Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ANINDITA TIDAK PERCAYA
Dika yang sudah mulai mabuk tidak melakukan perlawanan ketika dua penjaga menggiring nya keluar.
" Kalian mau bawa aku ke mana ?" Suara Dika sudah linglung.
Dua penjaga tidak menjawab, mereka menggiring Dika sesuai perintah Tuan Lesmana.
Dan begitu keluar melewati pintu gerbang, Dika shock melihat beberapa polisi. Dia ingin kabur meskipun tidak tahu apa alasan ada polisi disana. Namun karena dalam kondisi mabuk. Dika cepat tertangkap, ia dimasukkan ke dalam mobil polisi.
" Lepaskan aku!!! Kalian mau bawa aku kemana ?" Dika berontak.
Polisi-polisi itu tidak ada yang menjawab, mereka tahu jika Dika mabuk. Jadi percuma menjelaskan.
Donita menyaksikan itu semua, ia tersenyum puas kemudian berbalik untuk menemui Lindu dan istrinya yang masih berada di atas podium mendampingi Anindita dan Antonio.
Dengan penuh percaya diri dia mendekati Yunita lalu membisikkan sesuatu.
Raut wajah Yunita langsung berubah, Lindu jadi bingung melihat ekspresi wajah istrinya.
" Ada apa ?"
Yunita tidak menjawab ia mengangkat kain jarik yang membungkus indah kaki nya lalu berjalan cepat turun dari podium. Lindu penasaran, ia melirik Donita yang tengah tersenyum mengejek. Hati Lindu tak tenang, gegas ia mengikuti sang istri.
Anindita pun kebingungan, kedua orang tuanya turun sebelum waktunya. Apakah ada kondisi darurat ? Tapi apa?
Namun perhatian Anindita teralihkan oleh tamu yang ingin bersalaman dengan nya. Terpaksa Anindita menyambut kedatangan para tamu terlebih dahulu.
" Pa... Mana Dika?" Yunita celingukan keluar pekarangan, ia tidak menemukan putranya lalu bertanya kepada Tuan Lesmana yang masih duduk lemah disana.
" Pa... Jawab pertanyaan ku!!" Desak Yunita tak sabar.
" Nyonya, harap bersabar... Tuan muda sedang dibawa oleh polisi." Pak Aji menjelaskan.
" Apa?!!"
Lindu shock mendengar jawaban Pak Aji, Tuan Lesmana sontak menoleh. Ia semakin tertekan dengan kehadiran putranya.
" Apa maksud mu Ji? Kau bilang apa barusan ?" Lindu ingin mendengar kembali penjelasan Pak Aji, ia mungkin salah dengar saja.
Pak Aji diam, sebab Tuan Lesmana menggenggam pergelangan tangannya dengan erat.
Rudi, Ratu dan Putra yang merasa penasaran karena melihat Lindu turun dari podium turut datang mendekat.
" Ada apa ini ?" Tanya Rudi.
" Aji!!! Jawab !!! Kenapa diam?!". Lindu meninggikan suaranya.
" Lindu... " Tuan Lesmana mencoba menenangkan Lindu. Tapi semakin Pak Aji diam, Lindu semakin emosi.
" Jawab Ji!!!" Lindu menarik kerah baju Pak Aji, Rudi cepat melerai.
" Kak, sabar Kak.. Sabar..."
Sedangkan Yunita sudah tidak tahan lagi menahan emosi di dada, ia menangis sesenggukan. Ratu merangkul bahu Yunita dan mencoba menenangkan nya.
" Aji!!! Cepat jelaskan padaku, Apa maksud mu barusan ? Hah!!!" Lindu tetap memaksa Pak Aji, meskipun sekarang sudah mulai tenang.
" Ummm" Pak Aji melirik Tuan Lesmana, sang majikan akhirnya mengijinkan Pak Aji bicara.
" Maaf Tuan Lindu, Tuan muda Dika baru saja ditangkap polisi "
" Apa?!!!"
Lindu membeku, ia tidak bisa mengatakan apapun, Apalagi bila teringat akan ucapan Dito? Mungkinkah hal ini disebabkan wanita yang dimaksud Dito?
Tiba-tiba seseorang muncul...
" Permisi..."
Semua orang menoleh, Yunita yang masih sesenggukan sontak kaget melihat orang yang baru saja datang.
" Selamat malam... Bagaimana kabar mu Yun?"
Semua menoleh ke arah Yunita yang menegang. Yunita tidak mengatakan apa-apa.
" Kenapa kamu tidak memberi tahu ku jika Anindita akan menikah ? Siapa yang menjadi wali nya?" Lanjut Pria itu seolah tidak perduli dengan keadaan sekitar.
" Kau siapa ?" Lindu maju untuk bertanya, dia tidak terima ketika pria yang tidak ia kenal mempertanyakan siapa yang menjadi wali anaknya.
Pria itu tersenyum sembari mengulurkan tangannya.
" Saya Rico, Ayah biologisnya Anindita."
Kepala Lindu seakan membesar, darah nya berdesir panas namun detak jantungnya melemah. Rasa sakit muncul di dada, Lindu memegang dadanya. Paru-paru semakin mengecil, udara yang masuk semakin sedikit. Mata terasa berkunang-kunang, Lindu roboh seketika itu juga.
" Maaasss!!!" Pekik Yunita, ia orang yang paling dekat posisinya langsung memeluk Lindu.
Tuan Lesmana menunduk dalam, dia kini tidak berdaya untuk melakukan sesuatu yang akan melindungi keluarga nya. Semua sudah terkuak.
Donita tersenyum penuh kemenangan sambil melipat kedua tangannya di dada. Pertunjukan ini sungguh memuaskan, meskipun rencana nya untuk Dito gagal total.
" Kau sudah bekerja keras Riyan." Ungkap nya kepada sang supir, Riyan mengangguk senang. Pasti sebentar lagi dia akan menerima imbalan yang bagus dari sang majikan. Karena sudah menyelesaikan misinya dengan sempurna.
****
Begitu acara selesai, Anindita mencari kedua orang tuanya yang tidak pernah kembali ke atas podium setelah turun.
Ia bertanya kepada para pelayan, namun mereka menjawab tidak tahu. Sebab kejadian itu memang tidak diketahui oleh orang apalagi para tamu undangan.
" Tante.. "
Begitu melihat kelibat Donita, Anindita langsung menyerukan namanya. Donita menoleh, ia mengurai senyum miring.
" Ada apa sayang ?"
Balasan Donita sedikit membingungkan, tidak pernah sekalipun Donita bersikap baik seperti ini.
" Tante liat Papa sama Mama nggak ? Kak Dika juga nggak kelihatan ?" Anindita tetap celingukan.
" Oh Dika?? Tadi Tante liat dia naik ke mobil polisi. Kalau kedua orang tua mu seperti nya pergi ke rumah sakit. " Jawab Donita sembari senyam-senyum.
" Apa? Ngapain Kak Dika naik mobil polisi ? Lalu kenapa Papa sama Mama pergi ke rumah sakit ?" Tanya Anindita lebih lanjut.
" Kalau Dika ?? Emang dia ditangkap polisi. Kalau kedua orang tua mu, katanya sih bapak kandung mu datang. Terus Lindu shock dan terkena serangan jantung."
Donita menjelaskan tanpa perasaan. Anindita membeliak. Dia sedikit menggeleng sebab tidak percaya sama sekali.
" Tante pasti bohong kan?" Anindita menolak untuk percaya, mana mungkin itu benar-benar terjadi. Yah! Semua yang dikatakan oleh Dara benar-benar terjadi.
" Nggak percaya ya sudah." Donita melengos pergi.
Anindita membeku, berkali-kali dia menggelengkan kepalanya berusaha untuk tidak percaya. Namun ucapan Donita sangat meyakinkan.
Tiba-tiba Tuan Lesmana muncul, dia tengah melayani tamu undangan yang berpamitan pulang. Cepat Anindita menghampiri sang Kakek.
Tapi karena terlalu banyak orang, Dia menahan diri. Dan turut melayani para tamu. Hati Anindita sedikit tenang dan yakin jika semua baik-baik saja. Buktinya para tamu seperti biasa saja.
Setelah tamu mulai sepi, Anindita mendekat.
" Kek... "
Tuan Lesmana sedikit tidak menoleh, meskipun dia sudah tahu Anindita bukan cucunya. Namun ketika bertemu langsung dengan pria yang mengaku Ayah biologisnya, hati Tuan Lesmana sangat sakit.
" Papa dan Mama kemana ? Kak Dika juga nggak ada ?" Suara Anindita menyayat hati seorang pria tua yang sangat menyayanginya.
" Nona, Sebaiknya anda masuklah ke kamar pengantin. Kasian suami anda menunggu " Pak Aji mengalihkan pembicaraan.
" Nggak ! Aku harus ketemu sama Papa, Mama dan Kakak. " Bantah Anindita.
" Cepat masuk ke kamar mu Anin!!!" Tiba-tiba Tuan Lesmana menggertak dengan suara lantang.
Anindita terkesiap...
" Besok kau akan bertemu dengan mereka !" Lanjut Tuan Lesmana, Anindita membatu. Ia tidak pernah sama sekali dibentak oleh Tuan Lesmana karena dia adalah cucu perempuan satu-satunya yang diperlakukan spesial oleh sang Kakek.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara