Clarissa Tamara, seorang wanita cantik dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang pengusaha mapan, dan dia merupakan anak pertama dari keluarga itu.
Tapi kasih sayang ayah dan ibunya hanya tertuju kepada adiknya seorang, bahkan saat adiknya merebut tunangannya ayah dan ibunya malah membiarkannya dan mendukung hubungan mereka.
Rasa marah dan kecewa membuat Clarissa tak peduli lagi dengan keluarga, dia berusaha mati-matian mendirikan perusahaan miliknya untuk membalas dendam atas apa yang di lakukan oleh keluarga.
Dan untuk mengobati rasa sendiri nya, tak sengaja dia bertemu dengan seorang pria gelandang berwajah tampan.
Tanpa tahu indentitas aslinya, Clarissa membawa pria itu ke rumahnya dan menjadikannya pria penghangat ranjangnya.
Tapi bagaimana jika Clarissa mengetahui identitas pria itu, apa yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Identitas misterius.
Clarissa dengan langkah elegan berjalan memasuki perusahaan miliknya, para karyawan di perusahaan pun langsung berbaris saat melihat Clarissa dan menundukkan kepalanya mereka.
Clarissa hanya tersenyum sambil sambil terus berjalan, hari ini akan ada pertemuan dengan Perusahaan Domino Group.
"Bagaimana apakah mereka sudah datang?" Tanya Clarissa kepada asistennya.
"Belum, mungkin mereka masih di jalan." Jawabnya.
"Baiklah, kau sudah siapkan tempat pertemuan?" Tanya Clarissa.
"Sudah, kami sudah menyiapkan semua nya." Jawabnya lagi.
"Baguslah, berikan aku dokumen untuk kerja sama itu, aku juga harus memahami semua nya." Ucap Clarissa.
Kemudian asistennya langsung memberikan apa yang Clarissa inginkan, sambil berjalan Clarissa melihat isi dokumen tersebut.
Kemudian Clarissa pun segera masuk ke dalam ruangan miliknya, di sana dia membaca semua halaman dokumen tersebut.
"Bu Clarissa.." Panggil seseorang.
"Ada apa?" Tanya Clarissa.
"Perwakilan dari Domino Group sudah datang, dan mereka langsung di arahkan ke ruang pertemuan." Ucap nya.
"Baiklah saya ke sana sekarang." Jawab Clarissa.
Kemudian Clarissa dengan langkah anggun berjalan menuju ruang pertemuan, di sana sudah ada beberapa orang telah menunggu Clarissa.
"Maaf, atas keterlambatan saya." Ucap Clarissa.
"Tidak apa-apa, Nona Clarissa." Jawab Vino sambil tersenyum.
Clarissa pun tersenyum kemudian dia menjabat tangan orang-orang yang ada di ruangan itu, setelah itu Clarissa pun langsung membicarakan tentang kerja sama proyek hotel di Bandung dengan perusahaan Domino Group.
"Apa anda yakin jika hotel itu akan menjadi tempat yang ramai?" Tanya Vino.
"Tentu, karena saya telah meninjau lokasi pembangunan hotel itu. Dan lokasi nya sangat strategis." Jawab Clarissa.
Vino hanya menganggukkan kepalanya, sebenarnya dia tak peduli dengan proyek ini. Karena diri nya memiliki rencana sendiri.
"Jadi bagaimana?" Tanya Clarissa.
"Tentu, kami akan sangat senang bisa bekerja sama dengan Caterpillar Group." Jawab Vino langsung.
"Baiklah, Terimakasih." Jawab Clarissa sambil tersenyum.
Dia tak menyangka jika pertemuan nya ini akan sangat mudah, biasanya para investor akan sangat susah untuk di rayu dan di bujuk.
Kemudian Vino segera menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan milik Clarissa.
"Setelah kerja sama ini, mungkin kita akan sering bertemu nona Clarissa." Ucap Vino.
"Tentu Pak Vino." Jawab Clarissa.
Setelah mengatakan hal itu, Vino pun segera pergi meninggalkan perusahaan milik Clarissa. Dan Clarissa pun segera kembali ke ruangan miliknya, di dalam benak nya dia masih tetap memikirkan Brian.
Kemudian Clarissa langsung menelepon salah satu temannya, dan menyuruhnya untuk mencari informasi tentang Brian, tak lupa Clarissa pun memberi foto Brian.
Setelah menunggu hampir 2 jam tiba-tiba telpon nya berbunyi.
"Bagaimana?"
"Sorry, Clarissa. Aku tak menemukan informasi apapun tentang orang itu."
"Bagaimana bisa?"
"Entahlah, tapi indentitas di sembunyikan dan aku tak bisa membobolnya."
"Kenapa bisa seperti itu?"
"Entahlah, tapi menurut ku mungkin orang itu berbahaya. Dan kau harus berhati-hati dengan nya."
"Baiklah.."
Kemudian panggilan pun terputus, Clarissa masih terus bertanya-tanya siapa sebenarnya Brian. Kenapa pria itu sangat misterius.
"Tapi bagaimana jika dia adalah orang yang sangat berbahaya?" Gumam Clarissa.
Tak beberapa lama dari itu ponsel Clarissa pun berdering dan di lihatnya Brian yang menelpon dirinya.
"Dimana kau?"
"Aku di kantor."
"Siapa yang mengizinkan mu untuk keluar dari rumah ku."
"Heh? Aku memiliki urusan ku sendiri, bisnis ku sendiri. Jadi kau tak bisa menahan ku.."
Kemudian Clarissa langsung mematikan ponsel milik nya, entah kenapa hari ini dia sangat kesal kepada Brian. Karena rasa penasaran Clarissa yang tak kunjung bisa terjawab membuatnya menjadi emosi jika mengingat Brian.
Karena tugasnya di perusahaan sudah selesai, Clarissa langsung menelpon supir pribadinya dan menyuruhnya untuk menjemput nya di perusahaan.
Hari ini Clarissa akan pulang ke rumah, karena sudah beberapa hari dia belum pulang. Dan Clarissa pun ingin melihat paman dan bibinya.
"Bu Clarissa, supir yang menjemput anda sudah tiba di depan perusahaan." Ucap seorang karyawan.
"Baiklah." Jawab Clarissa.
Kemudian Clarissa pun segera bangkit dari tempat duduknya, dia berjalan dengan elegan melawan para karyawan yang melihatnya dan membungkuk badan mereka.
Kemudian supir pribadi Clarissa pun langsung membukakan pintu mobil untuk Clarissa.
"Terimakasih.." Ucap Clarissa sambil masuk ke dalam mobil.
"Sama-sama, Nyonya." Jawabnya sambil tersenyum.
Kemudian Mobil pun segera melaju dengan perlahan di jalanan kota Jakarta yang macet, Clarissa hanya diam sambil melihat ke luar kaca mobil.
Tak beberapa lama mobil yang di tumpangi Clarissa pun sampai di rumah mewah milik nya. Dan saat Clarissa turun dari mobil, Clarissa langsung di sambut hangat oleh para pelayan rumahnya yang sudah dia anggap seperti keluarga nya sendiri.
Begitu juga paman dan Bibi Clarissa, yang sudah menyambut kedatangan Clarissa.
"Bibi bagaimana keadaan mu?" Tanya Clarissa.
"Bibi mu sudah membaik." Jawab Pak Salim.
Tapi Clarissa melihat wajah bibi nya itu, terlihat seorang orang yang tak bernyawa. "Ada apa dengan Bibi?" Tanya Clarissa.
"Emm.. Bibi mu mempunyai sedikit gangguan mental. Dan waktu itu sudah sembuh, tapi mungkin karena kejadian kemarin mentalnya terguncang lagi." Jawab Pak Salim.
Clarissa pun merasa bersalah karena orang yang telah melakukan hal itu adalah ayahnya sendiri.
"Maafkan aku, Paman." Ucap Clarissa.
"Kenapa kau meminta maaf?" Tanya Pak Salim.
"Karena ini semua karena salah ayah ku, dan aku sebagai anak nya mewakili nya untuk meminta maaf." Jawab Clarissa.
"Tidak apa, Clarissa. Paman sudah memaafkan." Jawab nya.
Clarissa pun tersenyum, Paman nya merupakan orang yang sangat baik berbeda dengan ayahnya.
"Clarissa, Paman dan Bibi akan kembali ke Amerika." Ucap Pak Salim.
"Kembali ke Amerika?" Tanya Clarissa dengan wajah yang terkejut.
"Iya, dan kami mohon sampaikan permintaan maaf kepada Ibu. Karena kami tak bisa berlama-lama dan tak bisa mengunjungi nya." Jawab Pak Salim.
"Baiklah, Paman." Jawab Clarissa.
"Terimakasih, Clarissa."
"Sama-sama, Paman."