PERFECT ACCIDENT

***

"Ide yang bagus. Jadi malam ini kalian berdua akan menginap disini, right? Kalau begitu mom akan siapkan kamar untuk kalian berdua."

Fck!! Grace benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang ia alami malam ini. Bisa-bisanya dia berada di posisi seperti ini. Selama ini dia tidak pernah membuat masalah, tapi kenapa masalah selalu saja datang ke kehidupannya?

Perkataan Ny. Collin tadi benar-benar membuatnya kesal bahkan terus kepikiran sampai detik ini. Dan dimana detik ini dia sudah berada di salah satu kamar luas yang hanya dilengkapi satu kasur king size saja. Sejak masuk tadi, Grace sebenarnya ingin marah dan mencak-mencak pada Atlas. Tapi sayangnya setelah pria itu mengantarnya ke kamar ini, dia langsun pergi entah kemana. Jadi Grace hanya bisa menahan marahnya saja sendirian di kamar seluas ini.

Sejak tadi Grace terus menggerutu bahkan terus meremas kesal jari jemarinya. Tidak ada yang bisa menjadi penyalur emosinya. Masa iya dia menghancurkan kamar ini, yang ada nanti pemilik rumah ini dan beberapa orang yang ada dirumah ini akan menatapnya heran dan aneh.

Grace memijat pelan keningnya. Rasanya kepalanya ikutan ingin meledak juga karena terbawa oleh emosinya.

"Hidup gue gini amat sih?! Apa gak bisa sedetik aja tenang? Kenapa setelah ketemu sama badjngn itu, hidup gue malah makin amburadul?!" gerutunya kesal.

Selama ini, Grace sangat baik-baik saja dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Palingan masalah yang mampir di hidupnya hanya sekedar tuntutan saja, tidak seperti sekarang. Selain dituntut, dia juga selalu merasa tidak bisa melawan. Imagenya yang ia jaga selama ini bisa hancur jika Atlas sampai mengunggah video itu. Mana lagi jika beliau-beliau mengetahuinya, sudah pasti Grace akan dicecar banyak pertanyaan. Selain itu, dia juga pasti akan segera dinikahkan dengan jodoh pilihan beliau-beliau itu.

"Argh!!"

"Kenapa mengerang?"

Grace terlonjak kaget saat merasakan tangan melingkar di perutnya, disusul dengan bisikan halus tepat di telinganya. Ketika ia hendak berbalik, sesuatu dibelakang sana sudah menahannya. Sehingga Grace tetap di posisi awalnya. Menghadap ke arah depan menatap langit malam. Kebetulan memang Grace sejak tadi berdiri di balkon kamar ini.

"Lepaskan aku!" sarkas Grace seraya menarik paksa kedua tangan Atlas yang sudah melingkar di perut rampingnya.

"Untuk apa? Bukankah malam ini kita akan-,"

"Mimpi! Kita tidak akan pernah melakukan hal itu. Aku tidak sudi melakukannya dengan mu!" potong Grace.

Atlas tidak tersinggung mendengar nada seperti itu dari gadis di depannya ini. Justru dia malah tersenyum miring dan kembali berbisik.

"Apa kau ingin mengecewakan ibu ku?"

"Stop it, Atlas!" ucap Grace seraya menggeser kepalanya agar telinganya menjauh dari bibir maut pria ini.

"Why? Bukankah kau menyukainya?"

Semakin di diamkan, Atlas akan semakin semena-mena saja. Pria itu bukan hanya berbisik, tapi juga mengecupi telinganya. Grace sangat yakin jika saat ini telinganya sudah memerah. Belum lagi wajahnya juga pasti memerah. Atlas sialan!!

"Jangan pernah melampaui batas perjanjian yang sudah kau tulis, Atlas. Lepaskan aku!!"

"Jika aku ingin?"

"Tentu saja tidak bisa, bodoh! Lepaskan aku!!"

Bukannya melepaskan, Atlas justru malah semakin menjadi-jadi. Pria itu memangku tubuh Grace dan membawanya masuk ke dalam kamar. Selain memangkunya dengan paksa, tubuh Grace juga dibanting ke atas kasur. Memang empuk, tapi tetap saja terkejut dan Grace tidak menerima hal itu.

"Badjngn!! Mau mu apa sebenarnya, hah?!" ucap Grace marah.

"You."

Setelah mengatakan hal tersebut, Atlas tentu saja langsung melancarkan aksi yang ia inginkan. Apa yang terjadi malam ini, hanya Grace dan Atlas saja yang tahu.

***

Pagi harinya bukannya langsung bangun dan bersiap, Atlas justru malah diam sembari memandangi wajah damai gadis ini. Semalam dia sangat tantrum sekali, untungnya dengan segala cara yang ia bisa, ia mampu membuat gadis ini diam. Memang memerlukan effort yang sangat besar agar dia diam.

Sebenarnya, Atlas juga tidak paham dan tidak mengerti kenapa dia mau tidur dengan orang lain. Biasanya dia paling anti tidur dengan orang lain apalagi ini seorang wanita. Bahkan malam tadi juga dia merasa tidurnya lebih nyenyak dari sebelumnya.

Jujur, gadis ini memang cantik. Tapi minusnya dia ini tantruman. Apa-apa selalu saja langsung marah dan tidak menerima. Tapi mungkin, Atlas belum begitu mengenal gadis ini. Makanya dia hanya bisa menyimpulkan hal demikian.

Sepuluh menit setelah Atlas pergi ke kamar mandi, giliran Grace yang terbangun. Gadis itu menggeraka tubuhnya seperti sedang melakukan peregangan. Baru setelahnya ia celingukan kesana kemari mencari sesuatu. Pria itu tidak ada? Syukurlah. Semalam dia benar-benar trauma sekaligus takut dengan tindakan pria itu.

Grace menurunkan kakinya ke atas karpet yang ada disamping tempat tidur lalu mengambil air yang ada di gelas disamping tempat tidur. Satu gelas full habis diminum olehnya. Setelah dirasa nyawanya sudah terkumpul, Grace pun melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.

Baru saja dia berdiri di depan kamar mandi, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan Atlas yang baru saja selesai mandi. Tubuh atasnya beserta dengan rambutnya basah, Grace bisa melihat dengan jelas tetesan air masih mengalir disana. Selain itu, bagian bawah pria ini hanya dililit oleh handuk.

Grace meneguk ludahnya kasar saat melihat pemandangan indah di depannya.

"Mau?" tawar Atlas dengan kerlingan di kedua matanya. Bermaksud untuk menggoda Grace.

Grace langsung memutar bola matanya dan menerobos masuk ke dalam kamar mandi. Tak lupa ia mendorong lebih dulu tubuh Atlas keluar kamar mandi setelah ia masuk.

Namun sayangnya, apa yang ia pikirkan selalu berjalan tidak sesuai dengan rencana. Ia kira ia bisa membuat pria ini keluar kamar mandi, nyatanya apa yang ia lakukan saat ini merupakan kesalahan yang fatal. Sebab bukannya keluar kamar mandi, Atlas justru malah ikut masuk ke kamar mandi dan menutupnya.

"MAUNYA APA SIH?! GILIRAN AKU!"

"Aku belum selesai mandi."

Dengan sekali tarikan, tubuh Grace terbawa maju sampai berdiri dibawah air shower. Belum sempat ia menyela, Atlas lebih dulu menyalakan air shower tersebut sehingga mau tak mau tubuh Grace basah lah.

"KAU GILA! AKU TIDAK PUNYA BAJU LAGI DISINI!!" pekik Grace.

Gadis itu kembali berontak, mencoba mendorong Atlas supaya pria itu menjauh dari depannya. Bahkan Grace juga mencoba menggeser kedua tangan pria itu agar tidak mencekal sisi kiri dan kanan tubuhnya. Tapi tenaga dia dan Atlas tidak sebanding. Tentu saja dia akan tetap kalah.

"Lepaskan aku, Atlas. Aku tidak suka dengan sikap mu yang seperti ini. Aku- hmpttt."

Terlambat, Atlas sudah lebih dulu membungkam bibir milik Grace.

tbc.