekam pesan suara berbisik pada seseorang.
"Paman, aku sedang bersama perempuan yang ada di foto Paman. Kalau mau ketemu, cepat ke sekolah!" Ciara menoleh pada dua orang yang kini menatapnya penuh tanya. Anak perempuan itu akhirnya hanya bisa menyengir sebelum menemukan ide cemerlang.
"Bibi, aku mau es krim," ujar Cia setelahnya tanpa sungkan. Sementara Elodie meringis, wanita itu masih tidak memiliki uang. Kemana-mana saja diantar paman Sam, lalu dibayarin Clara.
"Es krim, ya?" Ciara mengangguk antusias.
"Tapi ... hmm, tunggu sebentar ya. Bibi ambil dompet di mobil dulu. Kalian jangan kemana-mana!"
Kedua anak itu mengangguk patuh, namun setelah Elodie tak terlihat Cedric mulai melayangkan wajah marah. "Kau mau apa? Kenapa cari perhatian mommyku?"
"Kenapa? Tidak boleh? Dulu bukankah kamu lebih senang bersama bibi Freya mu itu?"
"Bukan urusanmu!"
"Kalau dulu saat study tour, kamu tidak diam-diam keluar untuk membelikan bibi Freyamu itu minuman favoritnya. Memangnya kamu bisa tersesat sampai membuat bibi cantik kecelakaan?"
"Kau! Sudah aku bilang itu bukan urusanmu!" Cedric memekik, pria kecil itu menatap Cia dengan emosi menggebu.
Di sisi lain, Elodie yang kembali ke mobil membuat sang sopir membulatkan mata kaget. Pasalnya majikan wanitanya ini meminjam uang padanya. Bayangkan saja, seorang wanita nyonya muda keluarga kaya meminjam uang pada sopir. Baru kali ini Sam mendengar dan malah mengalaminya sendiri.
"Kak Sam, ada tidak?" tanya Elodie lagi membuat Sam tersadar.
"A-ada, Nyonya. Tunggu sebentar." Sam langsung merogoh dompetnya yang ada di saku celana.
"Be-berapa, Nyonya?"
"Seratus ribu saja."
Sam mengeluarkan selembar uang yang langsung disambar Elodie.
"Nanti minta pada Grayson, ya!" pekik Elodie yang membuat Sam tersedak.
"Anda saja tidak berani minta, apalagi saya Nyonya," gumam Sam merasa miris.
...
Elodie yang baru kembali menyipitkan mata saat melihat dua anak yang duduk dengan saling berpunggung-punggungan. Wanita itu menghampiri keduanya, lalu menggoyangkan kresek di depan dua anak itu.
"Es krim datang," ujar Elodie dengan nada riang. Cia yang duluan merespon. "Punya Cia yang mana, Bibi Cantik?"
"Ini, pilihlah!" Elodie membuka besar-besar kantongnya untuk anak perempuan itu lihat. Namun saat Ciara ingin mengambil, sebuah tangan lebih dulu menyambar es krim incaran gadis kecil itu.
"Cedric, jangan begitu!" tegur Elodie membuat sang putra cemberut.
Sementara Cia terdiam sejenak, lalu mengambil rasa yang lain. "Kekanakan!" ejek anak perempuan itu membuat Cedric mendelik.
"Kau!" Cedric kembali bangkit berdiri, anak itu sudah siap beradu jika saja Elodie tidak menengahi keduanya. Wanita itu duduk di tengah-tengah keduanya, lalu ikut makan es krim yang tersisa.
"Kenapa marah, hem? Kan kalian memang masih anak-anak."
"Siapa yang anak-anak? Aku sudah besar, Mommy." Cedric menggigit es krimnya dengan kesal. Padahal biasanya ia akan antusias memakan es krim, namun kali ini bersama Ciara terasa tawar dan tidak enak.
Sementara Ciara tertawa mengejek. "Kalau masih anak-anak ya anak-anak. Aku saja terima dibilang anak-anak."
Cedric langsung melompat turun dari duduknya. Anak itu menarik tangan sang ibu. "Mommy, aku mau pulang. Aku lelah, mau mandi, mau makan lalu mau tidur siang," ujar Cedric dengan wajah yang meyakinkan. Anak itu terlihat benar-benar lelah.
Elodie memandang Ciara. Anak perempuan itu memajukan bibir. Sebenarnya sopir keluarganya sudah lama menunggu, ia saja yang belum mau pulang. Paman yang ditunggunya juga belum datang-datang.
"Oh, itu mobil mamaku sudah datang. Terima kasih, Bibi Cantik. Kalian sudah mau menemaniku sampai dijemput." Ciara menunjuk asal sebuah mobil yang baru masuk ke halaman sekolah.
Elodie mengangguk sembari tersenyum, sementara Cedric mendengus dan memandang ke arah lain. "Sama-sama, Cia Cantik. Hati-hati, ya!"
Ketiganya sudah akan berpisah jalan sebelum Cia melihat seseorang yang keluar dari mobil yang baru datang itu. "Oh? PAMAN!" pekik anak perempuan itu sembari melompat kecil dan melambaikan tangan.
Pria itu langsung menoleh, lalu tersenyum dan membalas lambain. Atensinya jatuh pada Elodie yang menatapnya lurus-lurus.
"Axel," gumam Elodie yang membuat Cedric mendapat alarm berbahaya.
.
.
.
Gray itu setia loh, Guys. Haruskah aku memisahkan mereka? T_T
bukan utk d sakiti🤭
sbnarnya apa sih alasannya El kawin SM lakik model dajall itu
kyknya ada sngkut pautnya SM tmennya si El deh
trus si mertua ada dendam apa sama El ya smpai benci gitu
ksihan si el
emang siapa lagi yg pkai kekerasan dn TDK pyk pri kemanusiaan 😤🙄😒🤬😡😠🤭🤭
jgn mau d rendahkan muku🙄
punya Daddy g ada pendiriannya
tp buat gray kalang kabut biar nyaho😁🤭