Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19 apa yang sebenarnya terjadi
Agnetta tidak bisa menggerakan badan nya, ia tidak tau kenapa, tapi ia bisa melihat dengan jelas dari sisi netta saat ini.
Sekarang dia, Silas dan juga Robert sedang bersama, bermain dan juga berkumpul, dan bercanda bersama.
Dalam ingatan nya, mereka bertiga sudah bersahabat dari sekolah Dasar, karena memang rumah mereka saat itu berdekatan.
Dan yang membuat Agnettta kaget adalah, orang tua netta begitu menyayangi nya dan yang paling mengejutkan nya lagi.
"Kakak." teriak seorang remaja laki-laki pada nya.
Iya! Dia memiliki adik laki-laki.
"Gerii,jangan lari, nanti kamu jatuh. "Ucap seorang pria yang datang mendekati mereka.
" ayah, hehe, Geri rindu kakak soalnya. "Ucap Geri sambil mendekati ayah nya.
"Ay-ayah." gagap Agnettta dalam raga netta.
"Kenapa sayang, sini duduk. " ajak pria itu lembut.
Agnettta mematung, tapi raga nya berjalan bahkan memeluk sosok pria itu erat.
Rasanya hangat, membuat jiwa Ziva ingin menangis rasanya.
"Sudah pulang sayang. " ucap lembut seseorang yang baru datang dari arah dapur.
"Bundaa, gerii mau buah. " ucap Geri pada perempuan itu.
"Ini, bunda sudah siapkan untuk kalian. " ucap nya lembut.
Ziva menangis dalam raga agnetta, keluarga ini sangat indah, harmonis dan penuh dengan kehangatan.
Agnetta bahkan bermanja dan bercanda bersama-sama dengan keluarga itu, tapi satu yang pasti.
Apakah mereka keluarga agnetta?
Lalu siapa yang ada di rumah nya di masa depan nanti?
Karena mereka sangat berbeda, dari wajahnya dan perilaku nya, bahkan sosok Geri menghilang? .
Dan bahkan jika agnetta, Robert dan juga Silas bersahabat, kenapa mereka asing, bahkan seolah tidak saling mengenal?.
'Kapan alur Novel ini berubah. 'Batin Ziva.
Waktu berganti, sangat cepat, bahkan saat jiwa Ziva berkedip ia sudah berada di tempat berbeda.
Sekarang dia berada di bandara menangis dengan memeluk Robert erat, di sisi nya juga ada Silas.
"Kenapa kamu jahat sekali, meninggal kan kita. " tangis Agnetta terdengar di bandara itu.
"Maaf kan aku yaa, nanti kita bakal bareng-bareng lagi ko. " ucap Robert menenangkan.
"Kapan." tanya agnetta sambil menatap Robert.
"Aku hanya dua tahun di AS nanti, dan kita bakal bareng-bareng lagi, saat kita kuliah nanti. " jelas Robert.
"2 tahun sangat lama. " keluh Netta.
"Kita bisa berkunjung nanti. " ucap Silas sambil mengelus bahu Netta.
"Benar, aku akan menanti kan kalian nanti. " ucap Robert.
"Dan Silas, jaga Netta, jangan biarkan dia berkeliaran sendiri. " ucap Robert pada Silas.
"Berkeliaran apa nya, emangnya aku hewan. " keluh Netta.
"Hehe emang, kamu kan kelinci kesayangan kita. " ucap Robert tertawa.
"Menyebalkan." keluh Netta.
"Cepat kembali. " ucap nya sambil memeluk kembali Robert.
"Tentu, jaga diri kalian. " ucap Robert tersenyum.
Ziva terdiam, alur nya benar-benar berubah, atau apakah ini kehidupan di luar alur nya?.
Mata nya kembali terpejam, lalu kembali terbuka, dan dalam sekejap ia kembali berada di situasi yang berbeda.
Ia berada di dalam kamar nya, sedang menelpon Robert sambil tiduran dari ranjang nya.
"Aku ingin memberi tau mu sesuatu. " ucap Netta.
"Ada apa? " tanya Robert di sebrang telpon.
"Hehe, aku seperti nya menyukai Silas. " ucap Netta malu-malu.
Robert diam, mungkin karena terkejut atau ada hal yang lain yang membuat nya terdiam.
"benarkah." Jawab Robert Dengan nada sedikit lirih.
"Iya, tapi kamu jangan memberi tau nya dulu, ini rahasia. " ucap netta pada Robert.
"Tentu." ucap Robert.
Netta kembali ber telponan dengan Robert hingga larut malam, bahkan tertidur dengan panggilan yang belum berakhir.
"Jika Silas bisa membuat mu bahagia, aku juga akan bahagia netta, dan aku akan berusaha menghilang kan perasaan cinta ku pada mu. " terdengar suara Robert yang amat lirih di sebrang telpon.
Tapi agnetta tidak mendengar nya karena dia sudah tertidur dengan nyenyak tapi tidak dengan jiwa Ziva.
'Robert mencintai netta? 'Batin Ziva terkejut.
Ziva kembali menutup matanya saat angin dingin menerpa nya, lalu kembali membuka mata nya pelan.
Situasi nya sekarang kembali berbeda, dia berada di sebuah taman dengan Silas tapi yang membedakan Silas terlihat acuh karena memperhatikan seorang gadis cantik di sebrang taman.
"Kamu sedang melihat apa. " tanya Agnetta pada silas.
"bukan apa apa, ah netta aku ke toilet dulu ya. " ucap Silas.
Agnetta menganggukan kepala nya, dan duduk diam sambil memakan makanan yang ia beli.
Tapi jiwa Ziva bisa keluar dari rahasia agnetta saat itu, jiwa Ziva akhirnya bisa mengikuti kemana Silas pergi.
Ia melihat Silas bukan ke kamar mandi, tapi menemui seorang gadis yang duduk sendirian di taman itu.
'Dia kan Michelle! 'Kaget Ziva.
"Hay." ucap Silas tersenyum.
"Hay juga. " ucap Michelle lembut.
"Siapa nama mu. " tanya Silas.
"aku Michelle, kamu. " tanya nya.
"Silas Frederick, dan ingat selalu nama ku ya. " ucap Silas tersenyum.
Michelle terkekeh lalu mengangguk pelan, mereka mengobrol ringan bahkan Bertukar no telpon masing-masing.
Jiwa Ziva kembali pada raga agnetta dan ia sudah tidak duduk lagi di kursi taman, tapi di balik pohon sambil menatap Silas dan juga Michelle.
"Dengan siapa dia mengobrol. " ucap agnetta pelan.
"dia terlihat bahagia sekali. " gumam nya lirih.
Agnetta mengirim pesan pada Silas dan menanyakan di mana, dan apa yang Silas balas membuat agnetta terkekeh kecil.
'Aku pulang duluan karena ada urusan, maaf tidak mengabari mu, jadi kamu bisa pulang sendiri kan. '
Isi balasan Silas membuat netta sedikit berfikir, apakah pemuda itu tertarik pada gadis di sana.
Mata Ziva kembali terpejam, dan saat kembali terbuka ia sekarang berada di halte bis.
Ia mengeratkan jaket nya kedinginan, karena sekarang sedang hujan, netta menelpon Silas untuk menjemput nya.
"Hallo." ucap netta saat silas mengangkat telpon nya.
"Hallo ini siapa. " ucap seseorang di sebrang telpon, netta menatap no yang ia panggil, takut nya dia salah orang, tapi ini benar no nya Silas.
"Kamu... Siapa. " tanya Netta lirih.
"Ah aku... Hey sedang apa. " ucap seseorang di sebrang telpon terpotong saat suara Silas terdengar.
"Ah ini, ada yang menelpon. " ucap gadis itu menyerah kan telpon nya pada Silas.
"Siapa." suara Silas terdengar lembut pada gadis di samping nya itu.
"tidak tau, lihat saja. " ucap gadis itu.
"Oke, eh.. Netta ada apa. "Ucap Silas suara pemuda itu terdekat berbeda saat mengobrol dengan nya.
Deg.
Hati nya terasa sakit, Silas nya sudah berbeda sekarang, sudah hampir 6 bulan hubungan mereka merenggang karena orang baru.
" Silas, bisa tolong aku.. Aku lagi di halte bus dan di sini hujan... "Ucap netta dengan suara serak menahan tangis.
"Aku... Silas di luar hujan ternyata, kamu tinggal dulu aja di sini.. " terdengar suara gadis itu lagi memotong ucapan Silas.
"Iyaa... Aku tidak bisa Neta, hubungi saja orang lain, aku sibuk. "Ucap Silas lalu dia langsung mematikan panggilan nya.
Deg.
***