Tak di sangka tak di duga,mereka yang dulu awalnya bermain bersama,bersekolah di sekolah yang sama kini menjadi sepasang suami istri.
Namun bukan restu yang menghalang mereka melainkan perasaan,kedua nya bahkan tidak sadar saling mencintai hingga sama sama merasa kehilangan.
Ria Maheswari,Dendy Prasetya akan kah lamaran Dendy berujung ke pelaminan atau hanya cinta yang beda perasaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ♍Virgo girL 🥀🌸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 24 Dipecat
Akhirnya Ria tak berusaha menghubungi siapapun,ia tahu jika ponsel nya mungkin di sambungkan ke ponsel Dendy,begitu pula dengan telepon rumah.
Siang yang sangat panas ia habiskan di kamar saja,mandi dan membersihkan tubuh.Ia merebahkan diri di ranjang,tak lupa untuk mengabari Ayah dan Ibu,begitu pula Nia kakak perempuan satu satunya.
Panggilan beberapa kali namun tak juga di jawab oleh Ibu nya, akhirnya dia menelpon Nia Padahal tujuan utama dan pertama adalah Ibu dahulu,mau Ibu Aela se cerewet dan sering menyebalkan bagi gadis itu,ia tetap mencari Ibu di situasi apapun.
"Mba,aku sudah sampai..Tahu gak sih mba kehidupan ku berubah semenjak Dendy melamar secara resmi pada Ayah dan Ibu,itu juga karena mu kan?"
Ucap Ria panjang lebar,padahal Nia belum juga menjawab.Wanita yang lebih tua beberapa tahun itu pun berdehem.
"Kita sudah tahu,mba sengaja Ri lakuin itu.Ke enakan lu nanti kemana mana gak ada yang jagain,bahkan mba miris lihat pergaulan lu disono.Gimana gimana enak gak punya pengawal,mba gak nyangka Dendy semampu itu?!"
Nia cekikikan di sela sela jam istirahat ngantor nya,ia mendapatkan bagian jam ke dua istirahat dan di kantin itu hanya beberapa karyawan saja.
Ria pun menelungkup berganti posisi.
"Kapan kapan mba kesini,di lamar Dendy ada enak nya ada gak nya.."
"Maksud Lo Ri?" tanya Nia dari sebrang sana.
"Maaf nih ya mba bukan nya aku kesenengan,tapi aku tiap hari bisa lihat pemandangan yang cantik dari kamar.Dendy beli satu unit rumah ya tergolong mewah sih bagi ku,tapi ya udah lah yaaa bukan gue yang minta!"
"Sopan lu bicara,gak gue gue ya sama mba sendiri!" tepis Nia,Ria masih cekikikan.
"Eh ya mba,menurut ku,aku masih kaya berasa gak percaya kalau di lamar Dendy sementara aku kan cewek nya Noah!"
"Buang jauh-jauh Noah ke laut,kita lebih seneng lu sama Dendy Ri.Coba buka hati lu sedikit aja biar Dendy masuk dan memperbesar nya..." seketika Nia tertawa terbahak mendengar ucapan nya sendiri.
"Dih gila..." gumam Ria lirih namun masih terdengar.
"Dengerin mba,jangan di jawab jangan di bantah.Terserah lu mau nurut apa gak,lu udah gede ya..." pinta Nia,dan Ria hanya berdehem.
Nia mulai bicara,wanita itu memberikan berbagai nasehat tentang hidup,tentang bagaimana di perlakukan secara manusiawi,tentang bagaimana cara nya memberi dan menerima, bertanggung jawab,tentang ikhlas,dan tentang caranya menghormati.
"Lu udah gede,umur lu udah cukup untuk menikah.Dengan lu jauh dari orang tua dan punya penghasilan besar,wajar ayah dan ibu khawatir Ri..Pikirin lagi ucapan mba!"
Sejenak di antara mereka pun hening,Ria tidak membantah satu pun ucapan Nia.
"Mba,Ibu telfon.." ucap Ria.
Tidak di pungkiri,ponsel nya berdenting menandakan telpon lain sedang menunggu untuk di jawab.
"Ya sudah,mba matikan..Ngomong baik baik dengan Ibu dan Ayah,tidak usah membantah.Mereka hanya ingin di dengar!"
Ria pun menjawab mengangguk seolah sedang mengobrol berhadapan.Sambungan di akhiri oleh Nia.Dan Nia menjawab panggilan Ibu Aela.
Seperti hal nya dengan Nia,ia juga mengabarkan hal yang serupa pada Ayah dan Ibu nya.Kedua orang tua itu bahkan sangat senang saat Ria memberi tahu jika ia berada di rumah yang Dendy beli.
"Ibu boleh kapan kapan main juga kan Ri?"
"Tentu boleh Bu,ini rumah Dendy.Ia pasti mengijinkan nya" Jawab Ria.
Seperti yang di ucapkan oleh Nia,Ria mematuhi hal itu.Bertutur kata yang baik dan jangan mengecewakan ayah ibu sekalipun marah.
.
.
.
Waktu bergulir cepat,awal bekerja setelah lama cuti membuat diri nya di hadapkan dengan tugas yang menumpuk.Bukan kantoran,hanya saja Ria sedikit kewalahan karena banyak yang menanyakan nya saat beberapa turis datang.Mereka cukup kenal dengan Ria.Cantik,sopan dengan pembawaan yang ramah.
"Ri dipanggil Pak Wayan di ruangan nya". ucapan Nata salah satu rekan kerja nya.Ria hanya mengangguk,ia pun beranjak dari sana ke ruangan Pak Wayan yang mereka tahu adalah atasan sekaligus tangan kanan pemilik hotel.
Tok!
Tok!
Tok!
"Ya masuk..." ucap Pria dengan perawakan tinggi besar.
"Permisi Pak,apa saya dipanggil?" ucap Ria.
Wayan pun mengangguk dan mempersilahkan Ria untuk duduk.Tidak langsung mengobrol,Ria bahkan menunggu pria itu menyelesaikan tumpukan map map yang berserakan di meja dahulu.
Beberapa kali Wayan melihat Ria dari ujung mata atau hanya sekedar melirik.
Pletak!!!
Mengeluarkan pulpen dari saku dan mengetuk ke meja,seketika Ria terkejut.
"Hehe.. Maaf membuat mu menunggu!" ucap Wayan dengan kekehan yang dipaksa.
Ria pun mengangguk "Tidak apa-apa.."
"Ria Maheswari..seperti yang Nata sampaikan pada mu,bahwa kau di perintah untuk menghadap ku?". Ria pun mengangguk.
"Tolong Saya Carikan orang seperti mu satu saja,karena saya ingin memiliki satu karyawan yang bisa di andalkan seperti mu."
"Maksud Bapak Saya di pecat?!"
Wajah Ria sudah berubah dan menjadi pias,ia tidak menyangka pertama ia bekerja setelah cuti tapi mendapat ulti pemecatan dari atasan nya.
.
.
.
To be continue