NovelToon NovelToon
After Office

After Office

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Office Romance
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Lanjutan Cerita Harumi, harap membaca cerita tersebut, agar bisa nyambung dengan cerita berikut.

Mia tak menyangka, jika selama ini, sekertaris CEO yang terkenal dingin dan irit bicara, menaruh hati padanya.

Mia menerima cinta Jaka, sayangnya belum sampai satu bulan menjalani hubungan, Mia harus menghadapi kenyataan pahit.

Akankah keduanya bisa tetap bersama, dan hubungan mereka berakhir dengan bahagia?

Yuk baca ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayo Menikah

"Kamu apa-apaan sih? Ini tuh masih jam kerja. Kamu harus profesional, dong!" protes Mia, setelah sebelumnya mendorong tubuh kekar kekasihnya. Pria itu menciumnya dengan brutal, dan tak memberinya jeda sejenak untuk bernapas.

Jaka memainkan lidahnya, guna membasahi bibirnya, "manis ..." gumamnya pelan. Dia menatap gadis di depannya. "Kamu yang buat aku kayak gini, lagian soal semalam, memang kenapa kalau aku meniduri kamu? Kamu kan pacar aku, bukankah wajar kalau kita tidur bersama." Katanya seraya mendekat kembali pada gadisnya, dia membelai rambut panjang yang sedikit berantakan karena ulahnya. "Mia ... Seperti yang aku bilang semalam, Kita ini sudah dewasa, bukan anak remaja yang kalau ketemu pacarnya, cuman pegangan tangan dan cekikikan nggak jelas." Terangnya.

Mia menepis tangan yang membelainya, dia menggeser tubuhnya selangkah ke samping, agar tak berhadapan lagi dengan kekasihnya. "Aku tidak akan melakukannya, selain bersama suami ku kelak." Katanya tegas.

Di tengah gempuran kehidupan bebas ibu kota, hingga saat ini, Mia bisa menjaga kesuciannya. Sama seperti dua sahabatnya, dia punya pemikiran kolot soal berhubungan intim sebelum menikah.

Mia ingat pesan Kusti, agar dirinya selalu menjaga kesuciannya, dan hanya memberikan hal itu, untuk suaminya. Dengan begitu sebagai seorang perempuan, akan memiliki nilai lebih, di bandingkan dengan perempuan pada zaman sekarang. Meskipun Mia bukan dari kalangan berada.

"Kalau begitu, ayo menikah." Jaka menatap gadis yang dicintainya dengan serius, tak ada sedikitpun keraguan di matanya.

"Hah ...? Nikah?" Mia bertanya, "Coba ulangi apa yang kamu katakan tadi?"

"Aku melamar kamu, aku mau kamu menjadi istri ku. Kita menikah." Tutur Jaka serius.

Mia menggeleng, "Aku nggak bisa." Tolaknya.

"Kenapa?" Ada kekecewaan di nada bicara Jaka. Dia tak menyangka, kekasihnya menolaknya tanpa pikir panjang. "Kasih tau aku, alasan logis, kenapa kamu menolak aku?"

"Cicilan ku masih banyak, aku ini tulang punggung keluarga, ada ibu dan dua adikku yang menggantungkan hidupnya pada ku." Mia mengemukakan alasan utamanya.

"Ada lagi alasan lain?" Jaka menaikan sebelah alisnya.

"Bukankah kamu akan dijodohkan? Bagaimana bisa sekarang kamu malah mengajakku menikah? Bagaimana dengan calon istri kamu yang akan datang tiga bulan lagi? Apa kamu akan melakukan praktek poligami? Kalau iya jelas aku nggak bisa." Mia berani mengungkapkan isi hatinya. "Aku bukan tipe perempuan yang suka berbagi cinta, aku ini cemburuan."

Mata Jaka melebar, dia terkejut dengan perkataan kekasihnya. Tapi dengan cepat dia mengubah ekspresinya, "Maka dari itu ayo menikah, supaya aku tak lagi dijodohkan."

"Sudah ku bilang, aku nggak bisa, aku ini tulang punggung keluarga, kamu ngerti nggak sih?" Mia mendengus kesal, sepertinya pria di depannya, tak paham maksudnya.

Jaka berusaha meraih wajah kekasihnya, tapi dengan cepat Mia menghindar. Jaka berdecak kesal, dia mundur selangkah, dan menatap perempuan di depannya dengan tatapan sulit diartikan.

Ditatap seperti itu, membuat Mia mulai dilingkupi rasa takut, apalagi ruangan tempat mereka berada, lumayan tersembunyi. Jadi akan sia-sia jika dirinya berteriak.

Ruangan yang luasnya seluas divisinya, memiliki dua ranjang ukuran singel, lemari pakaian tanpa pintu, sofa panjang dan meja kaca, juga satu pintu di sudut ruangan, yang kemungkinan adalah kamar mandi.

"Aku akan datang ke rumah kamu, dengan kakak ku mungkin sekitar dua pekan lagi. Aku akan melamar pada ibu kamu, dan sebulan lagi kita menikah. Aku juga mau, sebelum tiga bulan dari sekarang, kamu sudah hamil, sehingga tak ada alasan bagi mereka berbuat semaunya."

Mia menggeleng, "aku nggak mau." Mereka baru menjalin kasih belum sampai sebulan, tapi pria itu kenapa bisa memutuskan menikah? Bahkan mereka belum benar-benar mengenal karakter masing-masing.

"Aku masih bicara baik-baik, Mia. Aku nggak memaksa kamu, loh! Apa kamu mau aku hamili dulu, supaya kita bisa menikah?"

"Aku nggak mau, jangan paksa aku."

"Aku nggak akan paksa kamu, seandainya kamu setuju. Aku benar-benar benar serius sama kamu."

Mia menghela napas, "Mas, aku masih banyak cicilan, kalau aku menikah sekarang, bagaimana dengan kehidupan keluarga ku? Mereka masih membutuhkan aku."

Jaka maju satu langkah. "Tapi sampai kapan, sayang? Waktu aku tak banyak, aku hanya mau menikah, dengan perempuan yang aku cintai, sekali seumur hidup."

"Tapi Mas ..."

"Aku akan kasih waktu kamu untuk berpikir, Senin depan aku tunggu jawaban kamu," Jaka merengkuh tubuh kekasihnya, "Aku sangat mencintai kamu, sayang! sudah lama sekali aku memendam rasa pada kamu, dan aku berharap kita bisa bersama selamanya." Dia mengecup kening itu lembut, seolah ingin mengungkapkan betapa besar rasa cintanya.

Mia memejamkan matanya, begitu pria yang juga dia cintai, mendaratkan bibir pada keningnya. "Maaf sudah mengganggu waktu kerja kamu." Jaka melepaskannya. "Silahkan kamu keluar terlebih dahulu, aku mau di sini dulu." Dia memberikan bungkusan milik perempuan itu, dan membukakan pintu.

Sepeninggal Mia, Jaka mengambil ponselnya guna menghubungi seseorang, sepertinya dia membutuhkan bantuan.

***

Begitu tiba di ruangan divisinya, Mia memasang senyum, seolah tak terjadi apa-apa. Dengan riang dia membagikan potongan kue yang dibelinya di kedai kopi dekat lobi, Mia ingat rasa favorit dari kesemua rekan-rekan kerjanya.

"Wah ... Makasih Mi, sering-sering kalau gitu." Cetus Haris, usai menerima kue rasa mocca favoritnya.

Begitu juga Ringgo yang memiliki rasa kesukaan dengan Haris. Sementara Indah lebih menyukai rasa tiramisu dan Raisa menyukai rasa strawberry, sama seperti dirinya.

"Saya nggak dibagi, Mi?" Tanya Lukman yang datang bersama Leon, si manager pemasaran.

Mia menoleh, dia langsung memberikan kue rasa cokelat kesukaan atasannya. "Yah ... Pak Leon, nggak kebagian, gimana dong!" dia merasa tak enak.

"Nggak apa-apa, Mi! Saya udah dapat traktiran tempo hari kok." Sahut Pria Cindo berkemeja hitam penghuni divisi sebelah.

Mia mengernyit, "maksudnya, pak?"

Bukannya menjawab, Leon justru mengikuti Lukman memasuki ruangan, seraya melambaikan tangannya.

"Pak Leon kenapa rada aneh? Kalian tau, nggak?" tanya Mia pada dua rekan kerja pria di divisinya.

"Gue denger cuman acara antar manager doang, gue juga diajakin. Tapi Lo tau kan, bini gue maunya pulang tepat waktu." ujar Haris, sambil mengunyah kuenya. "Tanya Ringgo nih, Lo ikutan, kan?"

Yang ditanya justru menggelengkan kepalanya. "Pas udah mau jalan, Raina telepon kalau anak gue panas, ya udah gue balik, nggak jadi ikutan." Jelas pria yang memiliki jabatan sebagai asisten manager.

Mia jadi penasaran, tapi tidak enak untuk bertanya lagi pada manager pemasaran itu. Lebih baik dia kembali fokus dan segera menyelesaikan segala pekerjaan, agar bisa izin pulang lebih awal.

Jangan sampai dia lembur, dan berakhir terlambat menaiki kereta. Bisa-bisa sahabatnya mengomel dan berakhir liburan sendiri.

1
Hamsina Hamili
bagus
yanah~
Mampir kak 🤗💪
shevaqilaryan
langsung disergap sama si babang Jaka.....
jangan sampai di unboxing sebelum dimutasi y bang....
Siti Rohmawati
Luar biasa
Masdalifah FransisQa Pangesturi
knp dsni lama x y updatenya.. pdhl cerita dsblh udh update
Mareeta: aku biasanya malam updatenya yang ini
total 1 replies
Eni Yunani
selalu ku tunggu updattannya
Eni Yunani
selalu suka dengan karya author,, Mister asisten is my first love
Astried Wulandary
ceritanyaaa seruuuu, semangaaatttthor buat update ceritanya teruss 😍😍💪💪💪
Cece Jumi
kak udah kirim bunga Ama vote nya /Grin//Smile/
Mareeta: terima kasih banyakkkkk😍😍😍
total 1 replies
nabila anjani
Lanjut
Eni Yunani
lanjut othor
Sri haryani
semoga jaka yg daten
Sri haryani
langsung sosor aja ya ka /Facepalm//Facepalm/
Sri haryani
Orang-orang di sekita fero, kenapa sifatnya sama ya
Mareeta: ketularan 🤭
total 1 replies
Sri haryani
mampir ya Thor.... semoga gak kalah seru dari novel sebelumnya
Cece Jumi
ceritanya menarik dan selalu di tunggu up. ya
Cece Jumi
mampir dlu kak
Mareeta: terima kasih 🥰
total 1 replies
shevaqilaryan
Thor, kenapa g dilanjut di sebelah....

sisan belum up disini rajin banget up nya....
terimakasih Thor....
bunny cooky
seru banget, sama pokoknya kek novel2 othor yg lainnya 🤗
semangat 💪🏻
bunny cooky
mampir aku thor, nyampek jga di ceritanya mia sama pak jaka 😂 🤭
Mareeta: makasih banyak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!