Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.
Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.
Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 20 : Yang Kalah Pergi Merangkak
Sementara itu dari depan ruangan Zhao Yang, Gu Bei terus mengetuk pintu karena berpikir menantunya sudah tertidur. Dia tidak berhenti mengayunkan tangan sampai tiba-tiba terdengar suara "pyar" dari dalam ruangan. Sontak hal itu membuat keningnya mengerut, dan bertahap mendekatkan telinganya ke pintu.
"Zhao Yang. Kau baik-baik saja? Apa yang kau lakukan?"
Bersama dengan itu pintu terbuka oleh Zhao Yang. Gu Bei agak menjauhkan wajahnya, tapi masih mengerutkan kening sembari memperhatikannya dengan serius.
"Apa yang-- ...." Kalimatnya terputus saat melihat porselen yang pecah di samping jendela. Mata tertuju kepada Zhao Yang dan porselen itu secara bergantian.
"Apa saja yang kau buat di ruanganmu? Kenapa porselen itu bisa pecah?" tanya Gu Bei dengan nada terheran-heran.
"..."
Namun Zhao Yang hanya menggaruk tengkuk kepala. Cepat-cepat bertanya sebagai upayanya mengalihkan topik pembicaraan.
"Ayah ... Kenapa Ayah datang? Mungkinkah Ayah mau melihat surat yang aku buat?"
Mendengar ini Gu Bei seolah lupa dengan pertanyaannya barusan. "Memangnya sudah jadi? Mana-mana, tunjukkan padaku."
Jelas dia lebih tertarik dengan surat itu. Reaksinya membuat Zhao Yang terkekeh pelan sebelum masuk mengambil surat yang disimpannya dalam laci. Tidak begitu lama dia kembali lalu memberikan surat itu kepada Gu Bei.
"Jika Ayah pikir ada yang kurang aku bisa memperbaikinya."
Gu Bei masih diam mencermati surat tersebut. Setelah itu dia tersenyum sumringah. "Sudah-sudah. Ini sudah sangat baik. Kau kirimkan cepat."
Gu Bei lalu pergi. Zhao Yang menutup pintu dan berjalan ke ranjang. Niat hati ingin merebahkan tubuhnya tetapi malah teringat dengan gulungan teknik klan yang didapatkannya dalam lelang.
"Sampai lupa aku belum memeriksanya."
Zhao Yang bergumam. Meski tahu gulungan itu adalah teknik bertarung tingkat emas, dan warisan Klan Zhao, tetapi Zhao Yang tidak bisa mendeteksi jenis teknik bertarung itu sebelum membukanya.
Tanpa membuang waktu lebih lama Zhao Yang kemudian duduk bersila. Mengeluarkan gulungan teknik bertarung itu dan melemparnya ke udara.
Wooshh...
Gulungan mengambang dengan cahaya merah kekuningan melapisi setiap permukaannya. Di bagian atas, simbol unik yang sama seperti sebelumnya melayang memancarkan energi yang lebih kuat.
Zhao Yang lalu memusatkan Qi ke telapak tangannya. Fokus pada gulungan itu, dan ... "Bang!"
Suara ledakan teredam diikuti dengan simbol unik yang berbentuk lingkaran itu terbelah menjadi dua bagian. Itu adalah pertanda segel telah dinon-aktifkan. Namun belum selesai, karena setelah segel dibuka masih terdapat satu lapisan pelindung yang menutup gulungan itu.
Lapisan pelindung yang terlihat sangat kuat. Tetapi Zhao Yang sebagai keturunan Klan Zhao dapat menggunakan darahnya untuk menghilangkan pelindung tersebut.
Wooshh...
Gulungan langsung jatuh saat pelindungnya dihilangkan. Zhao Yang menangkap dan segera membukanya.
"Amarah Musim Semi"
Ketika membaca nama teknik itu Zhao Yang merasa pernah mendengarnya. Namun dia yakin belum pernah mempelajarinya.
"Jika tidak salah tetua pernah bilang Klan Zhao memiliki delapan teknik bertarung tingkat emas." Zhao Yang tiba-tiba memangut dagunya dengan serius.
Dua puluh tahun lalu, tepatnya saat mereka melarikan diri dari pulau, tetua berhasil mempertahankan dua gulungan yang telah diamankan. Setelah membalas dendam kepada empat keluarga bangsawan mereka mendapatkan kembali dua gulungan lain. Sekarang, satu gulungan didapatkan dalam lelang. Total sudah lima gulungan dan sisa tiga gulungan yang belum ditemukan.
Hmp...
"Aku yakin, sisa gulungan itu disimpan oleh kelompok-kelompok yang terlibat. Selama belum genap semua gulungan kembali, itu artinya masih ada musuh yang harus kami temukan." Zhao Yang mencengkram kuat gulungan itu dan melirik ke pecahan porselen di lantai.
"Seperti porselen itu, aku akan menghancurkan mereka semua dan membalas penderitaan penduduk Pulau Sungai Darah."
....
Malam berlalu dan hari berganti. Pagi hari itu, Zhao Yang mengikuti pertemuan rutin mingguan yang dilaksanakan di aula utama bersama anggota keluarga lain. Satu hal yang pasti dari pertemuan rutin, pembahasan mesti tidak jauh-jauh dari seputaran bisnis. Kali ini adalah rencana pengembangan area Dermaga Sungai Yuan.
Zhao Yang duduk di kursinya, dari awal hingga akhir tidak mengatakan apapun dan hanya diam menyimak semua orang bergantian memberikan gagasan.
Semua baik-baik saja sampai Gu Xun tiba-tiba bersikap sok akrab dan meminta Zhao Yang memberikan pendapat.
"Zhao Yang. Kau dekat dengan Ketua Hao Ming, katamu. Benar, bukan?"
Zhao Yang tidak langsung membalas perkataan Gu Xun karena melihatnya belum selesai dengan ucapannya. Membiarkan dia bicara sepuasnya.
"Kenapa tidak membujuk Paviliun Pedang agar mau membantu rencana pengembangan area dermaga? Mereka juga bisa mendapatkan keuntungan selama kontrak ditandatangani. Bagaimana menurutmu?"
Semua mata sekarang tertuju kepada Zhao Yang. Belum sempat membuka mulutnya, Gu Xun kembali berkata, "Kenapa? Kenapa kau diam saja?"
Yang semula bersikap sok akrab sekarang menatap dengan sinis.
"Kau tidak bisa melakukannya, bukan?" Gu Xun tertawa mencemooh. "Kalian sebenarnya tidak sedekat itu. Jika benar-benar dekat, Ketua Hao Ming pasti sudah datang setelah kau mengundangnya. Tapi coba lihat, sudah seminggu sejak surat itu pergi dan tidak ada tanda Ketua Hao Ming datang ke kediaman ini."
"Zhao Yang. Berhentilah membual. Jangan berbohong hanya untuk mendapatkan pengakuan kami."
Anggota keluarga lain, termasuk Gu Bei mulai berpikir hal yang sama dengan apa yang dikatakan Gu Xun. Tatapan mereka masih tertuju kepada Zhao Yang. Seolah ingin mendengarkan penjelasannya.
"..."
Gu Xingyu yang duduk bersebelahan dengan Zhao Yang melirik suaminya yang hanya diam. Berdehem pelan, lalu bertanya kepadanya. "Apa itu seperti yang dia katakan?"
"Kakak. Kenapa kau masih ingin mendengar jawabannya? Sikap diamnya sudah menjelaskan jika yang dikatakan sepupu itu benar."
Gu Xingyu menghiraukan Gu Yiwei dan masih menunggu jawaban Zhao Yang. "Jika kau hanya diam ayah dan yang lain akan menganggapmu berbohong. Setidaknya katakanlah sesuatu."
Melihat kekhawatiran yang ditunjukkan sang istri membuat Zhao Yang sedikit merasakan kepuasan. Mereka mungkin bukan seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tetapi hubungan mereka sekarang mulai menunjukkan perkembangan.
"Xingyu, aku tidak berbohong. Hao Ming akan datang hari ini."
Brak!
Saat itu Gu Xun memukul pegangan kursi dengan telapak tangannya. "Zhao Yang! Berhenti membual. Apa kau pikir semua yang ada di sini bodoh hingga tidak tahu yang kau katakan itu benar atau tidak?!"
Zhao Yang menaikkan alis. Menatap Gu Xun sembari balik mencibirnya. "Bagaimana jika yang kukatakan itu benar? Apa kau akan berjongkok dan keluar dari aula sambil merangkak?"
"Ka-kau ...." Gu Xun terlampau emosi sampai tidak bisa berkata-kata. Wajahnya memerah dan tatapannya terhunus tajam ke arah Zhao Yang.
"Baiklah! Aku terima tantanganmu," ucap Gu Xun berapi-api. "Aku akan keluar merangkak seperti katamu jika Ketua Hao Ming muncul di sini. Tapi, ...." Dia berhenti sejenak dan melanjutkan kalimatnya. "Tapi jika sampai tidak datang, kau yang harus berjongkok di depanku dan merangkak sejauh satu kilometer dengan bertelanjang dada."
"Gu Xun- ...." Kalimat Gu Bei terhenti saat melihat Gu Yi memberikan isyarat kepadanya.
"Kakak. Biarkan saja mereka. Lagipula Zhao Yang yang menantang duluan. Selama dua pihak setuju ini bukan suatu yang perlu dipermasalahkan."
"..."
Gu Bei kembali menurunkan tangannya dan menatap Zhao Yang. "Apa yang kau tunggu? Tarik kata-katamu sekarang." Itu yang dikatakan Gu Bei dalam benaknya dan berharap pesan itu tersampaikan kepada Zhao Yang.
Namun, Zhao Yang hanya bergeming dan terlihat percaya diri seolah seseorang yang mereka harapkan akan benar-benar datang.
"Haiss... Tidak disangka dia masih keras kepala. Jika dia mau mengaku salah Gu Xun pasti akan melupakan masalah ini. Dia hanya mempermalukan dirinya sendiri," ucap salah satu anggota keluarga di samping.
Di saat semua orang berpikir Zhao Yang akan benar-benar berjongkok dan merangkak satu kilometer, saat itu pintu aula tiba-tiba terbuka. Seorang penjaga masuk, dan kemudian memberi hormat setelah cukup dekat.
"Maaf Tuan Besar. Tamu dari Paviliun Pedang datang ingin bertemu."
"..."
lanjutkan lg ceritanya thorrrr