Nita merasa sangat terpuruk saat tahu kekasih dan sahabatnya telah mengkhianatinya, akhirnya dia terpaksa menerima perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Nathan Gabriel adalah pria yang di jodohkan dengan Nita. Demi menghormati ibunya, Nathan menerima Nita sebagai istrinya tetapi pernikahan mereka hanya akan berlangsung selama setahun.
Mereka akan bercerai karena kekasih Nathan kembali dari luar negeri. Nathan akan menikah dengan kekasihnya tersebut.
Setahun kemudian, setelah sidang perceraian baru saja usai, Nita mengatakan perasaannya pada mantan suaminya itu bahwa ia mencintainya.
Bagiamana tanggapan Nathan setelah mengetahui perasaan Nita?
Lima tahun kemudian, Nathan bertemu kembali dengan Nita yang kini sudah tampil sangat berbeda. Bertemu dengan mantan istri yang dulu mencintainya, bagaimana sikap Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menunggu
Happy Reading.
Duk!
Plak!
"Aduh! Ra! Kepala gue kenapa pukul!" seru Aris mengusap kepalanya yang terkena tonyoran dari bogeman mentah Rara.
"Lo bisa gak sih bersikap normal!" seru Rara berkacak pinggang.
Membuat Aris menggaruk belakang kepalanya. "Gue gak normal gimana, Ra? sikap gue yang nyium lo secara terpaksa?"
Rara benar-benar emosi kali. "Kenapa lo bilang gak mau denger nama Nana lagi? Diakan calon istr..!!"
"Stop! Dia bukan siapa-siapa gue lagi, dia cuma sampah yang gak berguna!" Rara memukul lengan Aris karena mengatai calon istrinya seperti itu.
"Hei, bentar lagi kalian menikah!"
"Gak, gue gak akan nikah kecuali sama elo, gue maunya elo, Ra! Sejak dulu sampai sekarang cuma lo wanita yang gue cinta, dan jangan sebutin wanita jal*ng itu lagi di depan gue!" ucap Aris dengan mata yang tajam seakan meluapkan segala emosinya saat ini.
Dia sama sekali tidak merasa sakit hati karena telah di bohongi oleh Nana, tapi lebih kecewa dengan dirinya sendiri.
Sedangkan Rara mengerutkan keningnya, merasa kalau Aris dan Nana sedang ada masalah tapi Aris tidak mau bercerita.
"Kalau lo gak mau cerita, gue pulang sekarang!" Rara berjalan mengambil tas nya yang ada di atas meja.
Aris yang melihat hal itu langsung menarik tangan Rara dan memeluknya. "Jangan tinggalin gue, Ra! Gue butuh elo!" Rara menghela napas.
"Kalau lo butuh gue, terus gue di sini suruh ngapain, kalau lo gak mau cerita tentang masalah yang sedang lo alami! Mending gue pulang!" sentak Rara.
"Gak, gak boleh, gue bakal cerita, tapi lo harus ada untuk gue, malam ini lo sama gue, ya? Gue bener-bener butuh temen!" ucap Aris dengan tatapan sendu.
Rara sempat berpikir, mungkin memang mantan yang kini jadi sahabatnya ini butuh teman untuk curhat.
"Kalau gitu gue telepon Nita dulu, suruh mampir ambil tas gue di butik!" Aris mengangguk.
Kemudian dia mengajak Rara duduk di sofa dan langsung merebahkan kepalanya di pangkuan Rara.
Rara tidak protes, dia langsung menghubungi Nita dan menyuruh adiknya itu untuk mampir ke butik mengambil tasnya yang ada dompet dan surat-surat penting, tadi Rara hanya membawa tas kecil untuk meletakkan ponsel dan hand sanitizer.
Sepertinya dia akan pulang malam, mengingat Aris sepertinya memang butuh teman untuk bersandar.
###
Nita keluar dari butik setelah mengambil tas Rara yang berada di ruang kerjanya. Dia pun tidak lupa mengunci pintu butik yang memang sudah tutup sejak jam 4 tadi. Nita memang memiliki kunci cadangan butik karena ia jadikan satu dengan kunci rumah.
Saat memasuki mobil, tiba-tiba ponselnya menyala dan bergetar. Ada sebuah pesan masuk dari nomer yang tidak dikenal.
'Bisa kita bertemu, ada yang ingin aku bicarakan denganmu, penting! Silvia!"
Nita sedikit terkejut melihat pesan itu yang ternyata dari mantan kekasih Nathan.
Nita tahu pasti saat ini akan terjadi, Silvia akan menginterogasi Nita atau mungkin menyuruhnya mengembalikan Nathan.
"Huh, mengembalikan! Saat ini Nathan bahkan bukan siapa-siapa ku!" gumam Nita.
Akhirnya Nita membalas pesan tersebut dah kali ini ingin tahu, permainan apa yang sedang Silvia rencanakan.
###
Sudah tiga hari Nathan di rawat di rumah sakit karena kecelakaan tunggal yang dialaminya.
Selama itu pula orang tuanya tidak pernah datang menjenguk karena memang Nathan menyembunyikannya dari Papa dan Mamanya.
Dia tidak mau orang tuanya khawatir kalau sampai tahu Nathan kecelakaan. Pasti akan menghebohkan sang Mama yang sangat menyayangi putra semata wayangnya tersebut.
Masalah di kantor sudah Nathan serahkan pada Azam dan sekretarisnya. Papa dan Mamanya juga sering keluar Negeri.
Nathan menatap pintu ruang rawatnya yang terbuka, sejak kemarin sore dia tidak melihat Nita dan hal itu benar-benar membuatnya rindu.
"Kenapa baru mendatangi ku sekarang?" tanya Nathan melihat seorang dokter wanita masuk.
"Maaf, Pak!" Nathan melongo melihat siapa yang datang ke ruang rawatnya.
Ternyata Nathan salah orang, yang datang bukanlah Nita, melainkan seorang dokter lain yang juga masih terlihat muda.
"Bapak Nathan, sekarang sudah saatnya memeriksa keadaan Bapak, kalau sudah membaik, hari ini bapak sudah diperbolehkan pulang," ucap dokter tersebut.
"Dok, apa dokter Nita tidak dinas?" tanya Nathan.
Dokter itu berhenti memeriksa kondisi tekanan darah Nathan dan memandang wajah pria tampan di hadapannya.
"Hari ini jadwalnya dokter Nita untuk jaga malam, jadi saya yang akan memeriksa anda, Pak," jawab dokter itu tersenyum.
'Duh, Bapak Nathan benar-benar tampan, ya? Aku mau kalau jadi dokternya dan memeriksanya tiap hari,' batin dokter tersebut sambil tersenyum manis.
Nathan sendiri kecewa ketika tidak bisa melihat Nita hari ini, dia tahu kalau mungkin memang sudah saatnya Nita jaga malam.
"Apa saya boleh pulang hari ini, dok?" tanya Nathan menatap dokter tersebut.
"Eh, i-iya, bapak boleh pulang hari ini, jahitannya juga sudah kering, nanti jadwal kontrol tiga hari lagi untuk melepaskan jahitannya," Nathan mengangguk paham.
Nathan memutuskan untuk menghubungi Azam untuk mengurus semuanya, rencananya dia juga akan menghubungi Nita dan menanyakan di mana keberadaannya sekarang.
"Halo, Zam! Hari ini aku akan pulang, siapkan semuanya, dan tolong urus segera administrasi nya."
"Baik, Pak!"
Setelah mengakhiri panggilannya dengan Azam, pria itu mencari kontak Nita dan mengirim pesan untuknya.
"Ta, kamu dimana? Aku kangen."
Pesan terkirim.
Nathan masih menunggu pesan balasan dari Nita.
Bersambung.
Jangan lupa baca novel terbaru ku yang judulnya Kekasih Gelapku